1 Tahun Serangan Bom Surabaya
Mertua Dita Oepriarto Masih Terpukul, Ingat Keempat Cucunya yang Tewas Diajak Ledakkan Bom Gereja
Dita Oepriarto merupakan pelaku peledakan tiga gereja di Kota Surabaya, Minggu (13/5/2018) silam.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
Kondisinya begitu acak-acakan, tampak di dalamnya beberapa galon air mineral kosong ukuran 19 liter berserakan.
• Detik-detik Penemuan Pabrik Bom di Sri Lanka, Sempat Terjadi Baku Tembak sampai Ledakan Bom Susulan
Dua buah kursi yang terbuat dari besi bergeletakan di tanah dengan posisi tengkurap.
Kemudian, beberapa sepeda ontel terparkir berhimpitan di sudut halaman.

Tampak juga tumpukan benda yang nyaris mirip tumpukkan sampah berserakan tepat di depan pintu garasi.
Dan tumbuhan liar seperti ilalang, juga tumbuh lebat memenuhi permukaan teras rumah.
“Sudah tidak ada aktivitas apa-apa. Sampai sekarang masih terpasang police line, dan kini tidak boleh dibuka kecuali ahli waris,” lanjutnya.
• Tidak Ada Anggapan Buruk pada Keluarga Pelaku Bom Surabaya, Warga Bersikap Biasa
Hingga detik ini, lanjut Khorihan, masih belum ada ahli waris dari pihak keluarga Dita Oepriarto maupun istrinya datang ke rumahnya untuk membicarakan tentang nasib rumah yang tak lagi ada penghuninya itu.
Setahu Khorihan, mertua Dita Oepriarto, atau kedua orang tua Puji, belum ada pembicaraan serius mengenai nasib rumah yang dihuni keluarga menantu dan keempat cucunya itu.
Saat Khorihan dan beberapa anggota keluarganya menyempatkan diri berkunjung ke rumah kedua orangtua Puji di Kabupaten Banyuwangi pada Februai 2019 lalu, kedua orangtua yang terbilang begitu sepuh itu, masih tampak terpukul dengan insiden nekat yang dilakukan menantu beserta anak dan cucu-cucunya, meski telah berselang hampir setahun lalu.
• Sarasehan Lintas Agama di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Memaknai Peristiwa Tragedi Bom 13 Mei
“Kedua orangtuanya masih dalam keadaan terpukul dan stres. Yang paling diingat cucu-cucunya yang paling disayangi, ’cucuku sering datang ke rumah sini, saya masih keingat cucu-cucuku’ mereka bilang gitu,” katanya seraya menirukan perkataan mertua Dita Oepriarto.
Mengingat orangtua Puji masih begitu terpukul, dan tak ingin terus membuat keduanya terlarut dalam insiden kelam itu, Khorihan mengaku pada TribunJatim.com, sempat merasa rikuh hingga terpaksa mengubah tema perbincangan yang terbilang singkat itu.

“Karena masih terlarut kejadian itu, kami juga agak gimana, kan gak ingin terlalu terlarut dalam kesedihan juga, sampai kami ajak ngomong soal bisnisnya,” lanjutnya.
Saat ditanya perihal status kepemilikan rumah yang ditinggali Dita Oepriarto, Khorihan mengaku tak tahu pasti surat tanah rumah yang ditinggali keluarga Dita Oepriarto sejak 2012 itu atas nama siapa.
• Polda Jatim Sayangkan Foto Korban Anak Bom Pasuruan Beredar di Media Sosial
Namun yang jelas, ungkap Khorihan, rumah beralamat Perumahan Wisma Indah Jalan Wonorejo Asri XI Blok K-20, Rungkut, Surabaya itu, dibeli menggunakan uang milik orangtua Puji.
“Yang kaya itu orangtuanya Bu Puji, orangtuanya punya usaha jamu gitu,” ucapnya.
Satu tahun bom Surabaya berlalu, dan selama itu pula rumah itu tidak berpenghuni.
Setahu Khorihan, tak banyak hal aneh yang terjadi di dalam rumah mendiang Dita Oepriarto dan keluarga.
"Hanya sekali ada yang lapor merinding. Selebihnya biasa saja," katanya.
Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com: