Ini 3 Hal yang Disampaikan Effendi Gazali di ILC terkait Aksi Reuni Akbar 212
Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali beberkan tiga poin terkait elektabilitas capres/cawapres yang didapatkan oleh lembaga survey di ILC.
Menurut penjelasan dari Effendi, hanya Pew Research Center yang melakukan survey, namun dana yang mereka gunakan jelas adanya, yakni berasal dari Pew Charitable Trust.
• Argumennya di ILC Sering Dipotong, Rocky Gerung Beri Balasan yang Disambut Tepuk Tangan Penonton
2. Dampak Naik Turunnya Elektabilitas
Selanjutnya, Effendi juga mengungkapkan jika ada semacam kekhawatiran terkait elektabilitas sehingga terdapat media yang mencoba untuk menyembunyikan acara 212, dan tidak mempublikasikannya.
"Coba tanyakan, apakah ada acara sebesar ini barangkali yang terbesar di dunia, ada nggak yang mengajarkan jika media boleh blok dan menutup hak infomasi publik dan seakan akan itu tidak terjadi," terang Effendi disambut tepuk tangan penonton.
Ia lantas mengungkapkan jika seharusnya media tersebut tetap melakukan peliputan namun disesuaikan dengan kebijakan dari media yang bersangkutan tersebut.
"Anda bisa menyampaikan kebijakan editorial Anda atau mengundang analisis tertentu dan melakukan analisis" ungkap Effendi.
Effendi menegaskan jika media tersebut, harus tetap menyampaikan adanya acara besar reuni akbar 212 tersebut.

Dalam penuturan tersebut, Effendi menyampaikan jika aksi reuni 212 akan berakhir pada pengukuran elektabilitas dari kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Lalu ia menanyakan apa dampak dari naik atau turunnya elektabilitas tersebut pasca aksi 212 yang digelar.
"Nah, setiap pertanyaan elektabilitas pasti muncul di belakangnya kalau dia naik mengapa, kalau dia turun mengapa ? itu jauh lebih penting," jelas Effendi.
• Mahfud MD Sebut Pernyataannya di ILC Dipotong, Beri Peringatan: Itu Lama, Bukan Kampanye Sekarang
3. Tujuan Datangnya Massa
Effendi lantas menjelaskan jika Reuni 212 tahun ini menarik, tapi tidak dijelaskan secara jelas maksud tujuan massa datang sebenarnya untuk apa.
Effendi membandingkan dengan tujuan aksi yang pertama digelar pada 2016, yang mana para peserta melakukan aksi karena ada penistaan agama.
"Namun saya tidak melihat pintu masuk yang luar biasa, mengapa orang datang pada aksi kemarin, semua jawaban yang diberikan mengatakan jika islam itu indah islam itu damai" terangnya.

Effendi lantas mengungkapkan satu hal penting yakni ketidakadilan.