Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Labuhan Gunung Kombang di Pantai Ngliyep Malang, Mengintip Uniknya Prosesi Larung Sesaji

Di Pantai Ngilyep, terdapat sebuah tradisi yang sarat akan filosofi adat jawa yang masih begitu kental. Namanya Labuhan Gunung Kombang Pantai Ngliyep,

SURYA/ERWIN WICAKSONO
Labuhan Gunung Kombang Pantai Ngliyep, Donomulyo, Malang 

TRIBUNJATIM.COM, KEPANJEN - Pesona keunikan budaya di Kabupaten Malang seakan tak habis untuk terus dinikmati.

Di Pantai Ngilyep, terdapat sebuah tradisi yang sarat akan filosofi adat jawa yang masih begitu kental. Namanya Labuhan Gunung Kombang Pantai Ngliyep, Donomulyo.

Tradisi yang sudah dilakukan sejak 109 tahun lalu itu adalah larung sesaji yang dilakukan di sebuah gunung kapur di desa setempat.

Menariknya, belasan kepala kambing dan lembu dilemparkan ke laut yang ada di bawah gunung.

(Jawaban Edy Rahmayadi Tanggapi Prestasi Timnas Indonesia Disebut Media Internasional Ridiculous)

(80 Staff Markom Hotel di Jawa Timur Sharing Soal Konten Marketing)

Dengan suasana laut berombak kencang, para peserta melarungkan sesaji satu persatu.

Kepala Desa Kedungsalam Misdi menyebutkan, tradisi sudah ada sejak zaman nenek moyang atau pendiri desa.

"Memang sejak zaman nenek moyang dulu, dapat wangsit menggelar upacara labuhan pasca Maulid Nabi, tapi sebenarnya bukan untuk memperingati Maulid Nabi," papar Misdi pada Jumat (23/11/2018).

Makna dari tradisi labuhan ini adalah representasi rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.

Tak hanya itu saja, tradisi ini dimaknai sebagai bentuk tolak balak dan simbol pengharapan agar mereka selalu dilindungi dalam satu tahun.

Misdi menegaskan tradisi ini bukan kegiatan syirik terhadap sang pencipta.

"Dalam berdoa kami tetap memohon kepada Tuhan agar semua diberi keselamatan, perlindungan, bebas dari wabah penyakit dan bahaya," ungkapnya.

(Enam Bandit Cilik di Surabaya Dilaporkan Rampas Uang dan Handphone)

(CIMB Niaga Syariah Jatim Tawarkan Hadiah Wakaf Bagi Nasabah yang Tekun Menabung)

Prosesinya unik, setelah berkumpul di halaman pantai, para peserta larung berjalan menuju sebuah bukit yang disebut Gunung Kombang oleh masyarakat sekitar

Yang dilarung adalah bagian kepala, kulit dan darah sapi atau kambing dan beberapa ekor ayam.

Kemudian, setelah upacara doa dilakukan, kumpulan sesaji ditempatkan dalam jolen alias tandu sesaji berhiaskan janur kuning.

Janur kuning atau daun kelapa kerap digunakan masyarakat Jawa dalam kegiatan adat atau sakral.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved