Pemulung di Lamongan Berangkat Haji Setelah 25 Tahun Kumpulkan Sampah di Pasar
Dua belas hari lagi, Nenek Salkah (75) warga Desa Pucuk Lamongan akan berangkat ke tanah suci setelah usahanya tiap hari kumpulkan barang bekas
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Dua belas hari lagi, Nenek Salkah (75) warga Desa Pucuk Lamongan akan berangkat ke tanah suci.
Niatan nenek yang setiap hari hanya bekerja sebagai pemulung ini terkabul setelah 25 tahun lamanya menabung dan menanti giliran beribadah haji.
Nenek Salkah sehari-harinya memunguti sampah di pasar yang letaknya sekitar 200 meter dari rumahnya.
setiap hari Salkah bisa menabung rata - rata Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu tiap hari.
"Alhamdulillah, cari seperti kardus, atom dan botol bekas dijual dan uangnya ditabung," kata Salkah.
(TRIBUNWIKI: 5 Hal Nyeleneh yang Dibawa Jemaah Calon Haji Surabaya, Mulai Cobek Hingga Tissue Magic)
Setiap hari Salkah rutin mengais barang bekas di tumpukan sampah belakang Pasar Pucuk.
Setiap hari pula uang yang didapat dari hasil jual barang bekas di Pasar Pucuk selalu ditabung sebagian.
"Saya mengumpulkan selama 25 tahun lamanya. Cukup lama," ungkapnya.
Ia punya lima orang anak, namun untuk mewujudkan niatnya berangkat haji, Salkah tidak ingin merepotkan anak - anak dan anggota keluarganya.
"Nggih Alhamdullilah, sepuluh tahun lalu saget daftar, dan bisa melunasi," katanya.
Salkah tercatat sebagai Jemaah Calon Haji Indonesia asal Lamongan dengan kloter penerbangan 78 yang akan berangkat pada 2 Agustus 2019 nanti.
Meski tinggal beberapa hari lagi berangkat ke Tanah Suci, Nenek Salkah masih saja meluangkan waktunya untuk mengais sampah yang bisa dijual.
Karton bekas dan botol bekas yang dia kumpulkan untuk sementara dia simpan di rumahnya, dan akan dia jual setelah pulang dari Tanah Suci.
(Sempat Sakit, Doa Nenek Sarmi Penyandang Disabilitas Berangkat Haji Seorang Diri)
Semula Salkah hanya berangan - angan bisa berangkat umrah.
Setiap ada tetangga atau mendengar ada warga Pucuk yang berangkat umrah, Salkah mengaku meneteskan air mata.
"Kalau ada berangkat haji, malah sayah nangis terus," ungkapnya.
Saat sampaikan mimpi itu, Nenek Salkah langsung di beri saran anak-anaknya untuk sekalian daftar berangkat haji. Saat itu Salkah hanya mampu meng'amin'kannya.
Namun justru setelah perjuangan berat 25 tahun, Allah mengabulkan ikhtiar Nenek Salkah laksanakan ibadah haji.
Salkah optimis ia mampu membayar ONH, karena hasil yang didapatkannya dihitung mampu untuk membayar kebutuhan haji.
"Alhamdulillah, sekarang dikabulkan menjadi tamu Allah," kata Salkah.
Reporter: Surya/Hanif Manshuri
(Gelang Haji 2019, Pengrajin Kebut Pembuatan Gelang Calon Jemaah Haji di Embarkasi Surabaya)