Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Isi Sebenarnya Buku Khusus Milik Soeharto Saat Jadi Presiden, Mantan Kapolri Ungkap Soal Daftar Urut

Isi buku khusus milik Soeharto saat menjadi presiden itu pernah dibongkar seorang mantan Kapolri.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Pipin Tri Anjani
Ist via Intisari.Grid.ID
Isi Sebenarnya Buku Khusus Milik Soeharto Saat Jadi Presiden, Mantan Kapolri Ungkap Soal Daftar Urut 

TRIBUNJATIM.COM - Presiden Soeharto memiliki buku khusus selama 32 tahun memimpin Indonesia.

Isi buku khusus milik Soeharto saat menjadi presiden itu pernah dibongkar seorang mantan Kapolri.

Mantan Kapolri itu menyebut, buku khusus Soeharto saat menjadi presiden sampai diberi daftar urut.

Pengakuan Juru Kunci Saat Gali Makam Soeharto yang Dengar Ledakan, Eks Bupati Wonogiri Sebut Isyarat

Presiden Soeharto. Gambar diambil pada 15 Januari 1998.
Presiden Soeharto. Gambar diambil pada 15 Januari 1998. (KOMPAS/JB SURATNO)

Seperti kita tahu, sosok Soeharto menyisakan kenangan tersendiri bagi sejumlah orang, seusai memimpin Indonesia selama 32 tahun, termasuk bagi para mantan ajudannya.

Satu di antaranya adalah Sutanto, yang juga pernah menjadi Kapolri pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dalam buku, "Pak Harto, The Untold Stories", Sutanto memang mengakui pernah menjadi ajudan Soeharto.

Sutanto menjadi ajudan Soeharto pada tahun 1995 hingga 1998.

Momen Bu Tien Didatangi Tukang Ramal, Isi Ramalan Soal Soeharto Buatnya Terpana, Berujung Penyesalan

Presiden Soeharto pada saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal 21 Mei 1998.
Presiden Soeharto pada saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal 21 Mei 1998. (AP PHOTO/CHARLES DHARAPAK via Kompas.com)

Selama menjadi ajudan, Sutanto menyebut Soeharto sebagai seorang pemimpin yang memiliki prinsip dan konsisten.

Menurutnya, selama menjabat sebagai presiden, keputusan Soeharto tidak ada yang bertentangan satu sama lainnya.

Sutanto mengungkapkan, hal itu tidak lepas dari adanya buku khusus yang dimiliki Soeharto.

Buku itu berisi berbagai hal yang penting secara sistematis.

Termasuk setiap masukan atau keputusan juga dicatat dalam buku khusus tersebut.

"Bahkan Pak Harto memberi daftar urut dan memisahkan bagian per bagian berdasarkan siapa menterinya atau apa topik permasalahannya," kata Sutanto.

Terkuak Alasan Soekarno Gagal Melarikan Diri Saat Soeharto Berkuasa, Ajudan Ungkap Pesan untuk Mega

Sehingga, atas bantuan catatan dalam bukunya itulah Soeharto mampu melihat sejumlah persoalan.

"Dibantu dari buku itulah, Pak Harto sebagai presiden dan kepala negara bisa melihat kemajuan atau progres berbagai masalah yang tengah dihadapi oleh pemerintah," lanjut Sutanto.

Sutanto pun menyebut Soeharto sebagai seorang administrator yang baik dan teliti. (Januar Adi Sagita)

Gaya Honeymoon Cucu Soeharto, Istri Aditya Trihatmanto Pakai Outfit Ratusan Juta, Apa yang Termahal?

Kisah Soeharto Kunjungi Bosnia

Selama memimpin Indonesia, Soeharto banyak mengunjungi negara lain.

Satu di antaranya adalah kunjungannya ke Sarajevo, Bosnia.

Mantan Komandan Grup A Pasukan Pengaman Presiden, Sjafrie Sjamsoeddin, dalam buku Pak Harto, The Untold Stories mengatakan, kunjungan itu dilakukan Soeharto pada tahun 1995.

Kunjungan ke Sarajevo itu dilakukan Soeharto usai mengunjungi Kroasia.

Sjafrie mengatakan, dia mendapatkan kabar saat itu baru saja ada pesawat yang ditembaki di sekitar tempat itu.

Wisuda Cucu Soeharto Pertemukan Tata Cahyani dan Mantan Suami, Wajah Sumringah Tommy Panen Komentar

Presiden Soeharto saat dilantik dan diambil sumpahnya menjadi Presiden pada 27 Maret 1968.
Presiden Soeharto saat dilantik dan diambil sumpahnya menjadi Presiden pada 27 Maret 1968. (KOMPAS/PAT HENDRANTO)

Pesawat tersebut mengangkut utusan khusus PBB, Yasushi Akashi, saat hendak ke Bosnia.

Beruntung insiden itu tidak memakan korban.

Dalam penerbangan dari Zagreb-Sarajevo, Soeharto sama sekali tidak mengenakan rompi pengaman dan helm.

Padahal, menurut Sjafrie saat itu semua penumpang pesawat sudah mengenakannya.

Namun, Soeharto tiba-tiba saja menanyakan sebuah hal kepada Sjafrie.

"Ini tempat duduk, di bawahnya sudah dikasih antipeluru, belum"? tanya Soeharto ditirukan Sjafrie

Cerita Pengawal Soeharto Kala Sang Presiden Lengser, Ada Perubahan hingga Sang Ajudan Sampai Malu

Sjafrie kemudian menjawab, semua bagian sudah ditutup dengan bulletproof, termasuk bagian samping.

Melihat Soeharto masih tak mengenakan helm dan rompi pengaman, Sjafrie terus memutar otak.

Akhirnya, Sjafrie pun sengaja duduk di kursi yang terletak di depan Soeharto, sambil memegang rompi dan helm.

Sjafrie melakukan hal itu agar Soeharto meminta kedua benda itu, dan bersedia mengenakannya.

Ketakutan Ajudan Lihat Reaksi Soeharto Saat Diganggu Demo Anarkis di Jerman, Pistol Sudah di Tangan

Namun, harapan Sjafrie justru pupus.

Bukannya mengenakannya, Soeharto justru melakukan sebaliknya.

"Helmnya nanti masukkan ke Taman Mini ya! Nanti helmnya masukkan ke (museum) Purna Bhakti," ucap Soeharto saat itu.

Tidak hanya itu, Soeharto juga meminta agar Sjafrie saja yang memegang rompi itu.

"Eh, Sjafrie. Itu, rompi itu cangking (bawa) saja. Kamu cangking saja," ujar Soeharto.

Mendapatkan permintaan dari Soeharto seperti itu Sjafrie hanya bisa pasrah, dan menaatinya.

Kemarahan Pendiri Kopassus hingga Pernah Tempeleng Soeharto, Berawal dari Laporan Presiden Soekarno

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved