FAKTA Baru Tewasnya Siswa SMA Taruna Palembang, Korban Disuruh Berjalan 8,7 KM & Dipukul di Pipi
FAKTA Baru Tewasnya Siswa SMA Taruna Palembang, Korban Disuruh Berjalan 8,7 KM & Dipukul di Pipi
Penulis: Januar AS | Editor: Sudarma Adi
FAKTA Baru Tewasnya Siswa SMA Taruna Palembang, Korban Disuruh Berjalan 8,7 KM & Dipukul di Pipi
TRIBUNJATIM.COM, PALEMBANG - Seorang siswa SMA Militer Plus Taruna Indonesia Palembang tewas saat kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) pada Sabtu (13/7/2019).
Sebelum tewas dianiaya, siswa berinisial DBJ (14) berjalan sejauh 8,7 kilometer.
Sementara pelaku penganiayaan, mengaku kesal lantaran instruksi yang diberikan diabaikan oleh DBJ.
• 4 SD Negeri di Sumbergempol Tulungagung Tak Dapat Siswa Baru, Ada yang Terancam Sekolah Akan Ditutup
• Getaran Gempa Bali Terasa di Pamekasan Tiga Kali, Lampu Bergoyang, Siswa Semburat Keluar Kelas
Polisi telah menetapkan seorang pembina bernama Obi (24).
Obi menjadi tersangka penganiayaan terhadap DBJ (14) seorang siswa baru yang tengah menjalani masa orientasi.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Obbi menjalani rekonstruksi penganiayaan yang menewaskan DBJ.
Mengutip dari Kompas.com, dalam rekonstruksi tersebut, diketahui DBJ kelelahan setelah berjalan kaki sejauh 8,7 kilometer.
• MPLS SMAM 2 Surabaya, Kenalkan Ekskul Batik ke Siswa Baru hingga Bikin Catatan Kegiatan Lewat Blog
Perjalanan sejauh ini ditempuh dari kawasan Talang Jambe menuju ke Sukabangun II.
Hal ini sesuai dengan pernyataan paman korban, Aswin.
Aswin menyebut sebelum sang keponakan meninggal, DBJ berjalan kaki sejauh 8.7 kilometer bersama siswa lainnya.
Saat berada di belakang sekolah, Obi memberi perintah untuk merayap.
• Hindari Perploncoan, Dindik Surabaya Beri Pembekalan Pada Siswa dan Orang Tua
Namun, DBJ yang diduga kelelahan menolak instruksi tersebut.
Bantahan DBJ membuat Obi marah hingga memukul DBJ menggunakan bambu ke bagian kepala.
Obi bahkan juga sempat menarik baju DBJ yang saat itu sempat merayap.
Tarikan yang dilakukan oleh Obbi ini membuat DBJ terpelanting ke aspal.
Akibatnya, kepala DBJ terbentur aspal.
Kejadian tersebut, membuat DBJ mengeluh tak sanggup mengikuti proses orientasi lagi.
Ia juga mengeluh kelelahan dan sakit.
"Aku capek, aku sakit," kata Fius, Taruna senior menirukan ucapan terakhir DBJ, saat melakukan rekontruksi pada Senin (15/7/2019) dikutip dari Kompas.com.
Fius sempat memberikan pertolongan ke DBJ dan membawanya ke rumah sakit.
Belum sampai di rumah sakit, DBJ meninggal dunia.
Polisi mengamankan barang bukti berupa bambu banjang yang digunakan oleh Obbi untuk memukul DBJ.
"Sesuai alat bukti yang didapatkan dan hasil forensik, terdapat kekerasan di kepala sebelah kanan,"ujar Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Firli, Senin (15/7/2019).
Firli menerangkan, pelaku marah lantaran korban tak mengikuti instruksinya.
"Korban lelah dan tidak sanggup lagi mengikuti intruksi dari pembina, sehingga membuat pelaku marah," jelasnya.
Kini Obi terancam UU Perlindungan Anak dengan kurungan penjara selama 15 tahun.
Obi merupakan pembina yang ditunjuk oleh pihak sekolah untuk mengurusi MOS.
Kepala SMA Militer Plus Taruna Indonesia, Tarmizi Endrianto mengatakan, Obi merupakan pegawai baru di sekolah tersebut.
Masih mengutip dari sumber yang sama, Obi dikabarkan baru sepekan bekerja di SMA Militer Plus Taruna Indonesia Palembang.
"Statusnya sebagai pegawai baru seminggu bekerja," kata Tarmizi, di Mapolres Palembang, Senin (15/7/2019).
Tersangka Obi Minta Maaf, Tak Menyangka Pukulan di Pipi Berujung Tewasnya Siswa SMA Taruna Palembang
Obi Frisman (24) yang ditetapkan sebagai tersangka atas tewasnya DB (14), siswa SMA Taruna Indonesia Palembang merupakan alumnus dari sebuah universitas swasta di kawasan Seberang Ulu Palembang, jurusan psikologi.
Obi Frisman yang lulus tahun 2019 ini menjadi pembina di SMA Taruna Indonesia.
"Melihat ada buka pekerjaan dan yang dicari juruan psikologi, saya melamar pak. Eh tidak tahunya saya diterima," ujar Obi kepada Sripoku.com, Selasa (16/7/2019).
Obi Frisman mengaku tak menyangka bakal terjadi kejadian ini.
Menurut Obi Frisman, DB mengeluh kesakitan saat terjatuh.
"Saat itulah korban terduduk. Saya bantu pak. Dan saya berusaha menolong. Namun seketika korban tak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit," ujarnya.
Mengetahui korban meninggal dunia, Obi mengaku panik dan tak tahu harus bagaimana.
"Ini pelajaran bagi saya. Saya menyesali perbuatan itu. Dan memohon maaf kepada keluarga korban," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Obi Frisman (24), salah satu pembina MOS (masa orentasi siswa) di SMA Taruna Indonesia Palembang, Senin (15/7/2019), ditetapkan sebagai tersangka oleh Sat Reskrim Polresta Palembang, terkait meninggalnya korban DB (14), salah siswa SMA Taruna Indonesia.
Obi dikawal petugas pidum (pidana umum) dan petugas Tekab 134 Polresta Palembang, saat hendak dilakukannya rekonstruksi di SMA Taruna Indonesia, kemarin sekitar pukul 13.30.
Obi memakai baju tahanan Polresta Palembang berwarna orenye.
Tampak sekali-sekali Obi menundukkan kepalanya karena malu saat turun dari lantai II ruang Reskrim Polresta Palembang.
"Iya saya memukul korban tapi hanya di bagian pipi," ujar Obi menjawab pertanyaan wartawan.