Inisiatif Tentara di Pakisaji Malang kepada Para Difabel Melalui Yayasan Kartika Mutiara
Keterbatasan tak menghalangi para anak penyandang disabilitas untuk memancarkan mimik wajah cerianya sore itu.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Keterbatasan tak menghalangi para anak penyandang disabilitas untuk memancarkan mimik wajah cerianya sore itu.
Ekspresi mereka pun beragam, ada yang berbaring bersenda gurau dengan temannya hingga merengek di pangkuan orang tuanya.
Tampak seorang gadis cilik menyapa wartawan SURYA (TribunJatim.com Network) dengan polosnya, ketika hendak dipijat oleh salah satu terapis kala itu.
Usia mereka beragam, ada yang masih 5 tahun hingga ada yang berusia 22 tahun.
• Soal Isu Pengaturan Skor Arema FC Vs Sriwijaya FC Rp 400 Juta, Begini Komentar Manajemen Arema FC
• Pantau Rumah Warga di Kelurahan Sisir, Dinkes Sebut Kasus Demam Berdarah di Kota Batu Menurun
Ternyata, mereka merupakan peserta dari pemulihan fisioterapi gratis yang digelar oleh Bhakti Luhur bersama Yayasan Kartika Mutiara.
Kegiatan tersebut diikuti setidaknya sepuluh anak berkebutuhan khusus.
Mereka datang bersama orang tua mereka di Gedung Balai Desa Permanu, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Senin (3/12/2018).
Para anak yang datang, berasal dari latar belakang beragam.
• Real Madrid Dominasi Setiap Lini, Berikut Daftar Lengkap Peringkat Ballon dOr 2018
• Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Negeri Malang Berjaya di KMHE 2018
Ada yang merupakan penyandang lumpuh, autis, terlambat berpikir hingga cerebral palsy (lumpuh otak).
Salah satu anggota TNI yang merupakan Babinsa Desa Pakisaji, Serda Tri Joko turut mendampingi para anak, beserta orang tua dan para suster Bhakti Luhur.
Tri Joko menjelaskan, kegiatan terapi gratis ini merupakan salah satu kegiatan yang didampingi Kodim 0818 Kabupaten Malang/Batu melalu Koramil Pakisaji.
Aksi mulia ini akhirnya direpresentasikan dalam bentuk Yayasan Kartika Mutiara.
• Wali Kota Sutiaji Dorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Kota Malang
• Member BTOB Tak Gantikan Bagian Eunkwang Saat Tampilkan Missing You di Melon Music Awards 2018
Yayasan tersebut terbentuk pada 27 Januari 2018.
Perlu diketahui, Koramil Pakisaji punya perhatian kepada penyandang disabilitas.
Serda Tri Joko menuturkan, aksi solidaritas ini berawal ketika Babinsa Pakisaji mengunjungi desa-desa.
Kemudian, ditemukan banyak warga Pakisaji yang menyadang difabel dan perlu diberi perhatikan.
"Awalnya dari blusukan ke desa-desa, akhirnya kami temukan bahwa mereka butuh perhatian," ungkap Serda Tri Joko di sela-sela perjalanan menuju Desa Permanu.
• Sejak Diberlakukan, Cukai Liquid Vape di Malang Raya Sumbang Kas Negara Capai 2 Miliar
• Begini Tingkah Kocak Member BTOB saat Changsub Berpidato Kemenangan di Melon Music Awards 2018
Serda Tri Joko mengungkapkan, setidaknya terdapat 179 penyandang difabel yang ada di Pakisaji.
Ia berkata bahwa kondisi mereka cukup memprihatinkan.
Orang tua para difabel itu juga seringkali curhat kepada anggota Babinsa, termasuk Serda Tri Joko.
"Ada yang berasal dari keluarga miskin, kekurangan gizi bahkan tidak bisa sekolah. Banyak keluhan yang didengar oleh para Babinsa di Pakisaji," ujarnya.
Atas temuan tersebut, selanjutnya Serda Tri Joko melaporkan kepada Danramil.
• Plt Bupati Malang Ajak TNI Tanam 2000 Bibit Pohon Ditanam di Sumbersekar
"Setelah temukan itu, saya akhirnya laporkan ini ke Danramil. Selanjutnya Danramil sampaikan ke Pak Dandim Letkol Inf Ferry Muzawwad. Alhamdulillah kok disambut baik," paparnya.
Setelah mendapat respons baik, Kodim 0818 melalui Koramil Pakisaji sering memberikan bantuan berupa sembako.
Bahkan juga memberikan bantuan berupa kursi roda.
Ada puluhan kursi roda yang diberikan kepada difabel kurang mampu.
• Jelang Natal, Gerai di Grand City Surabaya Siapkan Paket Spesial, Ada VI VE RE dan The Body Shop
Tak hanya itu, karena para difabel kurang medapatkan pendidikan formal dan fasilitas kesehatan, pihaknya juga membantu memberikan advokasi pendidikan dan kesehatan.
"Kebanyakan, para difabel ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan pendidikan. Baik secara formal ataupun informal. Kalaupun ada ya mahal biayanya," bebernya.
Berbagai latar belakang tersebut yang menjadi penggerak dibentuknya Yayasan Kartika Mutiara.
"Kami sepakat membentuk yayasan agar kegiatan untuk difabel lebih terwadahi," kata dia.
• Kalahkan PS Tira Jadi Salah Satu Pembuktian Arema FC Tak Lakukan Pengaturan Skor
• Ballon dOr 2018, Luka Modric Patahkan Dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo
Sementara, Danramil Pakisaji, Kapten Czi Widagdo menjelaskan, kegiatan yang dilakukan kepada para difabel tak dipungut biaya.
"Yayasan ini dibentuk sebagai bentuk kepedulian tentara kepada masyarakat. Jadi semuanya gratis," tutur Kapten Czi Widagdo.
Kapten Czi Widagdo mengatakan, peserta difabel beragam kecacatan, ada yang buta, tuli, cerebral palsy (lumpuh otak) hingga tunagrahita.
"Setiap sekali datang, ada sekitar 50 peserta yang ikut pelajaran. Kami kelompokkan sesuai dengan jenis difabel mereka. Pengajarnya sukarelawan, Babinsa mendampingi," bebernya.
• Cegah Kejahatan Masuk, Polres Malang Gelar Razia di Kecamatan Sumberpucung dan Lawang
Materi yang diberikan dalam Yayasan Kartika Mutiara beragam.
Di antaranya adalah baca, tulis dan hitung serta soft skill lainnya.
Kegiatan digelar rutin setiap Selasa, Kamis dan Sabtu, mulai pukul 14.00 hingga 17.00 WIB.
Tak hanya itu, yayasan juga mengajak para difabel untuk berekreasi bersama.
"Selain itu, yayasan ini juga mengajak para difabel untuk refreshing. Seperti minggu lalu, mereka diajak ke Waterpark Bonderland di Bonagung. Tapi tetap didampingi para orang tua," urai Widagdo. (Erwin Wicaksono)