Aksi 22 Mei
FAKTA PROVOKATOR Anak Muda Dibayar Rp 6 Juta Untuk Aksi Demo 22 Mei di Bawaslu dan Petamburan
Ternyata demonstran di Bawaslu dan Petamburan mayoritas anak muda, mereka dibayar dengan amplop yang berisi Rp.6 juta
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Januar
Bahkan sejumlah mobil yang berada di sekitar Asrama Brimob turut dibakar.

Seperti yang telah dipantau oleh Tribunjatim.com melalui tayangan YouTube Kompas TV tampak massa melakukan penyerangan di Arama Brimob yang mana massa tersebut sebelumnya terlibat aksi di Tanah Abang dini hari tadi.
Massa yang terpukul mundur di Tanah Abang ini akhirnya berpindah haluan menuju Arama Brimob Petamburan.
Setelah massa melakukan pembakaran dan perusakan mereka tidak langsung meninggalkan lokasi namun masih berada di sekitar Asrama Brimob sembari beberapa kali melempar batu hingga bom molotov.
Untuk diketahui dilansir dari Wikipedia.com bom molotov adalah sejenis bom yang terbuat dari botol dan diisi bensin serta akohol dan sumbu berupa tali atau kain. Bom ini mampu memberikan efek terbakar karena sebelum dilempar, sumbu terlebih dahulu dibakar.
Namun dengan adanya kericuhan ini petugas polisi yang berada di lokasi lantas membuat situasi menjadi lebih kondusif.
Bahkan pihak kepolisian mengajak massa aksi demo untuk negosiasi.
Sementara usaha bernegosiasi ini sudah dilakukan sejak pagi tadi, namun terlampau sulit.
Tak hanya itu, massa kemudian membuat barikade di kawasan Brimob.

Brigjen Dedi Prasetyo selaku Karopenmas Polri membenarkan kondisi pihaknya yang berusahan melakukan negosiasi dengan massa aksi demo.
Namun jika belum ada kata kesepakatan dalam negosiasi dan massa masih terus melanjutkan tindakannya melawan hukum, maka TNI akan turun tangan dan melakukan tindakan tegas.
"Bila hari ini mungkin belum ada kata kesepatakan, apabila terjadi terus dilakukan tindakan hukum aparat keamanan TNI Polri akan lakukan tindakan tegas dan terukur," ujar Dedi Prasetyo seperti dilansir TribunJakarta dari Kompas TV.
"Ini demi kepentingan seluruh masyarakat," tambahnya.
Selanjutnya, Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan identifikasi terhadap massa yang melakukan tindakan anarkis.
Ia menegaskan bahwa adapula seorang pihak yang bertindak sebagai provokator yang mengompor-ngompori massa aksi demo hingga akhirnya menimbulkan kericuhan.