Hasil Panen di Sejumlah Daerah Berlimpah, Harga Garam Rakyat di Sumenep Kembali Anjlok
Harga garam rakyat di Sumenep terjun bebas, bahkan bisa dikatakan terpuruk. Karena harga garam rakyat hanya dibeli Rp 1,25 juta perkilogramnya.
Penulis: Moh Rivai | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SUMENEP - Harga garam rakyat di Sumenep terjun bebas, bahkan bisa dikatakan terpuruk.
Karena harga garam rakyat hanya dibeli Rp 1,25 juta perkilogramnya.
Padahal tahun lalu saja pada awal-awal musim hujan harga garam rakyat bisa mencapai Rp 4 juta perkilogramnya.
“Dua tahun lalu, pada saat masyarakat mulai tidak memproduksi garam, harganya melambung tinggi. Namun lambat laun justru terus merosot dan ini sekarang yang terparah,” kata Muzammil, petani garam rakyat asal Karang Anyar, Kecamatan Kalianget Sumenep, kepada Surya (grup Tribunjatim.com), Senin (4/3/2019).
Dikatakan, tanda-tanda harga rakyat bakal nyungsep diketahui sejak memasuki puncak panen garam pada awal November 2018 lalu.
• Beri Peringatan 3 Kali Tak Digubris, Pemkab Madiun Segel Paksa 5 Toko Modern yang Tak Memiliki Izin
• Langgar Aturan, Puluhan APK Jenis Billboard di Jombang Mulai Diturunkan
Harga garam justru terus menerus turun.
Mulai dari harga garam sebelumnya berada di kisaran Rp 2,5 juta perkilogram.
Lalu turun menjadi Rp 2 juta perkilogram, hingga akhir Oktober lalu harga garam rakyat hanya Rp 800 ribu perkilogramnya.
“Di akhir musim ini yang biasanya harga garam pun merupakan yang terendah dari tahun lalu. Karena pada akhir musim panen 2017 lalu, harga garam masih berada di posisi Rp 2 juta perkilogramnya. Lho kok 2018 harga turun tak terbendung.” sambungnya.
Muzammil mengaku, tahun ini harga garam memang turun secara bertahap, mulai dari Rp 2,5 juta kemudian.
Mulai ke level Rp 2 juta dan awal Januari harga menjadi dibawah Rp 1,5 juta per kilogram.
Hingga akhir Fabruari ini menjadi Rp 1,25 juta perkilogram, bahkan masih diperkirakan masih akan turun lagi, sebelum musim hujan tiba.
• Meski Kalah 2-0 dari Persela, Persita Tangerang Tetap Puas Dengan Permainan, Bisa Ciptakan Peluang
• Disinyalir Ide Kepala Sekolah, Siswa SMPN Satu Atap Pamekasan Keluhkan Pungutan Uang Ujian Nasional
“Saya berkeyakin, anjloknya harga garam saat ini disebabkan hasil panen di sejumlah daerah yang melimpah. Disamping itu juga pihak perusahaan pembeli garam rakyat mengalami stok melimpah dan bahkan sebagian stok perusahannya terpenuhi,” Jelasnya.
Pihaknya telah mengimbau kepada masyarakat petani garam harus berani menyimpan garam hasil panennya di gudang, sambil menunggu harga garam kembali membaik, baru dilepas.
“Karena kami dengar jika turunnya harga garam rakyat ini karena masuk impor garam ke Sumenep,” pungkasnya.
Haris (45) pengamat ekonomi garam rakyat asal Sumenep mengatakan, persoalan baik turunnya harga garam rakyat tidak lepas dari karena faktor demand and supply saja.
Karena harga garam mengalami pasang surut itu terjadi disaat panen.
• Vita Promosikan Pakaian Adat Madura Melalui Media Sosial
Untuk mengantisipasi terus berlanjutnya pasang surut harga garam, Haris menilai PT Garam Persero, sebagai BUMN harus diterjunkan langsung menjaga stabilitas harga garam.
Yakni dengan membuka peluang penyimpanan hasil garam rakyat pada saat musim hujan tiba.
Stok garam di gudang PT Garam harus bisa dijaga betul untuk difungsikan sebagai gudang penyimpanan yang berpihak kepada rakyat.
“Dan jika komitmen pemerintah menjamin kesejahteraan rakyatnya, maka persoalan garam rakyat tidak terus-terusan terombang-ambing seperti sekarang," katanya. (Surya/Moh Rivai)