Properti Rumah Tapak Masih Jadi Favorit, The Central Park Juanda Tawarkan Hunian Mulai RP 700 Jutaan
Tahun politik di 2019 ini diprediksi tidak begitu berpengaruh pada penjualan properti rumah tapak. Ada peralihan kebutuhan konsumen properti
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tahun politik di 2019 ini diprediksi tidak begitu berpengaruh pada penjualan properti rumah tapak.
Menurut Fenny Gunawan, founder Galaxy sekaligus property consultan, kebutuhan rumah selalu meningkat.
"Terutama rumah tapak. Daerah pinggiran Surabaya dan Sidoarjo masih menarik konsumen," kata Fenny, disela kegiatan product knowledge yang digelar PT Griyo Mapan Santoso (GMS), di mal Ciputra World Surabaya, Rabu (16/1/2019).
Saat ini ada switching atau peralihan dari konsumen properti yang menginginkan tempat tinggal yang praktis, aman, dan nyaman.
(Dul Jaelani Akui Tak Keberatan Dijodohkan, Beberkan Sifat Aaliyah Massaid yang Buatnya Tertarik)
Hal ini disetujui juga oleh Kresnayana Yahya, ahli statistik dari Institut Teknologi Sepuluh November 1945 Surabaya (ITS).
"Tempat tinggal yang praktis, aman, dan nyaman, itu bisa dilihat dari lokasi yang memiliki fasilitas pendukung kegiatan mereka yang aktif dan tidak terbatas.
"Misalnya infrastruktur jalan tol, bandara, pelabuhan, industri, dan yang paling baru adalah co-working space. Di mana saat ini industri kreatif sudah menjadi pilihan bagi anak muda yang secara demografi jumlahnya cukup besar," jelas Kresnayana di tempat yang sama.
Karena itu, pengembang properti saat ini diminta untuk mengikuti switching tersebut.
Membidik pasar Milenial, yang menurut Kresnayana, demografisnya bica mencapai 50 persen di wilayah Surabaya atau Jatim.
"Apalagi giatnya infrastruktur yang ada di Surabaya, pelayanan rumah sakit, sekolah, dan pengembangan industri dan kantor. Sehingga banyak orang dari kabupaten lain di Jatim dan Indonesia Timur yang datang ke Surabaya, yang berpotensi menjadi pasar menarik bagi properti," ungkap Kresnayana.
(Tiga Kades di Situbondo Dipecat, Ada yang Kena OTT Hingga Bolos Lebih dari 30 Hari)
(Kapolresta Sidoarjo Sebut Aktivitas Pemilu Meningkat Namun Masih Kondusif)
Ungkapan keduanya menjadi stimulus bagi pengembang PT GMS, untuk memasarkan produk barunya, The Central Park, Juanda.
Menurut Direktur PT GMS, David Widodo, mengatakan sesuai schedule, produk ini memang waktunya dilaunching.
"Kami melihat potensi pasar rumah tapak, tetap tumbuh. Apalagi saat membuka kegiatan ini (product knowledge atau pengenalan produk), ada lebih dari 1.100 agen properti yang mendaftar. Sementara kapasitas kami siapkan 1.000 agen," jelas David.
Melihat antusiasme agen itu, David mengaku akan menyiapkan tambahan unit.
"Sebagai tahap pertama, kami siapkan 300 unit (dua kluster di The Central Park Juanda). Terbagi menjadi lima type dengan harga mulai Rp 700an juta," jelas David.
(Guru Non PNS Kemenag Sumenep Dipastikan Tak Menerima Dana Tunjangan yang Menunggak Tiga Bulan)
(Didesak Ikut Pemilihan Puteri Indonesia 2019, Cinta Laura Mengaku Tak Bisa dan Beberkan Alasannya)