Kampus di Surabaya
14 Produk Inovasi Mahasiswa UM Surabaya Telah Tersertifikasi HAKI, Hak Cipta Program hingga Buku
Rektor UM Surabaya, Sukadiono menyerahkan sertifikat HAKI pada mahasiswa saat wisuda ke-43, Selasa (30/10/2018).
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Hasil inovasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya telah tersertifikasi Hak Kekayaan Inteletektual Indonesia (HAKI) dari Dirjen HKI Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Rektor UM Surabaya, Sukadiono menyerahkan sertifikat HAKI pada mahasiswa saat wisuda ke-43, Selasa (30/10/2018).
Suko, sapaan akrabnya, mengaku bersyukur atas keluarnya sertifikat kepada 14 produk inovasi dari mahasiswanya.
"Kami ingin menunjukkan kampus UM sesuai dengan jargon kami yakni 'Kampus Sejuta Inovasi'. Harus ada karya inovasi yang mendapatkan HAKI sekaligus diaplikasikan di masyarakat," paparnya.
• Emil Dardak Dukung Jokowi-Maruf di Pilpres 2019, Cukup Bicara Fakta, Masyarakat Nilai Sendiri
Beberapa produk inovasi yang mendapatkan sertifikat HAKI antara lain Formula Diapers Antiruam, hak cipta program untuk Portable ArtCres, hak cipta buku untuk inovasi Engklek Geometri.
Selain 14 produk inovasi yang mendapatkan sertifikat HAKI, juga diberikan penghargaan terhadap empat karya inovasi pro difabel dari mahasiswa, yakni inovasi Rancang Rumah Tuna Daksa untuk On/Off Lampu via Smartphone, Flashcard anak Retradasi Mental, Flashcard untuk Tunagrahita dan Metode Thin Pair Share.
"Ini sebagai salah satu bentuk kepedulian kami karena selama ini kurang peduli terhadap saudara Asian Paragames 2018. Kita melihat potensi yang dimiliki keterbatsan tapi punya potensi," ucapnya.
• Respon Risma Soal Tarif Tol Suramadu Gratis, Sebut Surabaya Laris Manis & Antisipasi Dampak Negatif
Karya-karya itu, lanjut Suko, diharapkan bisa merangsang kaum difabel bahwa mereka punya kelebihan dan potensi, sekaligus penghargaan untuk pembuat karya ilmiah.
Suko menuturkan, sebagai bentuk dorongan kampus, ada Biro Administrasi Kemahasiswaan yang setiap tahun mengadakan Pekan Inovasi Mahasiswa dari ratusan atau puluhan karya diberikan anugerah dan insentif serta diuruskan HAKI-nya.
"Hal itu agar mereka termotivasi yang benar-benar kredibel dan berkualitas sehingga tidak bisa diklaim orang lain. Setelah mendapat HAKI akan dikompilasi mana yang bisa diproduksi dan mana yang bisa dipasarkan," ucapnya.
• UPDATE Kecelakaan Lion Air JT-610: Area Pencarian Pesawat Diperluas, 4 Kapal Canggih Dikerahkan
Bryan Marojahan Hutahuruk, seorang wisudawan yang membuat Prototype Smart house untuk tuna daksa (difabel) juga mendapat sertifikat HAKI ini.
Ia mengungkapkan rasa syukurnya prototype ini berhasil.
Ia berharap karyanya bisa terus dikembangkan dan diproduksi.
"Manfaatnya sangat besar bagi difabel, karena kalau difabel tinggal sendiri dirumah, ditinggal sebentar kesulitan untuk menjangkau tombol-tombol penerangan. Dengan menggunakan handphone android dia bisa nyalain lampu, bisa dengan sensor suara, teks ataupun tombol," pungkasnya.