Kilas Balik
Kisah Soedjono Hoemardani, Jenderal TNI Gondrong Buat Soeharto Menangis di Pemakaman, Mirip Seniman
Inilah kisah tentang seorang Jenderal TNI bernama Soedjono Hoemardani. Gayanya nyentrik!
Penulis: Ani Susanti | Editor: Arie Noer Rachmawati
Soedjono Hoemardani, bersama Suryohadiputro dan Alamsyah Ratuprawiranegara termasuk jenderal-jenderal yang sering didatangi pengusaha.
• Mengenang Aksi Blusukan Soeharto, Cerita Pejabat Panik saat Presiden Menyamar, Tidur di Rumah Warga
Mereka, menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group (2016:66), digolongkan sebagai Jenderal Finansial.
"Di antara mereka yang punya jalur khusus dengan Soeharto adalah Soedjono Hoermardani, konon kata seorang ajudan dialah satu-satunya yang selain ibu Tien boleh masuk kamar tidur,” tulis Borsuk dan Chng.
Soedjono Hoermardani sering disebut-sebut sebagai penasehat spiritual Presiden Soeharto.
Hubungannya dengan Soeharto, konon terkait dengan Soediyat Prawirokoesoemo alias Romo Diyat, seorang guru spiritual yang pernah bilang pada Soedjono agar menjaga Soeharto karena dipercaya akan menjadi orang besar.
Baik Soeharto dan Soedjono Hoermardani, mereka berdua sering pergi ke tempat-tempat keramat.
• Cerita Pengawal Loyal Soeharto Murka saat Kunjungan ke Belanda, Berawal Permintaan yang Tak Dituruti
Selain sebagai jenderal finansial, Soedjono Hoermardani juga salah satu pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Ia adalah salah satu orang yang mencarikan dana untuk menghidupkan CSIS.
Kedekatan itulah yang membuat Soeharto merasa kehilangan ketika sang sahabat tutup usia pada 12 Maret di Tokyo.
Pria asli Surakarta tersebut selain berpangkat jenderal ternyata ia juga bertitel doktorandus, seorang tokoh tari jawa di Solo.
Soedjono Hoermardani, mertua mantan Gubernur Jakarta, Fauzi Bowo inilah salah satu orang yang bisa membuat Soeharto meneteskan air mata. (Sumber)
Teka-Teki Adanya Marinir di Bawah Kapal Saat Soeharto Mancing Terjawab, Mantan Menteri Jadi Saksi
Pertanyaan banyak orang mengenai adanya Marinir di bawah kapal saat Presiden Kedua Republik Indonesia, Soeharto memancing akhirnya terjawab.
Rumor mengenai adanya Marinir di bawah kapal itu berembus saat Soeharto berkuasa.
Alasannya, setiap kali memancing, Soeharto selalu mendapatkan ikan.