Vigit Waluyo Kena Tifus di Lapas Sidoarjo, Bantah Tudingan Mengatur Skor dan Biayai Klub Sepakbola
Vigit Waluyo Kena Tifus di Lapas Sidoarjo, Bantah Tudingan Mengatur Skor dan Biayai Klub Sepakbola.
Penulis: M Taufik | Editor: Sudarma Adi
"Kami menyayangkan penetapan tersangka itu, Karena tanpa ada pemeriksaan terlebih dulu. Itu tidak sesuai Keputusan MK nomer 21/2014 yang menyatakan bahwa penetapan tersangka harus didahului pemeriksaan terhadap calon tersangka," urai dia.
Selain itu, penetapan tersangka ini juga dianggap tidak sesuai dengan Peraturan Kapolri, yang setidaknya harus dilakukan pemanggilan terhadap calon tersangka.
Jika berulang kali tidak hadir, baru bisa dilanjutkan tersangka.
Kuasa hukum Vigit juga menyoal sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
Terkait tuduhan membiayai klub sepakbola, mengatur skor, dan sebagainya, disebut semua tidak jelas.
"Dalam putusan Komdis nomer : 107/L2/SK/KD-PSSI/I/2019 tertanggal 8 Januari 2019 itu disebutkan klien kami bertingkah buruk, tidak respek, tidak mengindahkan sportif dan sebagainya, lha klien kami kan bukan pemain bola," tukasnya.
"Disebut juga Vigit Waluyo punya akses masuk ke ruang ganti pemain. Tapi di mana, tidak jelas. Kemudian ditulis Vigit mengatur pertandingan klub-klub untuk lolos ke kompetisi berikutnya, Tapi klub mana juga tidak disebut.
Demikian halnya tentang membiayai klub juga tidak jelas klub apa. Tapi sudah disanksi tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepakbola PSSI seumur hidup," papar dia.
Pihaknya mengaku sudah menyarankan Vigit untuk banding, tapi yang bersangkutan masih belum merespon.
Karena kondisinya juga masih sakit.
"Lagian untuk banding kan tidak gratis. Biayanya Rp 30 juta, dan uang hangus jika banding ditolak atau kalah," sebutnya.
Sholeh menilai, ramai-ramai tentang kasus mafia bola yang menyeret nama Vigit berawal dari Mbah Putih.
Dan disebutnya sejauh ini belum terbukti.