Warga Serbu Pasar Murah di Kota Batu: Kopi Pringgitan Jadi Inspirasi Pelaku Usaha Buat Izin Usaha
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu kembali mengadakan Pasar Murah di Balai Among Tani.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM, BATU - Pemerintah Kota (Pemkot) Batu kembali mengadakan Pasar Murah di Balai Among Tani.
Ada sekitar 60 stan yang menjual sembako murah dan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Dalam pasar murah yang diadakan hingga tanggal 26 Oktober2018 ini tidak hanya sembako saja yang dijual tetapi juga produk UMKM.
Tentunya harga sembako yang dijual ini lebih murah dari yang dijual dipasaran.
Semisal untuk harga telor per kilogramnya dijual Rp 16 ribu, padahal harga pasaran sekitar Rp 22 ribu.
Lalu gula dijual sekitar Rp 9000 sampai Rp 10 ribu.
Warga pun berbondong-bondong mendatangi stan yang menjual bahan sembako.
• Percikan Api Alat Las Sambar Tumpukan Spons, Gudang Mebel di Lumajang Terbakar, Kerugian Rp 150 Juta
Plt Kepala Diskoperindag Kota Batu, Arief As Siddiq mengatakan, melalui kegiatan ini pelaku usaha bisa saling berkolaborasi.
"Kegiatan ini kami mendorong agar mereka pelaku UMKM menjual produknya, terutama untuk jual bahan sembako. Seperti beras, gula, telor, dan lainnya. Agar produk UMKM di Batu ini terangkat," ujar Arief saat pembukaan Pasar Murah dan Produk UMKM di Balai Among Tani, Batu, Selasa (23/10/2018).
Harganya pun dari harga pasaran lebih murah antara 5 persen hingga 10 persen.
Kegiatan ini juga sebagai cara untuk mengevalusi pengembangan UMKM yang telah dibina pihaknya.
Terutama usaha mikro dan usaha kecil.
Selain itu, tujuannya juga untuk meningkatkan pelaku usaha agar naik kelas.
"Kami ingin setiap tahunnya ada pelaku usaha yang kami bimbing dan beri ketrampilan bisa naik kelas. Seperti pelaku usaha mikro yang modalnya di bawah Rp 50 juta yang naik kelas diatasnya menjadi usaha kecil dengan modal diatas Rp 50 juta dan dibawah Rp 500 juta," imbuhnya yang juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup.
• Dokter Gamal Albinsaid Luncurkan Aplikasi Kesehatan Berbasis Android Inmed di Kota Malang
Saat ini Diskoperindag Kota Batu telah berhasil menaikkan kelas 55 usaha mikro menjadi usaha kecil.
Di mana untuk total UMKM Kota Batu saat ini berjumlah sekitar 23 ribu UMKM dari semua kategori tahun 2018 dari berbagai bidang usaha.
Angka tersebut meningkat drastis dari 4000 UMKM di tahun 2010.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menambahkan, ia mengapresiasi adanya kegiatan ini.
Apalagi ditambah dengan kegiatan UMKM Award.
Dewanti berharap pelaku usaha di Kota Batu bisa bertahan dan terus mengembangkan usahanya.
"Kalau bisa UMKM di Batu ini jadi contoh didaerah lain. Apalagi di sini kota wisata, jadi pelaku usaha UMKM nya juga harus maju dan berkembang," kata Dewanti.
• Penyebab Nikita Mirzani Rujuk dengan Dipo Latief Menurut Pakar Mikro Ekspresi: Bukan Respon Spontan
Seorang pelaku usaha UMKM kategori makanan/minuman, Wahyu Eko Purwanto mendapatkan penghargaan dalam UMKM Award 2018.
Produk kopinya yang sudah ia kelola sejak tahun 2014 itu terpilih dalam kategori usaha mikro.
Wahyu mengatakan, produknya ini dipilih karena beberapa kriteria.
Seperti memiliki izin, lalu proses produksi, karena selama penilaian ada tim juri yang menilai dan memverifikasi di lapangan.
"Semisal seperti saya ini yang memiliki usaha mikro dilihat dan dinilai bagaimana prosedur dari awal. Karena saya bukan usaha yang mengeluarkan limbah jadi tidak perlu pakai izin HO," kata Wahyu.
Ia berharap juga bisa naik kelas dari usaha yang ia jalani, menjadi usaha kecil.
Wahyu yang juga memiliki ternak susu kambing etawa ini sudah mengantongi izin PIRT, SIUP.
Wahyu bersama lima pemenang UMKM yaitu Mikro terbaik Bidang Kerajinan Asep Adi Setiawan dengan usahanya Lampu hias.
Lalu usaha kecil terbaik bidang makanan dan minuman Rini Nurul dengan usaha Pia Apel.
Kemudian usaha kecil Bidang Kerajinan Umi Zulaikah dengan usaha kerajinan kayu, dan usaha kecil Kreatif dan Inovatif M. Irfan dengan usaha miniatur truk dan bus.