Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Natal dan Tahun Baru

Perayaan Natal Berbeda, Tampilkan Kisah Kelahiran Yesus Lewat Wayang Potehi di GKI Mojokerto

Perayaan Natal anak-anak di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Mojokerto, berlangsung lebih lebih menarik dan unik dari Natal sebelumnya, Minggu (16/12).

Penulis: Sutono | Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Pergelaran Wayang Potehi memeriahkan Natal di GKI Mojokerto. 

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Perayaan Natal anak-anak di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Mojokerto, berlangsung lebih lebih menarik dan unik dari Natal sebelumnya, Minggu (16/12/2018).

Panitia gereja menggelar kesenian wayang potehi dengan cerita kelahiran Yesus.

Karakter Yusuf dan Maria disuguhkan dengan epik dalam balutan wayang potehi.

Sekitar 250 anak dan orang tuanya yang ikut menonton pertunjukan tersebut terlihat antusias, menyimak dengan penuh perhatian setiap lakon dan jalan cerita kelahiran Yesus.

Gara-gara Selfie, Kades di Mojokerto ini Divonis 2 Bulan

Sang dalang, Widodo dari Klenteng Hong San Kiong, Kecamatan Gudo, Jombang sengaja menyuguhkan ciri khas wayang potehi dengan musik yang khas etnik Tionghoa.

Suasana agung, sakral, tetapi penuh canda ria dan kegembiraan menjadikan natal lebih berkesan dalam hati para anak yang orang dewasa yang ikut menonton.

Biasanya, firman Tuhan atau khotbah disampaikan pendeta.

TetapI kali ini, baik orang dewasa dan dan anak-anak melihat dan mendengarkan secara langsung pertunjukan wayang dari awal ibadah sampai akhir.

Widodo, dalang Potehi mengaku belajar menjadi dalang karena kesenian tersebut merupakan budaya turun-temurun orang Tionghoa, yang semestinya dilestarikan.

Gara-gara Konsumsi Air Kelapa, Pria dari Mojokerto Ini Ciptakan Batok Kelapa Jadi Aksesoris Unik

"Karena itu, kami bersyukur dan berterima kasih kepada Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) yang saat menjadi presiden mengizinkan orang Tionghoa merayakan tradisi yang unik ini," kata Widodo dalam rilisnya.

Itu pula sebabnya, dalam kaitan bulan Gus Dur ini, sambung Widodo, komunitas Tionghoa dan GKI Mojokerto sengaja menyuguhkan perayaan Natal dengan melibatkan tradisi yang berbeda, yaitu budaya Tionghoa.

"Kami berupaya menciptakan kerukunan dan perdamaian di negeri ini," ungkap Andreas Kristianto, rohaniwan di GKI Mojokerto.

Bagi Andreas, wayang Potehi adalah budaya yang sangat baik untuk media pemberitaan injil.

"Injil yang di dalamnya terdapat nilai-nilai cinta kasih dapat disebarluaskan kepada warga gereja maupun masyarakat luas,” tutur Andreas Kristianto.

Orang tua dari anak-anak yang hadir dalam perayaan Natal ini mengapresiasi pergelaran wayang Potehi di GKI Mojokerto yang dikaitkan dengan kelahiran Yesus ini.

Kukun Triyoga, aktivis di komunitas ludruk dan teater Mojokerto menyatakan, upaya menampilkan pertunjukan wayang potehi patut diapresiasi karena GKI menyerap tradisi lokal dengan baik.

"Selain melestarikan kesenian asli Tionghoa, juga mengandung pesan moral yang universal. Ada tuntunan kehidupan sehari-hari yang mengajarkan nilai-nilai toleransi dan persaudaraan untuk mencintai manusia tanpa tembok-tembok pembatas,” tutur Kukun.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved