Prabowo Singgung Soal Makar: Jangan Takut-takuti Kita, Amien Rais Tidak Makar, Kita Bela Negara
Dalam acara pemaparan kecurangan Pilpres 2019, Prabowo sempat singgung soal makar & menegaskan bahwa pendukungnya tidak melakukan tindakan makar.
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Arie Noer Rachmawati
Hasyim Asyari juga mengonfirmasi bahwa tuduhan-tuduhan tersebut sudah terklarifikasi atau diperbaiki dalam rapat pleno rekapitulasi suara di setiap tingkatan baik baik dari tingkat provinsi hingga tingkat kelurahan.
"Ya kan sudah terklarifikasi. Kalau gara-gara ada dugaan itu kan terklarifikasi di tingkat-tingkat itu. Kalau kecamatan, ada yang tidak puas, bisa diklarifikasi di tingkat kabupaten. Ya bukan diabaikan. Datanya aja kita cocokkan. Kemarin seperti di rekap Kalimantan Timur, Maluku Utara, kita juga cocok-cocok kan (di rekap tingkat nasional)," kata Hasyim.
Kemudian, Hasyim menambahkan, kepada BPN agar bisa memberi bukti kesalahan input data perolehan suara dengan menggunakan data yang kuat.
Bilamana BPN tidak mampu memberikan pembuktian, maka tuduhan tersebut tidak benar adanya.
"Artinya begini ya, kalau secara hukum, cara berpikirnya begini, Barang siapa mendalilkan, dia harus membuktikan. Kalau tidak bisa membuktikan kan, dalilnya gugur," imbuhnya.
Ternyata, Komisioner KPU RI, Ilham Saputra membenarkan pernyataan Hasyim Asyari sekaligus mempersilakan seluruh peserta Pemilu termasuk BPN untuk menyampaikan dugaan kecurangan Pemilu.
Hanya, penting untuk diingat bahwa mereka harus menggunakan prosedur hukum yaitu dengan melaporkan dan membuktikannya kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Itu haknya untuk menyampaikan. Tapi, kemudian silakan dibuktikan dan dilaporkan ke Bawaslu. Gunakan prosedur hukum yang berlaku," kata Ilham di Kantor KPU RI.
Perlu diketahui, bahwa BPN mengundang KPU RI untuk hadir dalam acara yang bertema pemaparan kecurangan Pemilu 2019.
Namun, Ilham tidak mengonfirmasi apakah KPU menghadiri undangan tersebut, tetapi yang jelas KPU RI saat ini sedang disibukkan dengan kegiatan rekapitulasi suara nasional yang ditargetkan pada 22 Mei 2019 mendatang.
Ilham mengaku bahwa pihak KPU RI tidak memiliki waktu luang untuk hadir ke acara tersebut, kendati KPU RI masih berkutat dengan rapat pleno rekapitulasi sejak Jumat (10/5) kemarin, hingga tanggal 22 Mei 2019 mendatang.
"Kita sibuk rekapitulasi," kata dia singkat.
• Mengintip Rumah Mewah Sandiaga Uno yang Kekayaannya 5 Kali Lipat Lebih dari Prabowo, Semua Ada!
Sandiaga Uno Sebut Pemilu 2019 Memprihatinkan
Sandiaga Uno menilai pemilihan presiden atau Pilpres 2019 kali ini dapat dikatakan pemilu paling mematikan sepanjang sejarah Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Sandiga Uno melalui acara yang bertajuk "Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019" yang digelar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dilansir dari Tribunjakarta.com, Sandiaga Uno menuturkan bahwa pelaksanaan Pemilu 2019 kali ini cukup memprihatinkan, pasalnya banyak korban jiwa yang berjatuhan pasca Pemilu 2019.
"Semakin nyata kiranya pemilu 2019 yang sedang kita jalani ini menolerahkan sejumlah catatan yang cukup memprihatinkan, betul?" kata Sandiaga dalam acara pemaparan kecurangan Pemilu 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa, (14/5/2019).
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga berkesempatan mengutarakan pendapatanya bahwa pesta demokrasi 2019 kali ini menyebabkan banyak anak kehilangan orang tuanya, hingga istri kehilangan suaminya bahkan masyarakat kehilangan sanak saudaranya.
Petugas KPPS yang wafat kurang lebih sebanyak 600 petugas dan 3 ribu lainnya dirawat di rumah sakit.
lainnya dirawat.
"Kita berdoa supaya yang wafat khsunul khotimah, memperoleh status mati wahid karena gugur saat menjalankan tugas kenegaraan," kata Sandiaga.
Seperti yang dicontohkan oleh Sandiaga Uno yaitu salah satu warga warga bernama Evi yang tinggal di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Menjelang hari raya Idul fitri, ia harus kehilangan suaminya yang meninggal saat bertugas sebagai Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS).
"Kami tadi bersama pak Prabowo ingin menyampaikan bela sungkawa yang mendalam. kebahagiaan ibu evi untuk menyambut hari raya idul fitri 1440 H bersama bapak Umar Hadi tidak bisa terlaksana. Insya allah pak Umar Hadi khusnul khotimah dilapangkan kuburnya," katanya.
Dalam hal ini Sandiaga menilai tidaklah heran apabila Pemilu kali ini disebut yang paling pahit dalam sejarah dan ia berharap adanya sebuah evaluasi dan menjadi pembelajaran agar tidak terulang di kemudian hari.
"Sebuah pelajaran yang amat mahal yang harus dijadikan bekal bagi perbaikan penyelenggaran pemilu di waktu yang akan datang," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sandiaga Kritik Tim Hukum Nasional, Prabowo Berapi-api: Amien Rais Tidak Makar, Kita Bela Negara