Ini Nasib Janda dari Lamongan Hidup Sendiri Kena Stroke, Menangis Saat Tetangga Kirim Makan & Popok
Ini Nasib Janda dari Lamongan Hidup Sendiri Kena Stroke, Hanya Bisa Menangis Saat Tetangga Kirim Makan & Ganti Popoknya.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Nasib hidup sebatang kara kini sedang dirasakan oleh seorang janda, yaitu Mudlika (65) warga Desa Parengan, Kecamatan Maduran.
Dalam keadaan sakit, tak ada keluarga yang menemani dan hanya terbaring seorang diri.
Keseharian Mudlika hanya berbaring di atas ranjang karena sakit stroke yang dideritanya.
• Jelang Vonis Sengketa Pilpres di MK, Polisi Gelar Razia & Patroli di Lamongan, Sasar Bus dan Mobil
• Sudah Beraksi di 4 TKP di Lamongan, 2 Residivis Curanmor Ini Ambruk Ditembak Polisi Karena Melawan
• Lamongan Gencar Kampanyekan Pemanfaatan Toga, Imbau Warga Jauhi Obat-obatan Kimia
Tidak ada saudara, hanya tetangga yang silih berganti memberikan rasa peduli dan empati kepada Mudlika.
Para tetangga sangat peduli, memberi bantuan kepada Mudlika.
"Alhamdulillah, para tetangga sangat peduli," kata Mudlika.
Terlihat raut wajah Mudlika sangat sedih. Air matanya menetes tak terbendung setiap kali ada orang yang berkunjung datang ke rumah Mudlika untuk mengirimkan makan dan mengganti popok.
Mudlika tidak ada lagi yang menemani saat para tetangga yang datang mengganti popok pulang.
Mudlikah sempat berucap akan kekhawatiran dirinya, saat menjelang akhir hidupnya nanti. Termasuk jika tak ada yang datang ke rumahnya lagi.
Para tetangga Mudlika juga kasihan dan bingung. Karena mereka tidak selalu ada selama 24 jam untuk menjaga dan merawat Mudlika.
Dan kini warga bersyukur, karena apa yang dialami Mudlika akhirnya sampai ke telinga Pemkab Lamongan. Pemkab Lamongan, melalui Dinas Sosial membantu perawatan Mudlika yang selama ini menderita stroke dan hidup sendirian.
"Mulai minggu depan, Mudlika akan mendapat perawatan di Panti Jompo," kata Kabag Humas dan Protokol, Agus Hendrawan kepada Surya.co.id (grup TribunJatim.com), Kamis (27/6/2019).
Kata Agus, melihat kondisi Mudlika, pemkab mengambil sikap untuk merawatnya di Panti Jompo."Ya dirawat di Panti Jompo," katanya.
Selain karena sudah masuk kategori lansia, lanjut Agus, Mudlika juga menderita stroke dan tidak memiliki keluarga.
Stroke yang diderita Mudlika sebenarnya sudah lama. Selama sakitnya, dia mendapat perawatan dari keponakannya yang tinggal di desa lain, yaitu di Desa Kanugrahan, Kecamatan Maduran.
Ketika keponakannya meninggal dunia, lanjut Agus, Mudlika sempat dirawat selama 5 bulan oleh kerabatnya di Desa Maduran namun setelah itu Mudlika dipulangkan ke rumah asalnya di Desa Parengan dan dirawat secara bergantian oleh warga sekitar.