Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Momen Soekarno Sakit saat Hadiri Pernikahan Anaknya, Wajah Bengkaknya Sampai Buat Tamu Menangis

Cerita Soekarno pernah datangi pernikahan anaknya dengan kondisi tidak baik. Sang mantan Presiden dibicarakan seluruh tamu, ini dia kisahnya.

Penulis: Ignatia | Editor: Januar
Youtube
Ucapan Allah terakhir dari Soekarno (Bung Karno) menandai detik-detik wafatnya Sang Proklamator. 

TRIBUNJATIM.COM - Sebuah momen pernah dialami oleh Presiden Pertama RI, Soekarno.

Soekarno memang merupakan sosok yang memiliki kharisma sebagai pemimpin.

Sosoknya yang berkharisma membuat Soekarno selalu diidolakan bahkan hingga saat ini.

Segala sesuatu tentang Soekarno menjadi menarik untuk diperbincangkan.

Presiden Soekarno (Bung Karno) pernah mengalami pengalaman pilu saat menghadiri pernikahan putrinya.

Kisah Soekarno Permalukan Militer Inggris, Pamer Rudal Mematikan Saat Jakarta Terancam Dihancurkan!

Allah, Kalimat Terakhir Soekarno Sebelum Wafat, Keluarga Ucap Takbir Saat Alat Pernapasan Dicabut
Allah, Kalimat Terakhir Soekarno Sebelum Wafat, Keluarga Ucap Takbir Saat Alat Pernapasan Dicabut (Istimewa via Tribunnews)

Bahkan, saking pilunya, Presiden Soekarno sampai membuat para tamu menangis.

Pernikahan yang dimaksud adakah pernikahan Rahmawati Soekarno Putri dengan Martomo Pariatman Marzuki.

Simak kisah pilu Soekarno berikut ini.

Rahmawati Soekarno Putri menikah dengan Martomo Pariatman Marzuki pada tahun 1969.

Di saat yang sama, Soekarno sedang sakit ginjal yang sangat parah.

Detik-detik Soekarno Tahu Dirinya akan Dieksekusi Mati, Langsung Tenang seusai Baca 1 Ayat Alquran

Dilansir dari TribunJabar (grup TribunJatim.com), hal itu disampaikan politisi Bambang Sosatyo ketika melihat fenomena gembar-gembornya pernikahan Edhie Baskoro pada tahun 2011 silam.

Menurut Bambang Sosatyo, pernikahan Rahmawati Soekarno Putri jauh dari kemewahan.

Bahkan kondisinya bisa dibilang sangat prihatin.

Pernikahan Rahmawati Soekarno Putri menikah dengan Martomo Pariatman Marzuki digelar di kediaman Fatmawati di Sriwijaya, Kebayoran, Jakarta Selatan.

Rahmawati Soekarno Putri
Rahmawati Soekarno Putri (TribunJatim)

Saat itu hadir pula Bung Hatta yang memberikan selamat kepada pengantin.

Tak lama berselang, perhatian orang-orang di tempat itu mendadak terfokus ke arah pintu yang terbuka dan di sana ada beberapa tentara.

Dari kerumunan tentara itu terlihat Bung Karno datang ke pernikahan putrinya.

Kala itu Soekarno mengenakan jas berwarna hitam yang agak kedodoran dan wajahnya bengkak-bengkak karena penyakit.

Cerita Istri Soekarno Paling Setia, Dampingi Presiden Sampai Hembuskan Nafas Terakhir di Pangkuannya

Tangis para tamu pun pecah, termasuk putra pertama Soekarno, Guntur Soekarnoputra.

Bung Hatta pun nampak mengusap air matanya dan tersedu-sedu melihat kedatangan Soekarno.

Fatmawati kemudian berlari ke arah suaminya seraya menciumi Bung karno.

Menurut Bambang, kala itu Soekarno berusaha tertawa, tapi kondisinya tak bisa bohong.

Soekarno jelas terlihat kepayahan.

Soekarno Tiba-tiba Berhenti Pidato Pasca G30S/PKI Akibat Selembar Nota dari Ajudan, Isinya Mencekam

"Sementara di luar rumah berita kedatangan Soekarno mulai diketahui banyak orang, dari tukang becak sampai tukang dagangan berlarian ke depan pagar rumah Sriwijaya.

Mereka berteriak-teriak : “Hidup Bung Karno….Hidup Bung Karno” komandan tentara kaget dan memerintahkan agar Soekarno tidak terlalu lama di rumah Sriwijaya, ia harus segera pulang ke Wisma Yaso," cerita Bambang.

Pernikahan Rahmawati Soekarno Putri merupakan pernikahan satu-satunya yang dihadiri Bung Karno untuk anaknya.

Seperti diketahui, di masa-masa akhir hidupnya, Soekarno harus menjalani tahanan rumah.

Ia juga selalu dijaga ketat oleh tentara pada masa itu.

Kisah Pilu Soekarno, Wajah Bengkak-bengkak Saat Hadiri Pernikahan Anaknya.
Kisah Pilu Soekarno, Wajah Bengkak-bengkak Saat Hadiri Pernikahan Anaknya. (Kolase Tribunnews.com/TribunJatim.com - Istimewa)

Ada juga cerita pilu ketika Soekarno tak berpuasa saat Proklamasi Kemerdekaan.

Cerita terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945, tanggal yang begitu bersejarah bagi Indonesia.

Tak banyak yang tahu, saat itu juga bertepatan dengan bulan Ramadhan.

Tepatnya, pada tanggal 9 Ramadhan 1364 Hijriyah.

Sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, terdapat sejumlah peristiwa yang mewarnai hal itu.

Misalnya, ada dugaan penculikan sejumlah tokoh tua seperti Soekarno dan Hatta oleh para tokoh muda.

Peristiwa Pembunuhan Jenderal TNI, Soeharto Diselamatkan Tommy, Nyaris Tewas Minum Racun Tikus

Mereka dibawa ke sebuah kota yang tidak jauh dari Jakarta, yaitu Rengasdengklok.

Tujuan penculikan itu untuk mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya kedua tokoh itu dikembalikan di Indonesia.

Melalui proses yang cukup panjang, mereka kemudian memutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Naskah proklamasi dibuat di rumah seorang petinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Maeda.

Saat Jenderal TNI Fenomenal Berani Gebrak Meja di Rumah Soeharto, Pertemuan Langsung Dibubarkan!

Para tokoh bangsa ketika itu saling menyumbangkan pemikirannya untuk kemerdekaan Indonesia.

Meski demikian, naskah proklamasi kemudian disepakati bersama.

Naskah itu kemudian diketik oleh Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Soekarno-Hatta.

Namun, ada yang unik di balik momentum proklamasi tersebut.

Sebab, meski memasuki bulan Ramadhan, namun, Sang Proklamator, Soekarno atau Bung Karno justru tidak sedang menjalankan ibadah puasa.

Soekarno rupanya memiliki alasan tersendiri mengapa ia tidak menjalankan ibadah puasa

Presiden Soekarno saat bacakan teks proklamasi
Presiden Soekarno saat bacakan teks proklamasi (ISTIMEWA)

Saat itu Soekarno memang sedang terserang sebuah penyakit.

Berdasarkan buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat yang ditulis oleh Cindy Adam, ketika itu Soekarno merasa suhu badannya sangat tinggi.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, sekitar pukul 08.00 WIB, atau kurang dua jam dari proklamasi, Soekarno masih tertidur di rumahnya di Jalan Pegangsaan, Jakarta.

Soekarno saat itu terkena gejala malaria tertiana.

"Pating greges (sakit semua)," keluh Soekarno kepada dokter yang akan memeriksanya, dikutip TribunJatim.com.

Oleh karena itu, dokter pun memberikannya obat agar kondisinya kembali sembuh.

Soekarno pun kembali tertidur.

Lalu pada pukul 09.00 WIB, dia terbangun, dan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada pukul 10.00 WIB.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved