Rumah Politik Jatim
5 Fakta Kunjungan Jokowi ke Lamongan dan Sidoarjo, 3 Pemuda Sempat Diamankan Paspampres
Tiga pemuda bentangkan poster yang awalnya disembunyikannya di balik jas saat Jokowi akan salami peserta muktamar
Penulis: Januar AS | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Presiden Joko Widodo mengunjungi Lamongan dan Sidoarjo, Senin (19/11/2018).
Khusus, kedatangan Jokowi ke Lamongan sebenarnya dalam rangka acara peletakan batu pertama pembangunan tower 15 lantau Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Lamongan, dan Masjid Ki Bagus Hadikusumo.
Saat mengunjungi Lamongan dan Sidoarjo, Jokowi didampingi sejumlah tokoh daerah.
Berikut terdapat sejumlah fakta yang berhasil dirangkum oleh TribunJatim.com terkait kunjungan Jokowi ke Lamongan dan Sidoarjo
• Amien Rais Bakal Jewer Haedar Nashir yang Bebaskan Pilihan Warga Muhammadiyah di Pilpres 2019
• 8 Fakta Polisi Lamongan Diserang, Pelaku Pernah Bunuh Guru Ngaji hingga Kasus Ditangani Densus 88
1. Mampir ke pasar
dengan kebiasaannya saat kunjungan selalu menyempatkan blusukan diluar protokoler.
Seperti usai meresmikan Masjid Ki Bagus Hadi Kusumo, peletakan batu pertama pembangunan tower 15 lantai Unmuh Lamongan dan penyerahan SK, termasuk SK 6 Universitas Muhammadiyah se Indonesia di Lamongan, Senin (19/11/2018).
Dalam tertib acara, usai di Unmuh Lamongan mestinya langsung menuju Unmuh Sidoarjo, ternyata Jokowi mendadak mengajak mampir belanja ke Sidoharjo Kecamatan Sukorejo.
"Oh ya.., ini biasa ke pasar. Ini saya ngecek harga - harga," kata Joko Widodo pada awak media.
Menurutnya, ia pernah yg turun di Pasar Bogor, harga cabe masih di atas Rp 30 ribu.
Sementara saat ia belanja di Pasar Sidoharjo Lamongan sudah turun.
"Ini saya tadi beli sudah turun Rp 17 ribu per kilogram," katanya.
Melihat kenyataan itu, harapannya, sebetulnya jangan tinggi-tinggi dan terlalu rendah.
Kalau rendah itu kasihan petaninya.
Sedang kalau terlalu tinggi masyarakat juga kasihan . Inilah keseimbanganya yang harus terus dijaga supaya suplay dan demand itu pada posisi yang baik dan stabil. Sehingga harganya tidak terlalu melonjak naik dan tidak terlalu turun.
"Tadi yang turun adalah harga cabe, beras naik dikit, dikit banget. Dikatakan, tadi Pak Gubernur juga telah menyampaikan bahwa inflasi di Jatim 1,78 , ini sangat stabil," ucap Jokowi.
Stabilitas harga di Jatim masih bisa di jaga.
Secara nasional juga di bawah 3,5, itu artinya harga harga kebutuhan pokok terkendali. "Jangan diambil harga satu barang pas naik , karena naik turun harga itu biasa," katanya.
Pihaknya optimis, bahwa secara nasional untuk inflansi, kebutuhan pangan masih di bawah 3,5 sampai akhir tahun nanti.
Presiden Joko Widodo melakukan inspeksi ke Pasar Induk Sidoharjo di Lamongan disambut pedagang dan pembeli di lokasi.
Suasana pasar saat itu cenderung ramai.
Jokowi mengecek harga bahan pokok langsung ke pedagang mulai dari kacang, beras, hingga cabai.
Bahkan Jokowi juga membeli sawo, kacang tanah, cabai, wortel.
Joko Widodo juga memborong telur asin, cecek (kulit sapi, red).
Gaya Jokowi juga dilakukan Ibu Negara Iriana.
Ia membeli pepaya, kacang, dan telur asin. Khusus telur asin, dan membayar Rp 100 ribu ke pedagang.
Seorang pedagang buah, Rahayu mengaku senang karena dagangannya dibeli oleh orang nomor satu di Indonesia." Nggih seneng, seneng banget," kata Rahayu.
Sidak dan belanja ini tidak lama dilakukan setelah Gubernur Jatim Soekarwo melaporkan harga bahan pokok di Jawa Timur.
2. Tanggapi kasus Baiq Nuril
Kasus yang menyeret Baiq Nuril Maknun, guru honorer SMAN 7 Mataram, ternyata dipantau Joko Widodo, Presiden RI.
Di sela-sela sidak ke Pasar Sidoharjo Lamongan Jawa Timur, Jokowi terbuka menanggapi pertanyaan wartawan terkait kasus Nuril.
Jokowi angkat bicara soal kasus hukum Baiq Nuril Maknun yang dihukum 6 bulan penjara oleh Mahkamah Agung (MA), setelah kasasinya kalah di tingkat MA.
Dalam kasus inu Jokowi memastikan tidak bisa mengintervensi.
"Kasus Baiq Nuril supaya semua tahu. Pertama, tentu kita harus menghormati proses hukum, menghormati kasasi di MA," katanya.
Sebagai kepala pemerintahan, ia tidak mungkin, dan tidak bisa intervensi putusan tersebut. "Ini harus tahu," ujar Jokowi di Pasar Induk Sidoharjo, Lamongan, Jawa Timur, Senin (19/11/2018).
Meski tidak bisa intervensi, Jokowi masih memberi solusi mendorong Baiq Nuril untuk mengajukan peninjauan kembali ke MA.
Ia bahkan mendukung langkah hukum Nuril untuk mencari keadilan.
Diantaranya, dalam mencari keadilan Nuril masih bisa mengajukan upaya hukum yaitu peninjauan kembali (PK).
"Kita berharap nantinya melalui PK, Mahkamah Agung dapat memberikan keputusan yang seadil-adilnya," ungkapnya.
Setelah semua upaya hukum dilakukan Nuril, ia baru bisa turun tangan jika PK ditolak. Dan meminta Nuril mengajukan grasi kepadanya.
"Kalau PK-nya masih belum mendapatkan keadilan, bisa mengajukan grasi ke Presiden," katanya.
Jokowi berharap tahapannya seperti itu dilakukan dulu.
"Kalau sudah mengajukan grasi, nah nanti itu bagian saya," tandasnya.
Ramai muncul ke permukaan, ketika kasus ini ditingkat peradilan di PN Mataram, Nuril masih mendapat keringanan dari hakim dan menjadi tahanan kota. Nuril dinyatakan tidak melanggar UU ITE.
Namun ketika majelis kasasi, MA sebaliknya memvonis Nuril hukuman 6 bulan penjara. Dan wajib membayar denda Rp 500 juta.
Putusan MA ini memicu empati dan simpati masyarakat umum.
Rafi anak Nuril yang paling kecil serta Nuril juga sebelumnya menulis surat untuk Jokowi berisi permohonan kepada Presiden Jokowi agar dirinya dibebaskan. Permohonan itu ditulis Nuril lewat secarik surat.
Banyak yang membelanya, termasuk istri Gubernur NTB.
Bahkan ia siap menjadi jaminan Nuril.
Juga para pengacara dan dukungan sumbangan untuk Nuril.
3. Ungkap jasa besar Muhammadiyah
Presiden RI ke 7, Joko Widodo mengapresiasi positif pada Milad Muhammadiyah ke 106.
"Selama 106 tahun berdirinya, Muhammadiyah telah membantu pemerintah guna mengembangkan bidang kesehatan dan pendidikan," katanya saat meresmikan Unmuh Lamongan, peletakan batu pertama tower dan penyerahan SK 6 perguruan tinggi milik Muhammadiyah, Senin (19/11/2018).
Jokowi mengungkapkan peran besar Muhammadiyah untuk bangsa Indonesia.
Muhammadiyah tidak hanya punya kuantitas, tapi juga kualitas hebat untuk membangun negeri," ungkapnya.
Muhammadiyah juga banyak mewakafkan para tokoh-tokohnya untuk kemajuan negara seperti, KH. Ahmad Dahlan, Nyai Siti Walidah, Buya Hamka, dan Ki Bagus Hadikusumo.
Di bidang kesehatan, ada 72 rumah sakit unggulan yang dibangun Muhammadiyah merata di seluruh tanah air.
Ada 5000 sekolah, 67 pondok pesantren, dan 170 perguruan tinggi yang juga didirikan oleh keluarga besar Muhammdiyah.
Jokowi berharap Muhammadiyah merespons dampak revolusi industri 4.0.
"Saya minta perguruan tinggi dan universitas-universitas Muhammadiyah, secepatnya merespons ini," harapnya.
Jika perlu ada fakultas ekonomi, ganti jadi fakultas digital ekonomi." Mengapa tidak ?," katanya.
Sebab, profesi-profesi konvensional, seperti teller dan tukang pos, sudah tidak relevan. Ia jugamendorong perguruan tinggi meresponsnya dengan menciptakan fakultas dan jurusan baru yang menyesuaikan perubahan zaman.
"Saya titip fakultas-fakultas di universitas atau perguruan tinggi merespons," katanya.
Dengan merumuskan agenda riset yang baru, pentingnya membentuk jurusan, fakultas yang baru.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir memastikan, memasuki usia ke-106, Muhammadiyah akan terus bergerak membangun amal sosial, baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lainnya.
Satu di antaranya memperluas pembangunan pendidikan di wilayah pelosok nusantara, seperti di Ambon dan Lampung.
Muhammadiyah ingin terus memberi sumbangsih untuk kehidupan bangsa, sebab di era persaingan global saat ini, pertaruhan terbesar kita adalah SDM.
"Kunci SDM berkualitas adalah pendidikan, dan perguruan tinggi menempati tempat yg strategis," katanya.
Muhammadiyah akan terus mengembangkan kualitas dan kuantitas pendidikan bagi kemajuan bangsa di masa depan.
4. Tiga Pemuda bentangkan poster
Tiga peserta Muktamar XXl Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang sempat diamankan Paspampres, karena hendak membentangkan poster di sela acara yang dihadiri presiden Joko Widodo dianggap tidak bermasalah.
Menurut Aderul Kodim (41), seorang petugas keamanan acara yang sempat ikut mengamankan para peserta itu, mereka hanya diinterogasi dan kemudian dibolehkan melanjutkan ikut acara mukmamar.
"Mereka tidak ada masalah. Setelah diinterogasi, ternyata tindakan mereka itu maksudnya baik cuma momennya saja yang tidak pas," kata Kodim.
"Nah, kami sebagai petugas kemanan kan menjalankan instruksi. Melihat ada yang dicurigai, langsung kami amankan," sambung dia.
Diceritakan, dari pemeriksaan yang dilakukan diketahui bahwa poster bertuliskan "Mekarkan Luwuk Tengah" itu ditulis mereka pada malam sebelum acara pembukaan muktamar.
Dari pengakuan mereka, proses pembuatan poster dilakukan di sebuah warung kopi di sekitar Kampus Umsida (Universitas Muhammad Sidoarjo), lokasi pelaksanaan Muktamar yang dibuka oleh Presiden Jokowi.
Kemudian poster disembunyikan di dalam jas untuk masuk ke dalam lokasi acara.
Nah, ketika acara kemudian mereka melancarkan aksinya.
Insiden itu terjadi dalam acara pembukaan muktamar yang dihadiri presiden.
Ketika presiden usai sambutan, hendak menyalami para peserta, tiga remaja ini berdiri dan berusaha mengeluarkan poster dari dalam jasnya.
Baru hendak berlari menuju presiden untuk menunjukkan posternya, mereka langsung diamankan petugas keamanan.
Mereka adalah Amar Jaya Nasir, Muh Syainal Nur, dan Al Gazali, ketiganya peserta asal Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Setelah diamankan dan dibawa keluar lokasi acara, mereka dimasukkan ke dalam sebuah ruangan.
Di tempat inilah mereka diinterogasi oleh Paspampres.
Sementara di luar ruang, beberapa rekannya terus menunggui. "Iya, dua yang diamankan tadi teman saya. Mereka adalah Amar dan Ruslan, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palopo. Mereka membawa poster tentang pemekaran wilayah Luwu Tengah," kata Amar Amar Muarif, Sekretaris Bidang Advokasi Pimpinan Wilayah IPM Sulawesi Selatan.
5. Komentar pengamat
Kunjungan Presiden RI, Jokowi ke kedua tempat di Jatim yaitu di Universitas Muhammadiyah Lamongan dan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dinilai pengamat politik Universitas Brawijaya, Wawan Sobari merupakan langkah awal untuk meraih simpati warga Muhammadiyah.
Wawan menilai kunjungan tersebut, sangat dibutuhkan, apalagi jumlah warga Muhammadiyah di dua pertemuan tersebut cukup besar.
"Kalau Jokowi ke NU itu biasa, karena sudah jelas Cawapresnya mantan Rais Aam PBNU. Kalau ke Muhammadiyah ini perlu karena selama ini tidak terlalu dirangkul," kata Wawan
Wawan melanjutkan, membangun image di kalangan Muhammadiyah sangat penting karena menunjukkan Jokowi tidak hanya dekat dengan NU tapi juga Muhammadiyah.
Terkait peluang Jokowi untuk menarik dukungan di tengah warga Muhammadiyah sendiri, menurut Wawan masih sangat besar.
Walaupun memang partai yang kerap diafiliasikan dengan Muhammadiyah yaitu PAN mendukung pesaing Jokowi yaitu Prabowo-Sandi.
"Kalau PAN garis partainya memang ke Muhammadiyah, tapi warga Muhammadiyah tidak selalu ke PAN, ada juga yang ke partai lain," lanjutnya.
Apalagi Jokowi menurut Wawan juga membuat cerminan politik yang sangat cair dalam pemerintahannya dengan menempatkan orang Muhammadiyah di dalam kabinetnya.
"Dalam kabinet Pak Jokowi juga ada Prof Muhadjir Effendy, dan bagaimanapun itu sangat berperan pada penerimaan Pak Jokowi di kalangan Muhammadiyah," lanjutnya.