Kisah Sukses UMKM
Kisah Pemilik Usaha Es Krim Mochi Sak Dollar Beromzet 50 Juta, Dapat Pesanan Produk Sampai ke Papua
Jatuh bangun dalam dunia usaha merupakan hal yang wajar bagi para pengusaha. Itulah yang dirasakan oleh Rully, pemilik usaha Es Krim Mochi Sak Dollar.
Penulis: Rifki Edgar | Editor: Arie Noer Rachmawati
Yang menjadi keunggulan es mochi miliknya ialah tidak memakai essence sebagai perasa dalam produknya tersebut.
Dia memakai buah alami yang diolah untuk dijadikan menjadi es krim yang terbalut dalam balutan mochi.
Hingga kini, telah ada 14 varian rasa dari Es Krim Mochi Sak Dollar milik Rully.
"Yang kami jual adalah rasa. Karena rasa itulah yang akan dicari oleh orang," ucapnya.
Es mochi yang dikeluarkan oleh Rully kini sudah dipasarkan ke seluruh Indonesia.
Bahkan, pemasarannya paling jauh sampai ke Timika, Papua.
"Kami banyak menjualnya melalui reseller-reseller. Es mochi kami jual dengan harga Rp 7.000 per pcsnya," ujarnya.
Dalam proses pengemasan, Rully mengaku mendapatkan kendala ketika harus mengirimkan es mochi buatannya tersebut.
Karena harus selalu dalam keadaan membeku, Rully sampai melakukan berbagai macam inovasi dalam pengemasannya.
Yakni, dengan menggunakan box kecil yang kemudian es mochi tersebut dibungkus dalam sebuah plastik.
"Kalau tidak kami beri box, es mochi kami akan cepat meleleh. Belum lagi jika pengirimannya membutuhkan waktu beberapa hari," ucapnya.
• 5 Jajanan Tradisional yang Wajib Dicicipi Saat Liburan ke Yogyakarta Selain Bakpia
• Brand Kosmetik Lokal Surabaya Azarine Gandeng Desainer Tampilkan Produk Terbatas untuk Perluas Pasar
Bagi Rully, kendala yang ia hadapi bukanlah sebuah kelemahan bagi dirinya dalam memasarkan produk.
Malah kelemahan ini dijadikan kelebihan bagi Rully terutama dalam hal pengemasan yang dibuat semenarik mungkin agar masyarakat tertarik untuk membeli.
Berkat pengemasan yang unik inilah, Rully mampu menghasilkan omset Rp 50 Juta per bulan hanya untuk es mochi saja.
"Saat ini kami banyak memasarkan produk kami ke Hotel ataupun ke tempat wisata. Karena kami tau sasaran kami itu siapa. Jadi kami memang sengaja tidak menjual ke toko-toko kelontong di pinggir jalan," ucapnya. (Surya/Rifki Edgar)