Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kampung Ondomohen Genteng Surabaya Manfaatkan Got Jadi Wadah Ternak Bibit Ikan Lele dan Nila

Wilayah RT 8 RW 7 Kelurahan Ketabang menjadi lokasi yang cukup unik di perkotaan. Inovasi yang menjadi sorotan ialah got yang dijadikan kolam ikan.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Arie Noer Rachmawati
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
ASRI - Suasana kampung Ondomohen Magersari yang terlihat asri dengan banyaknya pohon dan dimulut gang dipenuhi urban farming dan kolam lele dan ikan nila di saluran air kampung. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wilayah RT 8 RW 7 Kelurahan Ketabang, Genteng, Kota Surabaya menjadi lokasi yang cukup unik di perkotaan.

Melewati gang kecil di seberang area Sate Klopo Ondomohen yang khas Surabaya, area kampung Ondomohen terlihat sejuk dan berwarna warni.

Pesona gang kecil ini mulai menyita perhatian banyak tamu Pemerintah Kota Surabaya di tahun ini.

Pasalnya kampung ini mulai dikenal dengan beragam inovasi di lahan terbatas dan lokasinya berdekatan dengan Balai Kota Surabaya.

Kampung Ondomohen Genteng Surabaya Pertahankan Kebersihan Lingkungan Meskipun Minim Warga

Tak Hanya Fokus Kebersihan Lingkungan, Kampung Ondomohen Juga Sediakan Pojok Baca di Gang dan Warung

Satu di antara inovasi yang menjadi sorotan di kampung ini yaitu pada area dekat gapura, terdapat got di kiri kanan jalan kampung yang dipenuhi bibit ikan lele dan ikan nila.

Musmulyono, kader lingkungan RT 8 mengungkapkan, inovasi ini tercipta karena minimnya lahan warga.

Bahkan tidak ada lahan kosong di gang yang terdiri dari 10 rumah tersebut.

Memanfaatkan air IPAL, warga mendesain saluran pembuangan rumah tangga masuk ke dalam pipa, dan memanfaatkan ruang sisa dalam got untuk budidaya ikan.

"Setiap tahun kalau ikut lomba kebersihan diminta inovasi. Tahun kedua ingin inovasi. Mau buat kolam fiber tidak ada lahannya, karena pasti mengurangi lahan untuk tanaman dan aktivitas warga," urai pria yang ditunjuk sebagai fasilitator Lingkungan Wilayah Kecamatan Genteng ini, Senin (25/3/2019).

Pembuatan kolam ikan di dalam got ini juga tak lepas dari IPAL yang dimiliki warga.

Pasalnya warga telah sempat membuat IPAL yang ditempatkan di dalam tanah sebagai pasokan air bersih untuk menyiram tanaman.

"Kalau cuma buat menyiram tanaman kan sayang, makanya kami alirkan untuk sumber air buat ikan," ujarnya.

Dipilihnya got sebagai area budidaya juga tak lepas dari debit pembuangan air limbah rumah tangga yang terbilang sedikit.

Sehingga berbekal gorong royong warga, mereka mulai membuat saluran pembuangan untuk limbah rumah tangga melalui pipa.

Dengan memakai pipa, maka area got masih tersisa banyak ruang.

Kemudian warga membuat lapisan kolam dan menyalurkan air IPAL pada kolam tersebut.

"Hanya sepanjang empat meter, kami buat kolamnya di area got yang tidak dilalui jalan warga. Jadi tetap bersih meskipun cuma ditutup tralis berongga," paparnya.

Mus mengungkapkan, dalam kolam got sepanjang empat meter tersebut warga bisa menyebar 1.500 bibit lele.

Kemudian saat berukuran lebih besar mulai dipisah ke kolam got di sisi lainnya.

"Totalnya ada empat kolam got, dan setelah tiga bulan kami bisa panen," ujarnya.

Selain dirawat bersama oleh warga, saat panen warga juga bergotong royong.

Tak sulit bagi Mus dan warga kampung untuk menjual hasil ternak mereka.

Sejumlah pedagang bahkan kerap memesan lele hasil ternak warga tersebut.

Wisata Kampung Durian Pakis Jember, Ada Wisata Petik Durian Hingga Main di Air Terjun Rengganis

Kampung Lalu Lintas Jambangan Surabaya, Wajibkan Warga Pakai Helm Walau Berkendara di Area Kampung

"Kami sampai kewalahan, karena maunya pedagang kami jual tiap hari. Tetapi kami belum sebanyak itu lahannya untuk bisa panen tiap hari," urainya.

Tak hanya menghasilkan pundi-pundi uang untuk kas kampung.

Kolam ikan di dalam got ini juga menjadi daya tarik bagi anak-anak.

Bahkan sejumlah kunjungan ke kampung ini sengaja menyasar sistem pengolahan IPAL hingga bisa pembuatan kolam pada got ini.

Wakil Bupati Jembrana Bali, I Made Kembang Hartawan merupakan salah satu tamu yang mengunjungi kampung ini bersama rombongannya.

Ia mengungkapkan, sangat tertarik dengan pengelolaan lingkungan di Kota Surabaya yang juga memiliki potensi wisata.

"Kami sudah melangkah sejak dua sampai tiga tahun lalu sejak mengunjungi Surabaya, hasilnya sudah kelihatan. Yang bisa diadaptasi dulu caranya daur ulang. Kali ini tentang IPAL," ujarnya.

Iapun sangat tertarik dengan pengolahan limbah rumah tangga yang bisa bernilai ekonomi.

Pasalnya di wilayahnya, limbah rumah tangga di tempat masih konvensional.

"Support pemerintah memang penting, justru pemerintah harus punya andil besar pada masyarakat. Makanya nanti saya yang mengenalkan pada warga saya untuk bisa diterapkan juga," pungkasnya. (Surya/Sulvi Sofiana)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved