Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kancakona Kopi, Kedai Kopi ala Santri di Jember, Bisa Ikut Tanam Saham Tapi Dilarang Live Music

Kancakona Kopi, Kedai Kopi ala Santri di Jember ini orang bisa ikut tanam saham tapi dilarang Live Music.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM/SRI WAHYUNIK
Cemilan Bakdabak, pisang cokelat dan kopi serta buku di Kancakona Kopi Jember. 

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Tulisan bahasa Arab yang berarti 'cinta kopi sebagian dari iman' terpampang di atas pintu masuk Kancakona Kopi Jember. Pengunjung kedai kopi itu akan membacanya ketika melihat arah pintu masuk setelah duduk di deretan kursi di dalam kedai itu.

Tulisan bercat putih itu mencolok karena ditempatkan di dinding tembok berwarna hitam.

Sementara di salah satu sudut, juga terdapat tulisan berbahasa Arab dengan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Tulisan itu menghiasi sudut literasi mini di kedai itu.

Ornamen warna putih dan hitam mendominasi kedai kopi yang baru buka dua bulan itu. Material kayu mendominasi dalam ruangan.

Tulisan syair dan petuah berbahasa Arab itu menjadi pembeda dengan kedai kopi lain di Jember. Kancakona Kopi menghadirkan itu karena ingin menunjukkan identitas siapa yang berada di balik kedai kopi tersebut.

Santri, ya merekalah yang berada di balik kedai yang diluncurkan 9 September 2018 itu. Lebih dari 100 orang santri alumni Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep adalah penanam saham kedai itu.

"Memang ini dari santri untuk semua, dan untuk berbagi. Ini juga bentuk dari pemberdayaan santri. Santri di sini adalah alumni Pondok Annuqayah yang ada di Kabupaten Jember. Mereka yang menanam saham berdirinya Kancakona Kopi," ujar Pengelola Kancakona Kopi Jember Badrun Fawaidi kepada Surya (TribunJatim Network), Rabu (31/10/2018).

Setiap santri alumni bisa ikut menanam saham, minimal Rp 50.000 hingga maksimal Rp 5 juta per orang.

"Keuntungan dari usaha ini sekian persen diberikan kepada kaum duafa,' imbuh Badrun.

Dan yang memperkuat citra diri kedai itu dikelola oleh santri adalah kegiatan rutin di kedai kopi itu, yakni pelajaran qiroah Al-quran sepekan sekali. Peserta didik 'qiroatil quran' itu adalah anak-anak.

Selain itu, rutinitas 'ngaji' juga berlangsung. "Ngaji ini bukan hanya dalam artian mengaji kitab atau membaca Al-Quran, tetapi ngaji atau mengkaji perihal apapun. Seperti diskusi tentang hoax yang dilakukan Polres Jember dan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Jember," lanjut Badrun.

Beberapa waktu lalu, komunitas pemuda juga membikin acara diskusi di tempat itu. Larangan di kedai kopi itu, berdasarkan kesepakatan bersama adalah penampilan musik secara langsung (live music).

Teman Lawas Ngopi

Kancakona berarti teman lama. Kancakona diambil dari Bahasa Madura. Kanca berarti teman, dan kona berarti kuna atau lawas. Kancakona Kopi secara bebas bisa diartikan teman lawas ngopi, atau ngopi bareng kawan lama.

Pastinya nama itu menggambarkan persahabatan atau silaturahmi yang terus terjalin dengan kopi atau sambil ngopi.

Kancakona Kopi menyajikan aneka kopi nusantara. Sebut saja kopi Gayo, Mandailing, Bajawa, Jawa Barat, dan tentunya kopi lokal Jawa Timur dan Jember.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved