Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Pustaka Saga Gerakkan Roda Ekonomi dan Semangat Menulis Anak Muda dari Gang Gubeng Surabaya

Arif mengaku penerbitan yang didirikannya tak berorientas soal bisnis. Tapi kini dia justru mampu gerakkan roda perekonomian

Penulis: Januar AS | Editor: Ani Susanti
TribunJatim.com/ Januar Adi Sagita
Arif Syaifurrisal bersama dua orang temannya berdiskusi di rumahnya yang ada di sebuah gang di kawasan Gubeng. Di rumah sederhana itulah Arif mendirikan Penerbit Buku Saga 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pagar satu rumah kontrakan sederhana di Jalan Gubeng Airlangga, Surabaya itu masih terbuka, Jumat (5/10/2018).

Padahal, pantauan TribunJatim.com, saat itu malam sudah larut, dan sejumlah rumah yang ada di sebelahnya juga terlihat sudah tutup.

Rumah sederhana itu dihuni oleh Arif Syaifurrisal. 

Arif tak sendiri menghuni rumah itu.

Dia tinggal bersama istri dan seorang anaknya yang masih balita.

Sekilas, ruang tamu rumah tersebut tampak sesak karena dipenuhi puluhan hingga ratusan buku

Itu memang sebuah pemandangan yang wajar.

Sebab, Arif dulunya memang seorang pemilik sebuah toko buku di Surabaya.

9 Fakta Kemenangan Khabib atas Mcgregor, UFC Tak Langsung Serahkan Sabuk hingga Alasan Kericuhan

Di rumah itu pula Arif membuka usaha toko buku miliknya.

Toko tersebut dinamainya Toko Buku Perjuangan, dan dibuka pada tahun 2014. 

Menurut Arif, Toko Buku Perjuangan dirintisnya dari berdagang buku online.

Akibat tingginya permintaan saat itu, Arif pun ingin mengembangkan usahanya, sehingga tidak hanya melayani permintaan secara online. 

Selama beberapa tahun, usahanya sebenarnya terbilang cukup pesat perkembangannya.

Itu terlihat dari banyaknya penjualan buku yang dikirimkan ke daerah lain.

Sayang, usaha ini tutup pada tahun 2017 lalu. 

Sebab, kini Arif telah membuka usaha lainnya.

Yaitu membuat sebuah penerbitan buku bernama Saga.

HP Milik Dokter di Surabaya Dirampas Pria Bermotor, Awalnya Mobil Ditabrak dan Diminta Telepon Suami

Arif mengungkapkan, penerbitan buku miliknya sebenarnya sudah mulai dirilisnya sejak tahun 2015.

Saat itu, dia bersama beberapa orang mahasiswa di sekitar kampus Unair sering mengadakan diskusi.

Sejumlah buku pun mereka gunakan sebagai bahan diskusi.

"Tapi waktu itu kita merasa jadi konsumen terus. Akhirnya kita berinisiatif untuk membuat penerbitan sendiri," ucap Arif, Jumat (5/10/2018).

Menurut Arif, penerbitan buku yang diterbitkannya memang untuk mewadahi para penulis muda.

"Khususnya para penulis muda dan mahasiswa yang ada di Kota Surabaya," kata Arif.

Pencairan Gaji 13 PNS Tak Jelas, DPRD Kota Surabaya Bakal lakukan Interpelasi ke Wali Kota

Saat ini Saga sudah menerbitkan lebih dari 40 judul.

Semua buku tersebut ditulis oleh sekitar 30 penulis.

Dari penerbitan itu, selain mampu menghidupkan budaya menulis anak muda di Surabaya, Arif juga mampu menggerakkan roda perekonomian di lingkungan sekitarnya.

Sebab, usaha penerbitan Saga tentu saja tak hanya melibatkan para penulis, melainkan juga ada beberapa pihak lainnya.

Di antaranya editor, serta para tenaga kreatif yang mahir dalam pembuatan desain untuk lay out buku-buku yang akan diterbitkan.

Biasanya, Arif menggunakan tenaga dari para mahasiswa Unair, dan sejumlah kampus di Surabaya.

Sayang, mengenai jumlah nominal yang diberikannya sebagai imbalan bagi mereka yang membantunya, Arif enggan mengungkapkannya.

"Karena kami orientasinya memang tidak semata-mata untuk bisnis, jadi tidak besar nilainya, dan itu sistemnya freelance. Tapi yang pasti cukup untuk beli pulsa selama berbulan-bulan," tuturnya lalu tersenyum.

Modus Komplotan Curanmor yang Ditangkap Polda Jatim, Incar Kendaraan di Parkiran Rumah & Naik Mobil

Tak hanya itu, sektor lain yang juga diuntungkan oleh usaha yang dilakukan oleh Arif adalah percetakan.

Sebab, biasanya sekali menerbitkan sebuah judul, tentu ada ratusan eksemplar buku yang dicetak, sehingga roda perekonomian pengusaha percetakan juga berjalan.

Para pengusaha pengiriman logistik juga ikut menuai berkah dari Penerbit Saga.

Alasannya, buku yang diterbitkan oleh Saga juga banyak dipesan pembeli dari luar Surabaya.

 "Ada Bandung, Jakarta, Yogyakarta Sumatera, Sulawesi, dan beberapa daerah lainnya," kata Arif.

Arif berharap, ke depannya usahanya bisa semakin berkembang.

Sebab, dia memang bercita-cita meningkatkan budaya membaca, dan literasi di Kota Surabaya.

"Karena saya ingin bisa menumbuhkan kembali semangat kepahlawanan dan menulis anak-anak muda Surabaya, serta masyarakatnya melalui Saga," tandasnya.

Volume Air Masih Tinggi, Tanggul Lumpur Lapindo yang Ambles Belum Bisa Diperbaiki

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved