Rumah Politik Jatim
Soal Pidato Prabowo Subianto, Agus Yudhoyono Ngaku Senang, Pakar Komunikasi Soroti Gaya Pidatonya
Beragam reaksi muncul pasca Prabowo Subianto sampaikan pidatonya. Agus Yudhoyono mengaku senang
Penulis: Januar AS | Editor: Yoni Iskandar
Di sini, Surokim melanjutkan, fatsun dan mikul duwur mendem jeru masih dipegang teguh. Oposisi yang solutif biasanya bisa meraih dukungan pemilih. Tidak asal memukul tapi juga ada keterampilan mencubit.
"Menurut saya kontekstual itu yang harus diperbanyak paslon capres cawapres nomor urut 2," kata Surokim kepada Tribunjatim.com.
Selain itu, ia mengatakan intonasi naik turun dalam pidato juga perlu disesuaikan dengan konteks high context politics masyarakat timur.
Sehingga tidak membosankan untuk mematik perhatian struktur otak insani pemilih indonesia.
Serta menurut Surokim ada kandungan yang perlu ditambahkan bagi paslon capres 2 yakni menjadi oposisi bijaksana itu akan jauh lebih persuasif.
"Sebagai strategi penantang itu tidak salah hanya saja perlu diperkuat dgn daya persuasif yangg lebihh banyak menekankan pada hope dan change," kata Surokim kepada Tribunjatim.com.
Selain banyak menyampaikan fakta negatif juga harus dibalut dengan narasi-narasi optimisme dan kekuatan daya energi positif bangsa.
Agar punya daya persuasi yang tinggi di pemilih Indonesia khususnya swing dan undecided voters.
"Yang mengembirakan kita semua paslon 1 sudah memulai tradisi bagus untuk membuka diskursus medan wacana publik yang lebih terarah dan substantif. Itu patut diapresiasi," ucapnya kepada Tribunjatim.com.
Minimal bisa membuka diskusi publik untuk fokus pada hal yang strategis dan bukan perkara remeh temeh yang nihil kontribusi.
Di sisi lain menurut Surokim, pidato kebangsaan ini juga sebagai sebuah panggung depan Prabowo sebagai penantang sudah cukup progresif.
"Beliau sudah mencoba tampil ke publik dengan style strategi baru, nampak lebih enjoy fresh kendati kesan militernya masih terlihat kuat. Pilihan diksi kata2 nya juga masih nampak khas komando tidak dalam posisi kesetaraan. Namun, seabagai narasi penantang yang disampaikan ini bisa jadi cukup untuk menyentil incumbent apalagi disertai dengan ide ide alternatif ini menurut saya positif," ucapnya. (Fatimatuz zahroh/Bob/TribunJatim.com).