Pelaku Usaha di Jalan Jakarta Kota Malang Khawatir Omset Bakal Turun
Sejumlah pelaku usaha yang berada di kawasan Jalan Jakarta Kota malang khawatir omset mereka akan turun jika di Jalan Jakarta menjadi satu arah.
Penulis: Benni Indo | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Sejumlah pelaku usaha yang berada di kawasan Jalan Jakarta Kota malang khawatir omset mereka akan turun jika di Jalan Jakarta menjadi satu arah. Bahkan sejumlah pelaku usaha masih belum mengetahui adanya wacana satu arah di Jalan Jakarta Kota Malang.
Penelusuran TribunJatim.com di lokasi, ada banyak warung dan tempat nongkrong di kawasan Jalan Jakarta. Mulai dari Kantor Bea Cukai Malang hingga Warung Ijen yang berada di ujung Jalan Jakarta.
Kholik Sahlan, pengelola warung makan Iga Bakar adalah salah seorang yang khawatir kalau omsetnya akan turun jika Jl Jakarta menjadi satu arah. Menurutnya, saat ini kondisi warungnya cukup ramai.
Banyak pelanggannya berasal dari luar kota. Mereka rata-rata adalah warga luar kota yang berlibur ke Kota Malang. Di satu sisi, justru pelanggan yang berstatus mahasiswa jumlahnya sedikit.
• Polda Jatim Sebut Tarif Endorse Kosmetik Illegal 7 Artis hingga Rp 15 Juta per Minggu, VV Berapa?
Kholik menilai, jika satu arah diberlakukan, jumlah kendaraan yang lalu lalang di Jalan Jakarta akan berkurang. Hal itu dikhawatirkan juga akan berkurangnya pelanggan yang mampir ke warung. Pasalnya, jika satu arah diberlakukan, maka pengemudi yang berasal dari Jalan Besar Ijen akan melintas di Jalan Simpang Ijen, Kota Malang.
“Ya tentu berdampak.Dampaknya, terhadap penurunan omset. Saat ini luar biasa ramai,” ujar Kholik kepada TribunJatim.com, Rabu (5/12/2018).
Saat ini, pelanggan yang datang ke warung makan Iga bakar bisa mencapai 50 orang per hari. Ia memprediksi, jika pelangganya turun akibat jalur satu arah diberlakukan, angka pengunjung bisa sampai separuh dari hari-hari saat ini.
Namun di satu sisi, Kholik juga tidak bersikeras untuk menolak. Ia pun menegaskan akan mengikuti kebijakkan yang diberlakukan oleh pemerintah.
Ia juga berharap agar pihak berwenang memberikan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya yang berada di kawasan Jl Jakarta agar informasi satu arah bisa diketahi warga.
• Daftar 7 Catatan Kriminal Kelompok Separatis Pimpinan Egianus Kogoya di Nduga, Papua
Pelaku usaha lainnya yang juga khawatir jika omsetnya menurun adalah Rika Setyawati. Ibu penjual nasi lalapan itu khawatir kalau omsetnya bakal turun jika satu arah diberlakukan.
Namun menurut Rika, penurunan omset itu bisa saja terjadi saat awal-awal kebijakkan diterapkan. Jika sudah berlangsung lama, maka omset diperkirakan akan kembali normal.
“Kalau awal dikhawatirkan sepi. Kalau sudah lama mungkin bisa stabil,” terangnya kepada TribunJatim.com.
Namun Rika tidak bisa memprediksi seberapa besar dampak kalau jalur satu arah diberlakukan. Dia mengatakan baru bisa mengetahui jika kebijakkan sudah diterapkan.
Rika yang membuka warung lalapan mulai pukul 16.00 hingga 21.00 wib menilai kalau Jl Jakarta tidak begitu macet. Kondisinya disebut biasa-biasa saja. Justru yang menurut Rika macet adalah kawasan di Jl Bogor dan Jl Bandung yang menuju ke Jl Veteran.
“Nanti dilihat saja, kalau lancar ya tidak papa. Tapi kami sebaiknya diberi sosialisasi,” paparnya.
Sama seperti Kholik, Rika juga tidak menolak jika kebijakkan itu betul-betul diterapkan. Ia memilih untuk mengikuti apa program yang dijalankan oleh pihak berwenang, dalam hal ini Pemkot Malang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Kusnadi melontarkan wacana jalur satu arah di Jl Jakarta, Kota Malang. Sejumlah fasilitas penunjang juga sudah mulai dibuat oleh Pemkot Malang.
“Saat ini lagi dibuat U-Turn disana,” papar Kusnadi.
Kusnadi mengatakan, kawasan Jalan Jakarta akan diberlakukan satu arah pada 2019. Namun skema detail satu arah ini belum bisa dipaparkan oleh Kusnadi. Ia hanya menjelaskan bahwa jalur satu arah akan berpengaruh pada arus satu di tiap lajur jalan. Hal itu diharapkan bisa memecah kemacetan jalanan,
“Menghindari macet di pertigaan Wearness,” ungkap Kusnadi singkat.
Pemkot Malang juga sudah membuat U-Turn yang memotong taman di Jalan Jakarta. Skema reka lalin di kawasan jalan yang dibelah taman median ini nantinya seperti yang ada di Soekarno-Hatta.
Saat ini satu Jl Simpang Ijen tidak berfungsi maksimal. Jika jalur satu arah diberlakukan, maka jalur tersebut akan ramai dilewati oleh pengendara.
“Kita reka lalin dulu nanti diuji cobakan satu arah tahun depan,” pungkas Kusnadi. (Benni Indo/TribunJatim.com)