Rumah Politik Jatim
Bawaslu Jatim : Seharusnya Sosialisasi Pemilu Juga Soal Cara Memilih
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur berharap sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur tak sekadar mengenalkan calon
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur berharap sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur tak sekadar mengenalkan calon. Lebih dari itu, Bawaslu Jatim juga berharap KPU bisa mempublikasikan cara memilih yang benar.
"Saya rasa, penting untuk diketahui bahwa tidak hanya calon, namun juga cara memilih yang benar dan mendaftarkan pilihan itu juga perlu disosialisasikan," kata Komisioner Bawaslu Jatim, Aang Kunaifi kepada Surya.co.id ketika dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (26/3/2019).
Termasuk juga mencerdaskan pemilih dengan mempublikasikan program kandidat.
"Jangan sampai memberikan pilihan dengan didasari pada nilai pragmatis, seperti pemberian uang," kata Aang kepada Tribunjatim.com.
Sejauh ini, Bawaslu Jatim juga telah melakukan sosialisasi pemilu untuk ikut menyukseskan pemilu yang rencananya akan dilaksanakan pada 17 April 2019 mendatang.
• Pengukuhan Gelar Doktor Honoris Causa Pakde Karwo, Dihadiri Pejabat Pemprov Jatim dan AHY
• Arema FC Komentari Kekalahan Timnas U-23 dari Vietnam, Singgung Nama Egy Maulana dan Saddil Ramdani
• Ini Daftar 16 Negara yang Lolos Kualifikasi ke Piala Asia U-23 2020, Thailand jadi Tuan Rumah
"Kami berharap semua warga negara yang memiliki hak pilih dapat menggunakan haknya," katanya.
"Namun, kami sekali lagi bukan hanya mementingkan soal hari H nya saja, namun proses menuju kesana juga harus diperbaiki. Bersama Bawaslu, semua harus ikut mengawasi," katanya.
Sehingga, kesuksesan pemilu mendatang, bukan sekadar besarnya angka partisipasi saja, namun juga besarnya suara sah.
"Ini penting untuk menjadi catatan," tegasnya.
Untuk diketahui, pada pemilu tahun ini, sistem yang akan digunakan berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini, pemilihan presiden dan pemilihan legislatif akan berjalan serentak.
Oleh karenanya, para pemilih akan dihadapkan pada lima surat suara sekaligus. Tiap surat suaranya, akan dibedakan sesuai warna.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur masih optimis dapat meningkatkan partisipasi pemilih sesuai target, yakni mencapai 77,5 persen. Sekalipun, banyak pihak yang pesimis dengan target KPU tersebut mengingat pola sosialisasi dan publikasi yang dilakukan KPU.
"Kami optimistis dapat memenuhi target nasional, 77,5 persen," kata Komisioner KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro kepada Surya.co.id ketika dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (26/3/2019).
Target tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan partisipasi pemilihan legislatif dan pilpres di 2014 silam yang masing-masing baru mencapai 74 dan 71 persen. "Yang perlu menjadi catatan, Pileg dan pilpres saat ini berjalan serentak. Sehingga, semakin banyak pihak yang mendorong untuk keterlibatan pemilih," katanya.
Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo-Sandi di Jawa Timur pun memberikan kritik keras terhadap pola sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). BPP Jatim menilai pola sosialisasi yang dilakukan KPU tak signifikan menurunkan potensi pemilih golongan putih (golput).
"Kami melihat potensi golput tidak jauh berbeda dengan pemilu sebelumnya apabila tak ada perbaikan dalam pola publikasi. Bahkan, (angka golput) bisa lebih besar," kata Ketua Bidang Media BPP Jatim, Hadi Dediansyah kepada Surya.co.id ketika dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (26/3/2019).
KPU selaiknya lebih masif dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat di antaranya melalui pola kerjasama dengan media. "Sementara itu, untuk bisa menjangkau ke lapisan bawah itu tidak ada medianya," kata Hadi.
Apabila tak segera diselesaikan, potensi golput pada pemilu yang rencananya akan dilaksanakan pada 17 April 2019 mendatang bisa mencapai dua digit. "Bahkan potensi golput bisa mencapai 25-30 persen," kata Hadi. (bob/Tribunjatim.com)