Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Wabah DBD di Tulungagung, Awal Tahun Ini Sudah Ada 179 Penderita, Ada Dua Korban Jiwa Anak-anak

Wabah DBD di Tulungagung, Awal Tahun Ini Sudah Ada 179 Penderita, Ada Dua Korban Jiwa Anak-anak

Penulis: David Yohanes | Editor: Sudarma Adi
SURYA/DAVID YOHANES
Seorang tenaga medis tengah memeriksa pasien DBD di RSUD dr Iskak Tulungagung. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Wabah demam berdarah dengue (DBD) kembali menyerang Tulungagung.

Dari awal tahun hingga tanggal 17 Januari 2019, terdapat 179 kasus DBD.

Dari jumlah itu, dua orang meninggal dunia.

Kedua korban ini berusia 5 tahun dan 7 tahun.

Hindari Tabrakan, Mobil Pengangkut Uang dari Tulungagung Ini Tabrak Pagar Pekarangan Hingga Ringsek

“Satu korban dari Kecamatan Pakel, dan satu korban dari Kecamatan Tulungagung,” terang Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Didik Eka, Kamis (17/1/2019).

Selama tahun 2018 lalu, ada 545 pasien DBD.

Artinya, kejadian di pertengahan bulan di awal 2019 ini mencapai 32,8 persen.

APK di Tulungagung Disemprot Tulisan PKI, Bawaslu: Laporan Baru Diterima Kalau Ada Terlapornya

Menurut Didik, serangan DBD ini terjadi di semua daerah.

Didik mencontohkan, di Kabupaten Kediri ada 123 kasus dengan sembilan pasien meninggal.

“Ini adalah siklus lima tahunan. Setiap lima tahun selalu terjadi ledakan pasien seperti ini,” sambung Didik.

Siklus lima tahunan ini dipicu oleh anomali cuaca.

Salah satunya karena curah hujan yang lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Didik mengungkapkan, kejadian tahun 2014 angka pasien jauh lebih tinggi.

“Waktu itu dengan jumlah penduduk tidak sebanyak sekarang, ada 382 pasien DBD,” ujar Didik.

Saat itu Pemerintah Provinsi Jatim menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Tulungagung.

Diprediksi ledakan jumlah pasien ini terjadi hingga Maret 2019.

Sebab saat itulah puncak dari musim penghujan.

Memasuki April, angka DBD akan terus menurun.

Masih menurut perkiraan Didik, memasuki Agustus angka DBD menjadi nol.

Untuk mencegah penularan DBD, Dinkes Tulungagung sudah melakukan pengasapan (fogging) di 30 lokasi.

“Di mana ada pasien DBD, dan di situ ada penularan, kami segera lakukan pengasapan,” tegasnya.

Selain itu Dinkes juga terus melakukan edukasi pemberantasan sarang nyamuk di tengah masyarakat.

Nyamuk aedes aegypti, vektor penyebar DBD hanya berkembang biak di tempat berair, yang tidak bersentuhan dengan tanah.

Selama musim hujan banyak sampah yang terisi dengan air, seperti kaleng dan botol.

Sampah-sampah inilah yang kemudian menjadi tempat berkembang biak aedes aegypti.

“Kami juga mengirim edaran Semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah), untuk ikut mensosialisaikan pencegahan DBD,” pungkas Didik.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved