Aksi 22 Mei
TERUNGKAP FAKTA 6 Dalang Aksi 22 Mei, IPW Sebut Dalang Salurkan Hasrat Nostalgia Kerusuhan 1998
Pihak kepolisian & Menkopolhukam sudah mengetahui 6 sosok dalang kericuhan 22 Mei lalu, lantas siapa saja keenam dalang tersebut?
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Disebutkan oleh Indonesia Police Watch (IPW) telah terungkap 6 dalang kerusuhan di aksi 21 Mei dan 22 Mei 2019 merupakan purnawira perwira tinggi.
Pernyataan tersebut diungkapkan langsung oleh Neta S Pane, Ketua Presidium IPW, ia menyatakan bahwa pihak kepolisian telah mengetahui siapa saja yang telah menjadi dalan dalam kerusuhan tersebut.
Berdasarkan penilaian IPW, tak hanya pihak kepolisian namun Menkopolhukam Wiranto juga mengatakan bahwa dalang kerusuhan di Jakarta telah diketahui.
• Adian Napitupulu Blak-blakan Soal Dalang Kerusuhan 22 Mei, IPW Sebut 6 Orang Termasuk Purnawirawan
Namun, IPW belum mau membeberkan identitas keenam dalang kerusuhan di aksi 22 Mei. Dengan demikian, IPW mendorong dan mendesak Polri agar bertindak cepat menangkap dan menahan dalang kerusuhan tersebut.
"Tapi saya kira itu tugas Menkopolhukam dan polisi yang menjelaskan. Saya kira Pak Wiranto segera jelaskan," imbuh IPW dilansir dari kanal YouTube Metro Tv pada Senin (27/5).
Neta S Pane meyakini pihak kepolisian dan Menkopolhukam enggan mengumuman sosok 6 dalang tersebut.
"Enggak mau atau tak berani?" tanya pembawa acara.
"Bisa dikatakan tak berani karena pihak yang dibelakangnya terlalu kuat," jelas Neta S Pane.
"Bahkan lebih kuat dari Menkopolhukam?" cecar pembawa acara.
"Menkopolhukam kan sudah pensiun. Jadi kalau kita lihat kerusuhan 22 Mei itu mau mencoba reuni atau nostalgia, menyalurkan hasrat antara peristiwa kerusuhan 1998. Tetapi untungnya saat 22 Mei malam itu sudah selesai," ungkap Neta S Pane.
Dilansir dari Tribunkaltim.com, IPW menginformasikan bahwa keenam dalang kerusuhan 22 Mei 2019 yaitu dua purnawirawan perwira tinggi, dua purnawirawan perwira menengah, satu tokoh preman dan satu anak kiai ternama.

Pun dijelaskan Neta S Pane bahwa keenam dalang tersebut menggunakan salah satu ormas kepemudaan, para preman Tanah Abang, santri muda dan anak-anak lainnya.
Sehingga mereka lah yang kala itu memprovokasi massa demonstran pendukung capres 02 dari daerah hingga terlibat dalam kerusuhan dan berisikap anarki terhadap aparat keamanan.
• 4 Fakta Mustofa Nahrawardaya Ditahan Hingga Menambah Daftar Nama Pendukung Prabowo Terjerat Hukum
Plitikus PAN Minta Polsisi Tangkap Aktor Intelektual
Bara Hasibuan selaku Wakil Ketua Umum PAN, meminta agar pihak kepolisian mengusut tuntas aksi 22 Mei yang berujung pada kerusuhan.
Tak tanggung-tanggung, ia meminta Polri untuk menangkap dan mengadili aktor intelektual di balik kerusuhan aksi 22 Mei 2019.
"Menkopolhukam dan Kapolri sudah mengatakan bahwa memang ada orang kuat yang mendesain kerusuhan tersebut yang mencoba untuk memanfaatkan demonstrasi damai untuk kepentingan politik mereka," kata Bara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2019).
"Jadi saya menyerukan bukan hanya dilakukan tindakan hukum terhadap pelaku-pelaku di lapangan yang sudah ratusan orang ditahan tapi juga betul-betul orang-orang yang merupakan bagian dari elite yang mendesain ini semua dengan motif politiknya," imbuh Bara.
Bara Hasibuan menyatakan dengan keras tidak ada tempat bagi siapapun yang inin merusak demokrasi di Indonesia.
• Mustofa Nahrawardaya Kini Ditahan dan Ditetapkan Sebagai Tersangka Ujaran Kebencian
Legislator PAN tersebut berharap agar kerusuhan dalam aksi 22 Mei menjadi pembelajaran agar ke depannya kejadian tersebut tidak terulang kembali.
"Jadi kita tidak bisa bernegosiasi dengan orang-orang ini karena sangat berbahaya dan mereka merupakan pengkhianat, menyebar teror untuk tujuan politiknya, karena jelas di sini ada tujuan politik," tegasnya
"Dan semua ini harus kita bongkar karena kita harus belajar banyak dari kejadian-kejadian minggu lalu jangan sampai strategi semacam ini diulang lagi," sambungnya.
Terlebih lagi ia meminta agar pihak kepolisian melakukan tindakan tegas kepada para perancang aksi 22 Mei yang menimbulkan kerusuhan, kendati msyarakat mendukung penuh pihak kepolisian untuk mengusut secara tuntas insiden tersebut.
"Dan saya ingin mengatakan kepada Kepolisian dan Pemerintah bahwa kita semua publik berdiri di belakang polisi dan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar siapapun yang bertanggung jawab, apakah mereka itu juga bagian dari elite politik karena yang mendanai itu juga bisa mempunyai patron politik," pungkasnya.
Hermawan Sulistyo, pengamat politik sekaligus Kajian Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Kapuskambas UBJ) menyebut perencana kerusuhan di aksi 21-22 Mei adalah profesional.
Aksi 22 Mei merupakan gerakan menolak hasil Pemilu 2019 yang dicetuskan pasangan capres cawapres nomor urut 02 dengan menyasar kantor Bawaslu.
Aksi ini berlangsung masif mulai 21 Mei hingga 22 Mei 2019 dan menimbulkan kerusakan fisik, korban luka dan bahkan tewas.
Hermawan Sulistyo yang akrab dipanggil Kikik itu menyoroti cara perusuh aksi 22 Mei itu saat melempar bom molotov.
• Bawaslu RI Tolak Tindak Lanjuti Laporan BPN Soal Input Data Situng yang Sempat Diajukan 14 Mei 2019
Hermawan Sulistyo kala itu menyampaikan tanggapannya terkait aksi 21 Mei dan 22 Mei 2019 sebagai narasumber di sebuah program acara Kompas Petang, pada Jumat (24/5/2019).
Dalam kesempatan itu, Hermawan Sulistyo mengakui bahwa dirinya adalah seorang akitivis yang sering melakukan demonstrasi selama 35 tahun.
Bahkan ia menyebut bahwa dirinya penah menjabat sebagai tim investigasi saat kerusuhan Mei tahun 1998.
"Saya selain demonstran 35 tahun, saya ketua tim investigasi kerusuhan Mei 98," kata Hermawan Sulistyo dikutip TribunJakarta.com dari tayangan langsung Kompas TV.
Tak hanya itu, Hermawan Sulistyo melihat pola kericuhan aksi massa 22 Mei 2019 serupa dengan di tahun 1998.
Menurut Hermawan Sulistyo, peristiwa berdarah pada aksi 22 Mei memiliki pola kerusuhan bukan pola keributan.
• Prediksi Mahfud MD Soal Kondisi Negara Pasca MK Putuskan Hasil Sengketa Pilpres, Singgung Soal Demo
Lantaran kerushan tersebut tejadi di beberapa tempat sehingga ia menyimpulkan bahwa perancang dan perencana di aksi 22 Mei 2019 adalah seseorang yang profesional.
"Polanya sama, ini kerusuhan ini tepinya riot bukan comotion, kecil-kecil di beberapa tempat," jelas Hermawan Sulistyo.
"Yang bisa mendesain seperti itu pasti orang yang punya skill," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Hermawan Sulistyo menjelaskan arti seseorang profesional yang dimaksud adalah sosok oknum tentara, polisi atau seorang preman yang terlatih.
"Perang kota, bisa tentara, bisa oknum polisi, bisa preman, preman yang terlatih," ucap Hermawan Sulistyo.
Untuk diketahui, dilansir dari Wikipedia.com bom molotov adalah sejenis bom yang terbuat dari botol dan diisi bensin serta akohol dan sumbu berupa tali atau kain. Bom ini mampu memberikan efek terbakar karena sebelum dilempar, sumbu terlebih dahulu dibakar.
• Cerita Ismail, Pedagang yang Warungnya Dibakar Massa Aksi 22 Mei, Sebut Bangga Bisa Bertemu Jokowi
Hermawan Sulistyo menyebut Molotov yang digunakan saat aksi demo 21 Mei hingga 22 Mei menggunakan botol yang berukuran besar.
Sedangkan, untuk me;empar Molotov yang berukuran besar tentunya harus memiliki teknik tertentu yaitu menumpukan titik lemparan pada berat badan.
"Contoh kalau ada rekaman video orang yang melempar molotov saya liat molotovnya itu botolnya besar bukan kecil," ucap Hermawan Sulistyo.
"Ini botol segede botol kecap,"
"Itu teknik melemparnya pasti dengan tubuh," tambahnya.
Sehingga, ia menjelaskan dengan detil melempar Molotov berukuran besar tidak bisa dilempar dengan sembarangan, kendati teknik melempar Molotov besar serupa dengan teknik melempar granat.
"Dengan tubuh bukan dengan lempar biasa, enggak bisa dilempar begini saja," jelas Hermawan Sulistyo.
"Dengan tubuh itu tekniknya yang serupa saat melempar geranat," tambahnya.
Penjelasan yang ia sampaikan tampaknya memperkuat soal perancang kerusuhan aksi 21 Mei dan 22 Mei 2019 adalah sosok yang profesional.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Terungkap 6 Dalang Kerusuhan 22 Mei, IPW Sebut Tokoh Dibelakangnya Terlalu Kuat