Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tanah Imbas Proyek Frontage Masih Bersengketa, Pedagang Wonokromo Takut Tak Bisa Segera Jualan

Samsul, pelaksana proyek dari PT Kharisma Bina Konstruksi, mengatakan pembangunan jalan frontage Wonokromo baru mencapai 19 persen.

Penulis: Delya Octovie | Editor: Arie Noer Rachmawati
SURYA/DELYA OKTOVIE
Pembangunan jalan frontage Wonokromo baru mencapai 19 persen, Kamis (20/6/2019). Diharapkan, proyek selesai pada bulan Oktober 2019 tepat sebelum musim hujan. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Perjalanan proyek jalan frontage Wonokromo masih panjang.

Samsul, pelaksana proyek dari PT Kharisma Bina Konstruksi, mengatakan pembangunan kini baru mencapai 19 persen, dan diharapkan tuntas pada Oktober nanti.

Namun hingga kini, belum semua hunian maupun toko terdampak digusur oleh Pemerintah Kota (Pemkot Surabaya).

"Progress ini baru 19 persen. Selanjutnya kami menunggu pembebasan rumah yang di lahannya PT KAI. Permasalahan rumah harus segera selesai, kalau tidak nanti molor," tuturnya ketika ditemui di lokasi proyek, Kamis (20/6/2019).

Dinas PU Surabaya Sebut Sisa Pelebaran Jalan Frontage Wonokromo Bakal Digarap Mei Nanti

SBMPTN Tahun 2019, Universitas Brawijaya Bakal Terima 5.250 Calon Mahasiswa Baru

Ia khawatir sengketa tanah tak kunjung usai, karena penghuni yang ada di lahan PT KAI enggan pindah, serta masih ada pemilik rumah di lahan Pemkot yang belum mendapat ganti rugi.

Tak hanya Samsul yang harap-harap cemas, Syaiful Affandi (45) dan 33 pedagang lainnya juga ingin pengerjaan frontage segera rampung.

Syaiful adalah satu di antara warga yang rumahnya sudah digusur, dan kini memanfaatkan rumah milik kakaknya yang berada tepat di pinggir proyek sebagai toko pulsa serta aksesoris ponsel.

Tetapi, hingga kini, ia tidak bisa membuka toko akibat pengerjaan proyek.

Bila frontage tak kunjung tuntas, ia takut tidak bisa segera berjualan.

"Kami tidak mau dirugikan. Tapi kalau sengketa lahan PT KAI tidak segera selesai, nanti ya semakin lama selesainya proyek. Kami semua ingin segera beres, segera buka toko," ujarnya.

Ia menuturkan, pihaknya sudah tidak rewel soal ganti rugi, selalu ramai menghadiri sosialisasi, dan tidak mempermasalahkan fasilitas umum.

Syaiful tak mau pengerjaan frontage lama hanya karena menunggu pembebasan lahan PT KAI.

"Permasalahannya kan itu lahannya PT KAI, tapi warga ada yang punya sertifikat rumah. Kalau ini molor karena Pemkot alasan menunggu pembebasan di sana ya jangan, kami sudah tidak rewel soal banyak hal," jelasnya.

Ketika mendatangi rumah-rumah di wilayah tanah milik PT KAI, empat warga yang ditemui tidak ada yang mau berkomentar.

PPDB SMP Negeri Tambah Rombel, Dewan Pendidikan Kota Surabaya: Sekolah Swasta Harus Menyesuaikan

Ribuan Warga Surabaya Antre Tempati Rusun Buatan Pemkot, Tiga Rusunawa Ditarget Tuntas November Ini

Tak ada tanda-tanda kepindahan, meski mereka masuk dalam area 15 meter yang diminta Pemkot.

Proyek frontage Wonokromo kini dalam tahap pemasangan geotekstil, yang membantu tanah berkualitas jelek di bawah tidak naik.

Selain terkendala pembebasan lahan, penghambat lainnya adalah tiang listrik dan reklame yang belum dipindah. (Surya/Delya Oktovie)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved