Gubenur Khofifah Akan Tingkatkan RS Mohammad Noer Jadi RS Rujukan di Madura

TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meninjau Rumah Sakit (RS) Mohammad Noer, di Jl Bonorogo, Pamekasan dan berdialog dengan sejumlah pasien anak yang dirawat inap di RS milik Pemprov Jatim, Senin (18/2/2019) petang.

Dalam kunjungannya itu, Gubernur Khofifah, bersama rombongan, di antaranya Kabiro Hukum, Kepala Bappeda, Kabiro Perekonomian, Kepala Badan Perwakilan Wilayah (Baperwil) Pamekasan, Alwi Beik, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, Bupati Sumenep, KH A Busyro Karim, Bupati Bangkalan dan Bupati Sampang.

Kemudian Khofifah masuk ke salah satu rawat inap, bersama Bupati Baddrut Tamam dan Direktur RS Mohammad Noer, Nono Ifantono.

Saat itu Khofifah menanyakan kepada salah seorang pasien anak, menanyakan apa penyakitnya dan sudah berapa lama dirawat. Dengan lancar pasien laki-laki itu menjawab, ia dirawat karena dijangkiti penyakit kejang-kejang.

“Semoga kamu cepat sembuh ya nak. Dan sekarang bagaimana kondisimu, sudah baikan apa belum,” kata Khofifah.

Maka pasien anak-anak itu menjawab, jika kondisi kesehatannya sudah mulai membaik dan ia dirawat sudah lima hari.

Begitu juga kepada pasien yang dirawat inap di sebelahnya, Gubernur Khofifah memberikan semangat kepadanya dan menanyakan perkembangan, sambil mengelus tubuh pasien. Sedang orang tua pasien yang mendapat kunjungan Khofifah terlihat ceria.

Khofifah mengatakan, kunjungannya ke RS Mohammad Noer itu mengetahui langsung kondisi rumah sakit. Sebab rumah sakit ini akan dikembangkan menjadi rumah sakit rujukan di Madura. Namun untuk menjadikan RS rujukan, maka harus menambah dokter spesialis, tempat tidur, fasilitas layanan kesehatan alat-alat kesehatan.

Kepada Tribunjatim.com, Direktur RS Mohammad Noer, Pamekasan, Nono Ifantono mengatakan jika RS Mohammad Noer, milik Pemprov Jatim di Madura ini akan ditingkatkan menjadi RS rujukan di Madura. Hanya status RS Mohammad Noer, saat ini masih termasuk RS Tipe D.

• Kumpulkan Bupati Se Madura, Khofifah Sampaikan Pencairan Bosda dan SPP Gratis

Diakui, jika selama ini kondisi ruang rawat inap hampir 90 persen terisi, sehingga harus menambah tempat tidur. Sedang untuk mengembangkan pembangunannya sudah tidak memungkinkan mengingat kondis lahan yang ada hanya seluas 8.000 m2 atau luasnya tidak sampai 1 hektare.

• Baim Wong Tiba-tiba Celetuk Mau Poligami, Paula Verhoeven Marah: Im Sorry Goodbye

Padahal untuk RS Tipe C saja, minimal membutuhkan 150 tempat tidur, sehingga untuk menjadi RS rujukan maka lahan yang dibutuhkan untuk bangunan RSnya saja seluas 1,5 hektare.

“Untuk menjadikan RS ini sebagai RS rujukan, pada tahun 2019 ini, Pemprov Jatim, sudah menyiapkan anggaran Rp 50 miliar, khusus pengadaan tanah seluas 3 hektare,” kata Nono Ifantono.

Dikatakan, untuk membangun RS rujukan ini, pihaknya akan mencari lahan baru dan masih akan koordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Pamekasan, untuk mengetahui daerah mana yang tidak masuk pengembangan.

Dikatakan, tahap pertama pada 2019 ini pengadaan lahan, kemudian pada 2020 mendatang pembangunan konstruk gedung RS dan pada 2021 mendatang, pengadaan alat-alat kesehatan termasuk, kesiapan dokter. Tapi ia berharap, semoga pada 2021 mendatang, baik pengadaan alat-alat kesehatan dan tenaga medisnya sudah tersedia.

“Kami di sini hanya disuruh mencari dan menyiapkan lahan untuk dibangun RS rujukan. Sementara untuk penawaran dan transaksi pembayaran tanah, ditangani langsung Pemprov Jatim, kami tidak ikut campur. Dan kemungkinan lahan yang kami inginkan, lokasinya ke arah timur kota Pamekasan,” ujar Nono Ifantono kepada Tribunjatim.com.