Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Harga Cabai Rawit di Pasar Tradisional Pamekasan Naik Drastis, Tembus Rp 80.000 Per Kg

Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Pamekasan kini melonjak tajam. Tembus Rp 80 ribu per kg.

Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Arie Noer Rachmawati
SURYA/AFLAHUL ABIDIN
Pedagang Pasar Basah relokasi Pon Trenggalek menata cabai merah di lapak dagangannya, Minggu (21/7/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, MADURA – Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Pamekasan kini melonjak tajam.

Semula harganya Rp 15.000 per kg, kini meroket antara Rp 70.000 – Rp 80.000 per kg.

Kenaikan ini sudah berlangsung sejak 10 hari lalu.

Ny Siti Amina (62), pemilik Warung Sederhana, di Jl Pintu Gerbang, kepada Tribunjatim.com, Selasa (23/7/2019) mengatakan, ia tidak percaya dan kaget ketika tiga hari lalu membeli cabai rawit di pasar.

Sebab harganya naik drastis, sebesar Rp 80.000 per kg.

Harga Cabai Terus Melonjak di Sejumlah Pasar Tradisional, Cabai Rawit di Tuban Sekarang Rp 70 Ribu

Menurut Sit Amina, sekitar dua minggu lalu, membeli cabai rawit di Pasar 17 Agustus, Jl Pintu Gerbang, harganya masih Rp 15.000 per kg.

Kemudian ia membeli lagi naik menjadi Rp 20.000 per kg dan seminggu lalu Rp 30.000 per kg, namun kini sudah naik lagi.

“Saya membeli cabai rawit ini tiga hari sekali. Karena dalam tiga hari, warung saya menghabiskan cabai rawit. Meski harganya mahal, tetap saya beli, karena ini kebutuhan untuk warung nasi saya,” kata Ny Siti Amina.

Harga Cabai Rawit di Pasar Tradisional Malang Terus Meroket, Naik Capai Rp 10 Ribu Per Hari

Sedang pantauan di lapangan antara pedagang polowijo di Pasar 17 Agustus dengan pedagang polowijo di Pasar Kolpajung, Kecamatan Pamekasan, harga cabai rawit tidak sama.

Di Pasar 17 Agustus harga cabai rawit masih berkisar Rp 80.000 per kg.

Seperti yang diungkapkan Ju, satu di antara pedagang di Pasar 17 Agustus.

Tingginya harga cabai rawit ini sudah berlangsung sekitar 10 hari lalu.

Ia tidak mengerti kenapa harganya saat ini melonjak.

Menurutnya, bisa jadi karena cabai rawit di pedagang besar juga menipis, karena di tingkat petani cabai rawit juga kosong.

Cerita Andik Vermansah Soal Sang Ibu Ngotot Nonton Meski Dilarang di Laga Madura United vs Arema FC

Ny Ju, pernah menanyakan kepada pedagang besar cabai rawit, kenapa harganya bisa tinggi seperti ini dan kapan harganya turun.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved