Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pencurian Kayu Jati di Blitar Makin Marak, Pencuri Beraksi dengan Sembunyikan Kayu di Tepi Sungai

Pencurian Kayu Jati di Blitar Makin Marak, Pencuri Beraksi dengan Sembunyikan Kayu di Tepi Sungai.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Sudarma Adi
SURYA/IMAM TAUFIQ
Petugas harus membawa gerobak untuk mengeluarkan kayu dr tepi kali brantas yg ada di desa kedung wungu kecamatan binangun Blitar. 

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Meski petugas Polhut Blitar sudah mengetatkan aksi patrolinya, namun bukan berarti kasus pencurian kayu Jati menurun.

Dibandingkan tahun 2017 lalu, maka kasus pencurian kayu hutan meningkat atau lebih dari separonya.

Indikasinya, jika tahun 2017 lalu, Polhut mengamankan kayu jati yang ditebang pencuri sebanyak 463 pohon.

Namun, tahun 2018, mereka mengamankan 781 pohon atau senilai Rp 298 juta.

Dinas Pendidikan Targetkan Semua SMP Negeri Kota Blitar Bisa Laksanakan UNBK Secara Mandiri di 2019

Sementara, kayu Sono, yang kini jadi incaran pencuri karena harganya lebih mahal dari pada kayu Jati, berhasil diamankan sebanyak 47 pohon atau senilai Rp 200 juta.

Untuk tersangkanya, cukup sedikit karena selalu gagal ditangkap.

Katanya, mereka 'bisa menghilang' setiap kali dikejar karena paham jalan tikus di tengah hutan.

Karena itu, pada tahun 2017 lalu, hanya mengamankan delapan tersangka, dengan 26 sepeda motor.

Pria Asal Blitar Ditemukan Tewas di Tepi Sungai Brantas, Sempat Pamit Mancing & Tak Pulang ke Rumah

Sepeda motor itu tak lain, buat membonceng kayu curian, yang dibawa keluar dari hutan.

"Sementara tahun kemarin, ada 15 tersangka dari 32 TKP. Saat ini, para tersangkanya atau berjumlah 14 orang sudah diputus dan tinggal satu, yang menunggu persidangan," kata Sarman, Wakil Adm Perhutani Blitar, Rabu (02/2).

Dari sekian kasus itu, papar dia, hutan yang banyak dijarah pencuri adalah BKPH Lodoyo Timur atau berada di Kecamatan Sutojayan.

Itu karena jarak antara hutan dengan jalan raya, medan jalannya tak sulit.

Ditambah, di tengah hutan, ada jalan atau akses menuju ke pantai selatan atau Pantai Serang.

Karenanya, banyak terjadi pencurian.

Seperti yang pernah terjadi, petugas Polhut pernah dibacok pelaku saat memergoki aksi pencurian kayu.

Akibatnya, satu petugas mengalami luka bacok di perut, sedangkan satu pelakunya kabur dan hanya satu yang ketangkap.

"Sejak kasus itu, kami meningkatkan kewaspadaan. Di antaranya, saat patroli, jumlah personelnya ditingkatkan, dari jumlah lima orang petugas kini jadi 10 orang ke atas," ungkapnya.

Malah, ada trend baru pada pengujung tahun kemarin.

Yakni, para pencurinya berubah cara beraksi, jika biasanya, membawa kayu curiannya dengan dibonceng sepeda motor atau ditimbun dulu di dalam hutan, kini tidak demikian.

Sepertinya, ada cara lain, untuk menghindari patroli.

Yakni, kayu curian itu dibawa lewat kali, kemudian disembunyikan di tepi kali, dengan diikatkan ke pohon yang besar.

Itu seperti terjadi di Sungai Brantas, Desa Kedungwungu, Kecamatan Binangun, dan di Kali Jari, Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan.

"Karena itu, pada patroli ke depan, petugas tak hanya konsentrasi di tengah hutan, namun juga menyisir tepi kali. Cuma kendalanya lebih sulit karena medannya rawa-rawa, sehingga hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki atau sepeda motor trail," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved