Kilas Balik
Soeharto Marah Besar, Nyaris Tembak Kepala Perwira TNI yang Dianggap Melangkahinya: Kamu Anggap Apa?
Kemarahan Soeharto pernah memuncak kepada seorang perwira TNI di kala dirinya masih menjabat sebagai Pangkostrad TNI.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Adi Sasono
Menurut Rushdy, Soeharto memang pantang dilangkahi.
Meski begitu Soeharto tak pernah lupa dengan orang yang pernah berjasa untuknya.
• Kemarahan Sintong Panjaitan Saat Benny Moerdani Lempar Baret Kopassus, Sebabnya Pertempuran di Papua
Herman kemudian mengajukan permintaan maaf.
Kejadian itu berakhir dengan saling pengertian satu sama lain.
Meski dikenal tegas kepada para penentangnya, Soeharto masih memaafkan Herman Sarens.
Pada 1966, Soeharto dilantik menjadi pejabat presiden.
Usai pelantikan, Herman diundang ke kediaman Soeharto yang saat itu masih berada di Jalan Agus Salim.
Soeharto memanggil Herman ke ruang tamu.
“Man, sini kita foto bersama. Saya sekarang pejabat presiden,” kata Soeharto.
Mereka lantas mengabadikan potret bersama.
“Aku kemudian berfoto dengan Pejabat Presiden Jenderal Soeharto dan Ibu Tien,” kenang Herman dalam otobiografinya.
• Gaya Cucu Soeharto Hang Out bareng Ibunya, Outfit di Tubuh Anak Mayangsari Capai Puluhan Juta
Relasi Pasang Surut
Untuk urusan pribadi, Herman Sarens pun punya noda di mata Soeharto dan Tien Soeharto.
Pasalnya, Herman mengambil istri keduanya Letnan Jenderal Achmad Jani yang bernama Hadijah alias Hedi justru untuk dijadikan istri kedua juga.
Itu terjadi pada 1967.
“Ibu Tien kan gak senang kalau ada perwira yang mengambil istri kedua. Dia pasti langsung nge-bisik sama Pak Harto,” tutur Rushdy.