Jelang Perayaan Hari Raya Nyepi, Begini Makna Upacara Melasti Bagi Umat Hindu di Kabupaten Malang
Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi, umat Hindu Kabupaten Malang berbondong-bondong mendatangi Pantai Balekambang, untuk melaksanakan upacara Melasti.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, BANTUR - Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi, umat Hindu Kabupaten Malang berbondong-bondong mendatangi Pantai Balekambang, untuk melaksanakan upacara Melasti.
Seremoni sakral tersebut rutin dilaksanakan umat Hindu tiap tahunnya.
Sekitar 1000 umat Hindu di Kabupaten Malang dan sekitarnya seperti Blitar, Pasuruan dan Probolinggo kompak memanjatkan doa kepada Tuhan.
Mereka sudah berduyun-duyun datang ke Pantai Balekambang sedari pagi hari, Senin.
Pelaksanaan, upacara pun berangsur khidmat.
Ribuan umat pertama-pertama menyambangi Pura Amarta Jati yang terletak di Pulau Ismoyo.
Setelah mereka berkumpul di pinggir pantai sembari menata sesajen dan membawa sekuntum bunga.
Harum semerbak menyan menyelimuti jalannya upacara.
• Ratusan Umat Hindu Mojokerto Gelar Upacara Melasti Sambut Nyepi, Sarana Bersih Diri Pakai Air Suci
• 6 Kuliner Khas Bali yang Disajikan Saat Hari Raya Nyepi, Ada Cerorot sampai Nasi Tepeng
Seraya membaca doa, para sesepuh adat memercikan air suci kepada para jemaat.
Sesekali para jemaat meminum air pemberian para sesepuh.
Kemudian, mereka berbondong-bondong mengambil sekepal beras, kemudian diusapkan ke dahi masing-masing jemaat.
Selepas prosesi siram air selesai. Para jemaat melarungkan sesaji yang terdiri dari berbagai bunga dan sajian ke perairan Pantai Balekambang.
Ketua PHDI Kabupaten Malang, Sutomo Adiwijoyo menjelaskan, upacara Melasti merupakan wujud umat Hindu menerapkan mandat para leluhur. Sesuai ajaran kitab suci Sundarigama.
"Ajaran, para leluhur terdahulu melakukan kesepakatan berdasarkan dari kitab Sundarigama. Kami memaknai upacara untuk dipersembahkan kepada Dewa Baruna. Tujuannya, memusnahkan kesengsaraan dunia, supaya musnah dilebur lautan. Tetap, dasarnya adalah sastra (kitab suci) yang harus dipahami kita semua," ucap Sutomo usai upacara.
Sutomo juga menjelaskan, memang upacara Melasti merupakan bagian dari rangkaian prosesi Hari Raya Nyepi.
"Nama Melasti itu dari bahasa Bali. Kami umat Hindu Kabupaten Malang masih menggunakan istilah jawa kuno yakni Jalan Dipuja saat menyebut prosesi ini. Memang, upacara ini adalah prosesi rangkaian dari hari raya nyepi, sekarang tahun saka 1941. Acara ini bertepatan dengan hari Panglung ke 13. Itu merupakan hari baik itu bagi umat Hindu untuk melaksanakan upacara ini," jelas Sutomo.
Tak lupa, Sutomo juga berpesan kepada umat Hindu agar tetap bersatu. Mengingat, tahun ini merupakan tahun politik.
Untuk ia menekankan kepada para umat Hindu agar menghargai setiap perbedaan.
• Syahrini Menangis Dengar Ajakan Reino Menikah, Videonya Dikomentari Sang Suami hingga Paris Hilton
• Antusiasme Penggemar Budaya Pop Jepang Tinggi, Daisuki Japan Fest Gaet 5.000 Pengunjung Tiap Tahun
"Sekarang sudah menjelang Pemilu 2019. Guyub rukun harus tetap dijaga. Walau kita berbeda pilihan dan pandangan. Ingat, bahwa kita adalah sama sama umat hindu dan bangsa Indonesia yang harus menjunjung tinggi rasa persatuan. Kami bangsa indonesia yang beragama Hindu. Apapun perbedaan itu adalah bagian dari kebhinekaan," pesan Sutomo.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Made Arya Wedantara menerangkan, upacara Melasti merupakan momentum yang baik untuk mengenalkan pariwisata di Kabupaten Malang khususnya Pantai Balekambang.
Selain itu ia menjelaskan bahwa, Kabupaten Malang memiliki kekhasan tersediri terutama dalam wisata budaya.
Selain upacara Melasti, Made menyebut ada Larung Gunung Kombang di Pantai Ngliyep dan berbagai prosesi budaya lainnya.
• PSS Sleman Vs Madura United, Lawan Mantan Tim, Fachrudin Aryanto Senang Bisa Berlaga di Maguwoharjo
Untuk itu, ia mengharapkan branding wisata budaya di Kabupaten Malang bisa semakin dikenal.
Supaya semakin banyak didatangi oleh para wisatawan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
"Ya ini juga bisa memperkenalkan pariwisata pantai di sekitar pantai Balekambang, seperti Pantai Ngudel, Ngantep, Ungapan dan Sendang biru. Memang ini adalah satu sarana promosi wisata," terang Made.
Made mengajak para pengelola pariwisata pantai di Kabupaten Malang untuk terus berinovasi.
Pria asal Bali itu juga mewanti-wanti para pengelola wisata, agar tak cepat berpuas diri.
"Ayo berinovasi, jangan merasa Pantai Balekambang sudah ramai, Pantai Ngantep sudah ramai. Maka dari itu ayo sama-sama berinovasi tingkatkan kunjungan wisata. Kreatifitas para pengelola sangat dibutuhkan. Tapi, tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan," ungkap pria yang memiliki hobi olahraga motor trail itu. (Surya/Erwin Wicaksono)