HUT Kota Surabaya, Kembangkan Smart City dan Pecahkan Problematika Banjir hingga Macet
Di usianya yang ke-726 tahun, Kota Surabaya telah mejelma menjadi kota masa depan. Kota Pahlawan ini bahkan telah sejajar dengan kota-kota di dunia.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Di usianya yang ke-726 tahun, Kota Surabaya telah mejelma menjadi kota masa depan. Kota Pahlawan ini bahkan telah sejajar dengan kota-kota di dunia. Tidak saja infrastruktur kota yang sudah dibangun.
Namun banyak bangunan dan sarana kota telah terbangun. Kota ini yang nyaman dengan aneka taman. Banyak bunga mekar dan aneka tanaman hijau tumbuh semarak di setiap sudut kampung.
Kota metropolis ini juga telah menunjukkan wajah aslinya sebagai kota yang ramah. Tamu dan orang lain yang datang ke Surabaya merasa betah dan nyaman. Sepanjang jalan disapa dengan kesejukan tanaman.
"Namun tidak boleh hanya terhenti pada bangunan infrastruktur kota dan taman. Inilah pentingnya Pembangunan SDM. Masyarakat kita harus ramah dan bikin betah orang lain berlama-lama di Surabaya," ucap Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji, Selasa (28/5/2019).
Orang nomor satu di lingkungan DPRD Kota ini juga mendukung dan mendorong agar sentuhan Pembangunan pada tingkat masyarakat harus dilakukan. Arek Suroboyo harus welcome dan Partisipatoris.
Mau dan ringan berbuat untuk memajukan kota dan memiliki budaya disiplin, taat aturan, ramah, dan mau berperan demi kemajuan kota. Inilah generasi milenia yang akan menghiasi wajah kota ke depan.
Saat ini Surabaya telah menyongsong sebagai Smart City. Kota yang juga menjadi bagian dari kota di dunia. Beberapa kali pertemuan pemimpin setingkat kepala daerah dan menteri dari belahan dunia digelar di kota ini.
Mau tidak mau, Smart City yang sudah menjadi visi kota ini harus terus diimplementasikan dalam setiap sisi kehidupan kota. Ketua DPRD Armuji atau Cak Ji mempersepsikan kota ini harus semua terlayani dengan cepat melalui layanan online.
• Dikiran Bom, Dua Tas di Pos Kamling Membuat Gempar Warga Tulungagung
• Irish Bella Ramai Dikabarkan Hamil, Unggahan Istri Ammar Zoni Jadi Sorotan, Nafa Urbach Ucap Selamat
• Sanksi Berat Menanti Bila Ada Maskapai yang Melanggar Keputusan Menhub Terkait Harga Tiket Pesawat
"Semua layanan Pemerintah harus berbasis IT. Cukup melalui Gadget, semua persoalan dan layanan warga sudah bisa dituntaskan," lanjut Cak Ji yang 20 tahun menjadi saksi sejarah Pembangunan kota.
Pada usianya yang ke 726 ini, problem klasik masih akan terus menghiasi wajah kota adalah warna macet di jalanan kota. Problematika macet adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam perkembangan setiap kota di Indonesia.
Meski harus diakui bahwa semacet-macetnya kota ini masih tidak mengakibatkan hingga stres di jalan. Sebab kondisi itu hanya terjadi di titik-titik tertentu dan jam-jam tertentu. Setelahnya mobil masih bisa bergerak dan melaju di jalan kota.
"Sulit bukan berarti tidak bisa. Macet memang masalah klasik. Tapi kenapa kota lain di dunia bisa. Kuncinya adalah segera harus dibangun sarana transportasi masal yang nyaman dan tepat waktu," kata Cak Ji.
Arek Suroboyo 54 tahun ini melihat sudah saatnya disiapkan perencanaan berwawasan ke depan bahwa perlunya Pembangunan transportasi publik. Selama ini pertumbuhan jalan tak sebanding dengan pertumbuhan mobil dan motor.
Namun harus diakui bahwa hanya Kota Surabaya yang mampu meningkatkan kapasitas dan luas jalan. Jalan di Surabaya tumbuh. Meski pertumbuhan jalan ini sangat tidak sebanding dengan laju pertumbuhan kendaraan. Setiap orang punya motor dan sebagian besar punya mobil.
Akibatnya saat semua kendaraan beroperasi di jalan, bisa ditebak. Ruas jalan tak mampu menampung semua kendaraan itu. Macet menjadi dampak nyata akibat banyaknya kendaraan di Surabaya.