Ancaman Kekeringan di Surabaya Barat, Pemkot Perbanyak Bangun Bozem & Biopori, Salurkan Air PDAM
Ancaman Kekeringan di Surabaya Barat, Pemkot Perbanyak Bangun Bozem & Biopori, serta Salurkan Air PDAM.
Penulis: Delya Octovie | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Memasuki musim panas, Pemkot Surabaya mewaspadai ancaman kekeringan yang terjadi di daerah Surabaya Barat.
Wilayah ini menurut Eko Agus Supriyadi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, memang langganan kekeringan karena tidak adanya sumber air alami di daerah-daerah layaknya Lakarsantri, Pakal dan Benowo.
Meski begitu, Eko meyakini masyarakat tak perlu khawatir dengan ancaman tersebut, karena Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, telah mengantisipasi sejak lama.
• Cegah Genangan Air di Jalan Raya, DPUPR Kota Malang akan Lanjutkan Bangun Biopori
• Pembangunan Bozem di Bundaran PTC Masih Berlanjut, Pemkot Surabaya Juga Fokus Bozem Morokrembangan
• Tak Hanya Cegah Banjir dan Genangan, Bozem Bisa Jernihkan Sumber Air PDAM, Berikut Penjelasannya!
"Jauh-jauh sebelumnya, bu wali sudah memperbanyak bozem, ada bozem-bozem baru. Salah satunya termasuk itu untuk mengatasi kekeringan. Dari segi tanah, banyak pohon juga banyak menyerap air," tutur Eko, Senin (15/7/2019).
Selain itu, pihaknya juga telah membuat biopori di titik-titik kota, dengan tujuan menyerap dan menyimpan air di dalam tanah.
Bila nantinya benar-benar terjadi kekeringan, Eko meyakinkan DLH sudah bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya untuk mendistribusikan air ke daerah-daerah terdampak.
Pendistribusian tidak akan sulit menurutnya, karena kini penyaluran air ke seluruh warga Surabaya sudah mencapai 97 persen.
"Dari PDAM siap, nggak masalah. (Kalau terjadi kekeringan) kami kirim tangki, berapapun mintanya, nggak masalah. Jangan khawatir, aman Surabaya," tegasnya.
Tak hanya PDAM, DLH juga berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya, kelurahan dan kecamatan.
Bila mulai muncul tanda-tanda kekeringan, pihaknya mengimbau warga menghubungi kontak-kontak darurat, yang sudah diberikan lewat kelurahan dan kecamatan.
"Nanti air bisa didrop bergantian," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Forecaster Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG), Ari Widjajanto, mengatakan beberapa wilayah di Surabaya akan mengalami kekeringan di musim panas ini.
Kemudian, juga akan terjadi angin kencang yang mengakibatkan gelombang tinggi dan angin puting beliung.
Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada saat beraktifitas di luar ruangan.
“Angin kencang akan terjadi, kami imbau masyarakat untuk tidak membakar sampah sabarangan. Selain itu juga kekeringan yang bisa melanda beberapa wilayah di Surabaya pinggiran,” ucapnya.
Angin kencang di musim kemarau, juga menyebabkan beberapa wilayah pesisir mengalami gelombang tinggi.
Mulai dari pertengahan Juni juga akan terjadi gelombang tinggi yang menyebabkan perjalanan laut perlu diwaspadai.