Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Penyebab Kematian Kartini Diungkap Suami, Sempat Alami Sakit Perut Hebat, Benarkah Diracun?

Suami Kartini ungkap detik-detik terakhir istrinya meninggal. Misteri soal kabar Kartini tewas diracun pun terungkap!

Penulis: Januar AS | Editor: Melia Luthfi Husnika
tribunnews.com
RA Kartini, penyebab kematian Kartini terungkap 

Demikian kisah yang diceritakan dalam buku berjudul "Kartini, Sebuah Biografi" karya Sitisoemandari Soeroto yang rilis pada 1979.

Sekitar 4 hari sebelum ajal, Kartini melahirkan anak tunggalnya yakni Raden Mas Soesali.

Sebenarnya dokter langganan Kartini adalah Bouman, seorang dokter sipil di Rembang.

Sayang saat merasakan kontraksi satu hari sebelumnya Bouman keluar kota.

Karena dokter langganan tidak ada di tempat, suami Kartini terpaksa memanggil dokter Van Ravesteijn dari Pati untuk membantu persalinan istrinya.

Empat hari setelah persalinan, Van Ravesteijn datang untuk memeriksa Kartini.

Kondisi wanita yang terkenal dengan kumpulan surat berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang" ini masih baik-baik saja.

Van Ravesteijn lantas meminta Kartini meminum obat.

TIPS CANTIK HARI INI - Tak Perlu Ribet, Empat Skincare Ini Bisa Bikin Wajah Kamu Selalu Flawless

Sekitar 30 menit setelah Ravesteijn pergi, tiba-tiba Kartini merasakan sakit perut yang menghebat.

Djojoadiningrat lantas menyuruh orang untuk memanggil sang dokter untuk kembali.

Namun Kartini tak tertolong lagi.

Kematian mendadak RA Kartini sontal menimbulkan rumor bahwa istri Bupati rembang tersebut meninggal karena diracun.

Dokter langganan Kartini, Bouman, bahkan sempat melakukan penyelidikan untuk mengungkap kematian yang misterius tersebut.

Dari hasil penyelidikan terungkap, Van Ravesteijn sesungguhnya bukanlah dokter yang dapat dipercaya.

Namun hasil penyelidikan tersebut sepertinya tidak cukup kuat untuk membuktikan teori bahwa Kartini meninggal karena diracun.

Atau minimal akibat tindakan malpraktik dokter.

Walhasil, sejarah resmi mencatat Kartini meninggal dunia karena sakit preeklampsia.

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved