Hitech Mall Jadi Mal UKM dan Gedung Seni, Pedagang Hitech Mal Ajukan Petisi ke Pemkot
Ikon Hitech Mal Surabaya sebagai pusat perdagangan IT terbesar akan lenyap. Ini seiring dengan berakhirnya masa pengelololaan Hitech Mall di bawah
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ikon Hitech Mal Surabaya sebagai pusat perdagangan IT terbesar akan lenyap. Ini seiring dengan berakhirnya masa pengelololaan Hitech Mall di bawah PT Sasana Boga akan berakhir pada April 2019. Gedung empat lantai itu akan berubah fungsi.
Mal yang berlokasi di Jalan Kusuma Bangsa itu akan diambil alih pengelolaannya kepada Pemkot Surabaya. Sebab, gedung megah itu adalah menjadi bangunan aset pemkot setelah masa pengelolaan Sasana Boga berkahir.
Mal yang hampir semua lantianya khusus stan barang elektronik itu akan diambil alih oleh Pemkot Surabaya. Perjanjian hak guna usaha PT Sasana Boga itu berakhir tahun ini setelah 30 tahun mengelola Hitech Mal.
"Pemkot akan mengambil alih Hitech Mal setelah gedung diserahkan. Selanjutnya akan jadi sentra UKM dan gedung kesenian,"
kata Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah Kota Surabaya, Maria Ekawati Rahayu, Jumat (11/1/2018).
Berdasarkan perjanjian dengan Pemkot Surabaya, gedung dibangun pihak ketiga bukan pemkot. Gedung yang tuntas dibangun pada 31 Maret 1989 itu digunausahakan oleh PT Sasana Boga. Masa penggunaan gedung itu Selama 30 tahun. Masa perjanjian berakhir pada Maret 2019 nanti.
Saat ini, proses menuju penyerahan gedung Hitech mal kepada Pemkot tengah berlangsung. Sekitar November 2018 kemarin dilakukan pertemuan Pemkot dan Sasana. Pembicaraan dilakukan untuk memikirkan keberlangsungan sekitar 500 pedagang. Jumlah stan atau kios sekitar 350.
Yayuk, panggilan akrab Maria Ekawati Rahayu, menuturkan bahwa sudah ada rencana Pemkot memfungsikan aset itu untuk pengembangan ekonomi kerakyatan. Seluruh gedung eks-Hitech Mal itu akan diperuntukkan bagi UKM.
• Raffi Ahmad Traktir Farewell Dinner Para Artis di Jepang Sampai Rp 40 Juta, Nagita Slavina: Murah
• Daftar 6 Artis yang Dipanggil Polda Jatim Terkait Kasus Prostitusi, Ada 2 Finalis Puteri Indonesia
"Semua UKM binaan Pemkot akan menempati Hitech Mal. Bukan pedagang yang saat ini berada di Hitech Mal. Sebab para pedagang itu adalah urusannya dengan Sasana. Bukan dengan Pemkot;" tandas Yayuk.
Ratusan pedagang Hitech Mal tersebut mulai menempati mal sejak tahun 1990-an. Mereka menyewa setiap stan atau kios dengan harga sewa (investasi) antera Rp 15 juta - Rp 50 juta sesuai ukuran. Rata-tata stan berukuran 3x4 meter.
Sejak 1990-an Hitech Mal semula bernama Mega Mal dan baru pada 2000-an berubah menjadi Hitech Mall. Lima tahun terakhir ini geliat mal IT ini mulai berkurang. Bahkan ada yang sudah mendapat tawaran menemapti stan lain di luar Hitech Mall yang masih di bawah pengelolaan Sasana Boga.
Para pedagang sudah mengetahui bahwa Pemkot akan mengambil alih Hitech Mall karena Atas berakhirnya masa pengelolaan. Hal ini sempat membuat panik pedagang. Berkembang informasi di kalangan pedagang bahwa mereka harus Mengosongkan stan sebelum April 2019.
"Kami sudah tahu bahwa April besok berakhirnya masa pengelolaan di bawah PT Sasana Boga. Tapi kami tetap berharap kami bisa jualan;" kata koordinator pedagang Hitech Mal Rudi Abdullah.
Demi perjuangan untuk tetap berada di Hitech Mall setelah April 2019 nanti, saat ini pedagang mengajukan petisi kepada Pemkot Surabaya. Apalagi berkembang informasi bahwa keputusan menjadikan Hitech Mall sebagai mal UKM dan gedung kesenian sudah final.
Namun pedagang masih berharap akan ada kebijakan Lain. Apalagi kemungkinan besar, yang berhak mengisi mal UKM itu adalah semua UKM binaan Pemkot Surabaya. Yayuk sendiri membenarkan bahwa pengisi stan Hitech Mall setelah April 2019 adalah UKM binaan Pemkot.
"Sudah kami galang dukungan dan kami sampaikan ke Pemkot Surabaya. Kami mendukung Pemkot mengelola Hitech Mall. Namun kami berharap bisa ikut menempati kembali. Kami juga banyak dari UKM," kata Rudi yang pemilik kios tas dan jaket kulit.
Selain pedagang elektronik, ada juga pedagang nonelektronik. Terutama lantai basement ada pusat perbelanjaan Ramayana, KFC, dan berderet kios tas, sepatu, dan kios Kuliner. Mereka adalah pedagang yang tanggung jawab dan hubungannya dengan PT Sasana Boga.
Meski pengisi Hitech Mall baru nanti bisa jadi bukan pedagang lama, namun Rudi tetap yakin bahwa keputusan itu belum final. Pemkot diyakini tetap akan memberi stan untuk pedagang lama. (Faiq/TribunJatim.com).