Wilayahnya Dapat Penghargaan Adipura, Sanusi Angkat Bicara Soal Penumpukan Sampah di Pasar Lawang
Salah satu Kecamatan di Kabupaten Malang, yakni Kecamatan Kepanjen kembali meraih Penghargaan Adipura Tahun 2019 Kategori Kota Kecil.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Penghargaan prestisius diterima Pemerintah Kabupaten Malang baru-baru ini.
Salah satu Kecamatan di Kabupaten Malang, yakni Kecamatan Kepanjen kembali meraih Penghargaan Adipura Tahun 2019 Kategori Kota Kecil.
Penghargaan tersebut menjadi kali kesebelas diterima oleh wilayah yang digadang-gadang sebagai ibu kota Kabupaten Malang tersebut.
Setelah mendarat di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, Selasa (15/1/2019) pagi, Piala Adipura diboyong langsung dengan iring-iringan menuju destinasi akhir, Pendopo Kepanjen.
• Terbukti Miliki Sabu 0,57 Gram, Seorang PNS Kota Malang Ditangkap Polisi, Pemasok Juga Ikut Dibekuk
Sesampainya di Pendopo Kepanjen, Piala Adipura kemudian diserahkan kepada Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, Abdul Kholik oleh Wakil Bupati Malang, M Sanusi.
Selanjutnya diserahkan lagi kepada Muspika Kepanjen, untuk dibawa keliling.
Sanusi menegaskan, hanya Kabupaten Malang yang sanggup mempertahankan penghargaan tersebut.
"Sebelas kali secara beruntun kita dapat mempertahankan Piala Adipura. Di Malang Raya, hanya Kabupaten Malang yang bisa bertahan dan kembali mendapatkan Piala Adipura," jelas Sanusi berbangga.
• Dua Desa di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang Diterjang Angin Puting Beliung, 16 Rumah Warga Rusak
Meski salah satu wilayahnya mendapat Penghargaan Adipura, tampaknya Pemerintah Kabupaten Malang juga harus memberi atensi terhadap polemik sampah yang terpantau menumpuk di Pasar Lawang baru-baru ini.
Penumpukan sampah tersebut juga tampak ramai dibicarakan netizen di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Sanusi sedang membicarakan solusi menangani polemik tersebut.
"Nanti kita akan bahas bersama. Saya sudah minta Dinas LH (Lingkungan Hidup) untuk membeli truk yang bisa nyapu di jalan itu. Supaya nanti cepat penanganan sampah di pasar itu, kewalahan kayaknya sekarang tenaganya," jelas Sanusi.
• Tak Hanya Jadi Julukan, Robert Lima Gladiator Ingin Buktikan Namanya Bersama Arema FC
Terkait kapan realisasi pengadaan truk pembersih tersebut, Sanusi menjelaskan akan berusaha merealisasikan tahun ini.
Nantinya truk tersebut diproritaskan untuk Pasar Lawang, Singosari dan Kepanjen.

Namun tak menutup kemungkinan akan direalisasikan untuk seluruh pasar di Kabupaten Malang.
"Tahun ini, saya tak tahu pasti anggarannya berapa dan sudah dianggarkan apa tidak. Yang jelas saya sudah menginstruksikan Dinas terkait (DLH) untuk merealisasikan truk yang bisa nyapu itu," ungkap Sanusi.
Sementara, menanggapi adanya polemik sampah di Pasar Lawang tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, Pantjaningsih Sri Rejeki memandang, para pedagang pasar harusnya sadar untuk bersama-sama ciptakan kondisi bersih.
• Abdulrachman Saleh Air Force Run 2019 di Malang Digelar 24 Maret, Peserta Rebutkan Hadiah 40 Juta
• 9 Pesona dan Fakta Changsub BTOB yang Berangkat Wajib Militer Hari ini, Mulai Imut sampai Konyol
"Kita juga kurang gerobaknya. Padahal retribusi sampah itu kita ke Dinas Lingkungan Hidup. Kita beri retribusi ke mereka tapi yang tangani sampah dari pasar ke TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) ya kami. Kami sudah mengajukan peralatan sampah, ke DLH tapi belum ada realisasi," ujar Pantjaningsih.
Pantjaningsih menambahkan, untuk pasar sekelas Pasar Lawang dibutuhkan setidaknya minimal 10 buah gerobak sampah, sehingga penanganan sampah bisa lebih efektif.
Tak hanya Pasar Lawang, menurutnya Pasar Singosari dan Pasar Kepanjen juga membutuhkan peralatan serupa.
• Longsor dan Kebakaran di TPA Supit Urang Jadi Penyebab Kota Malang Gagal Raih Adipura Kencana
• 7 Hotel Murah Dekat Alun-alun Batu, Cocok Buat Backpacker dengan Harga di Bawah Rp160 Ribu
Namun kembali lagi, Pantjaningsih mengingatkan harus ada kesadaran dari para pedang pasar.
"Pasar sekelas Pasar Lawang yang operasinya hampir 24 jam, dibutuhkan minimal 10 gerobak sampah. Tapi ya harus sadar juga, pedagang kaki lima di Pasar Lawang sangat banyak. Gerobak sampah itu sampai susah lewat. Ya mohon kesadarannya untuk sama-sama jaga kebersihan," imbuh Pantjaningsih menyarankan. (Surya/Erwin Wicaksono)