Pria Ini Menyesal Ikut ISIS Karena Tak Kuat Beli Budak Pemuas Nafsu, Nikahi 2 Perempuan Pun Cerai
Mark John Taylor, anggota ISIS asal Selandia Baru, mengaku menyesal bergabung dengan ISIS karena tidak bisa mendapatkan budak seks.
Kini setelah ISIS dilaporkan hanya tinggal menguasai Desa Baghouz, dia yang ditangkap pasukan Kurdi berujar ingin pulang.
Dia meminta maaf karena di masa lalu sudah menimbulkan masalah. "Saya tidak tahu apakah saya bakal diizinkan kembali atau tidak," katanya.
Taylor menuturkan, selama bergabung dengan ISIS, dia tidak turun di garis depan.
Dia bertugas sebagai penjaga di perbatasan dengan pemerintah Suriah.
Permintaan Taylor itu mendapat tanggapan dari Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern yang mengatakan, dirinya memang punya hak di bawah hukum internasional.
Namun, kepada NZT, Ardern menjelaskan, sangat sulit memulangkan Taylor karena dia tidak mempunyai dokumen perjalanan setelah paspornya dibakar sendiri.
Perempuan Yazidi di Mata ISIS
Seperti diketahui kelompok ISIS menjadikan ribuan perempuan etnis Yazidi sebagai budak seks yang bisa diperdagangkan.
"Bagi ISIS, para perempuan Yazidi adalah barang dagangan,” kata Dr Mirza Dinnayi. Dinnayi adalah salah satu perunding yang mengontak milisi tertentu untuk membebaskan perempuan-perempuan Yazidi yang disekap ISIS.
“Saat ISIS mundur (akibat gempuran kekuatan anti-ISIS), mereka mambawa serta barang-barang berharga, seperti emas dan uang kontan," kata Dinnayi.
"Perempuan-perempuan yang mereka sekap juga mereka bawa pergi. Makanya di daerah bekas kekuasaan ISIS, kami tak menemukan banyak tawanan perempuan. Bagi ISIS, perempuan bisa dijual," kata Dinnayi.
Dinnayi melacak dan menemukan perempuan-perempuan Yazidi yang melarikan diri untuk kemudian dirawat dan dibawa ke tempat-tempat perlindungan di Jerman atau ke negara Eropa lainnya.
Berbeda dengan Dinnayi, Abu Shuja harus mengeluarkan uang untuk membebaskan perempuan-perempuan Yazidi yang disekap dan diperbudak oleh ISIS.
Dengan kata lain, ia 'membeli' perempuan Yazidi yang ingin ia bebaskan.
Prosesnya melibatkan perundingan soal harga dan jika disepakati, ia akan menemui milisi ISIS di Suriah, membayar harga dan kemudian membawa perempuan tersebut.