Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Pertempuran Tak Seimbang TNI AD di Timor Timur, 21 Personel Gugur, Musuhnya Tak Hanya Manusia

Seganas apa pertempuran di Timor Timur saat itu? Dari 30 prajurit TNI AD, hanya 9 orang yang kembali

Penulis: Januar AS | Editor: Melia Luthfi Husnika
Repro buku 328 Para Battalion, The Untold Stories of Indonesian Legendary Paratroopers, Setia-Perkasa-Rendah Hati
Pertempuran Tak Seimbang TNI AD di Timor Timur, 21 Personel Gugur, Musuhnya Tak Hanya Manusia 

Dia mengaku begitu hafal bahasa tubuh Soeharto.

Menurutnya, ada sebuah kisah menarik terkait hal itu.

Bahkan, Widodo menyebutnya hal itu kemudian menjadi sebuah kehebohan.

"Suatu kali terjadi kehebohan seusai Pak Harto mengadakan pembicaraan empat mata di Manado dengan Presiden Marcos dari Filipina," kenang Widodo.

Kala itu, para pejabat Indonesia mendengar berita dari pihak Filipina, bahwa Indonesia hendak "melepaskan" Timor Timur.

Itu tersebut saat itu memang sedang menjadi isu politik terhangat.

"Tentu saja pihak Indonesia terkejut. Namun Pak Harto belum sempat mengadakan briefing dengan para pejabat RI, sebagaimana selalu dilakukan setiap selesai pembicaraan antara dua kepala negara," tulis Widodo.

Widodo melanjutkan, saat itu hanya dirinya yang bertugas sebagai penerjemah.

"Tetapi para pejabat tinggi itu pun tahu bahwa mereka tidak akan bisa memperoleh berita apa pun dari saya," ungkap Widodo.

Meski demikian, Mensesneg dan Menteri Luar Negeri saat itu akhirnya bertanya juga kepada dirinya.

Mereka menanyakan kepada Widodo, apakah Soeharto memang ingin melepaskan Timor Timur?

Mendapatkan pertanyaan itu, Widodo pun menjawabnya.

"Seingat saya, Pak Harto tidak pernah mengatakan seperti itu, apalagi masalah Timtim itu soal prinsip," jawab Widodo.

Namun, pihak Filipina menganggap Soeharto sudah siap melepaskan Timor Timur.

Setelah ditelusuri, ternyata ada semacam kesalahpahaman.

"Rupanya yang terjadi adalah ketika soal Timtim itu disinggung, sambil mendengarkan Presiden Marcos berbicara, Pak Harto mengangguk-anggukkan kepala yang disalahartikan sebagai semacam tanda setuju.

Mungkin kesan itulah yang ditangkap Presiden Marcos dan disampaikan kepada para stafnya sehingga menimbulkan salah tafsir tadi," tandas Widodo.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved