Politisi PKB Pernah Dipukuli Oknum FPI pada Tahun 2008, Ini Kata yang Diucapkan Gus Dur Saat itu
Bagaimana respons Gus Dur setelah tahu Maman Imanulhaq dipukuli oleh oknum Front Pembela Islam? Simak penjelasan politisi PKB ini!
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM - Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanulhaq mengungkap kisahnya saat dianiaya oleh oknum Front Pembela Islam (FPI) pada tahun 2008 silam.
Maman Imanulhaq mengaku dipukuli oleh oknum FPI saat memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2008.
Dilansir dari kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (31/7/2019), Najwa Shihab sebagai pembaca acara mengonfimasi langsung pada Maman Imanulhaq.
"Kang Maman, Anda pernah punya pengalaman dengan FPI, Anda pernah dipukuli oleh (oknum) FPI?" tanya Najwa Shihab.
• Politikus PKB Sarankan FPI Jadi Partai Politik, Awit Mashuri: FPI Nggak Akan Jadi Partai Politik
• Gibran Rakabuming Masuk Bursa Calon Wali Kota Solo: Kabari Saya Kalau Pendaftarannya Sudah Dibuka
"Betul, 2008 ketika kami memperingati 1 Juni Hari Pancasila, dan kami meyakini bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus dipahami sebagai konteks pada bahasa NU, kalimatul syawa sebuah prinsip yang menyamakan kita sebagai warga negara," jawab Maman Imanulhaq.
Pada Hari Lahir Pancasila, Maman Imanulhaq mengaku dirinya kala itu didatangi oleh sejumlah orang berjubah.
Maman Imanulhaq lalu dipukuli.
Mendapat pukulan dari orang-orang tersebut, tubuh Maman Imanulhaq sampai harus mendapat banyak jahitan.
"Ketika itu, tiba-tiba ada yang memakai label apa jubah-jubah dan pemukul. Saya 14 jahitan, di sini empat jahitan, (sambil menunjuk dagu)," kata Maman Imanulhaq.
Rupanya saat itu, Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) turut menjenguk Maman Imanulhaq.
• DPP FPI Nangis Minta Pemerintah Tak Dzolimi Habib Rizieq, PKB: Arab Saudi Dipengaruhi Indonesia?
• Gibran Rakabuming Mengaku Nggak Pernah Stres Jalani Bisnis: yang Stres Sih Pegawai dan Partner Saya
Gus Dur menyayangkan kejadian tersebut.
"Dan Gus Dur (mengatakan) tak boleh lagi (darah) terkucur bagi pembela kebhinnekaan," ucap Maman Imanulhaq menirukan kata Gus Dur saat itu.
Maman Imanulhaq lantas menyayangkan FPI yang sempat melakukan hal-hal anarkis.
"Ketika tiba-tiba FPI menjadi laskar, seolah-olah menjadi polisi syariah melakukan intimidasi, hate speech di panggung-panggung publik, melakukan mimbar-mimbar dakwah menjadi mimbar fitnah, mencaci maki aparat negara, mencaci maki termasuk Pancasila," ungkap Maman Imanulhaq.
Maman Imanulhaq melanjutkan, dirinya mengatakan masih membutuhkan FPI, meski dengan catatan.
• Yusril Ihza Mahendra Sempat Berselisih dengan Gus Dur & Dipecat dari Menteri dan Singgung Megawati
• Ternyata Jokowi Sudah Kantongi Nama-Nama Calon Menteri Kabinet Kerja Jilid II, Berikut Bocorannya!
"Kita butuh yang membawa dakwah yang ramah, kita butuh FPI yang membantu tsunami, tetapi rekam jejak di publik bagaimana ada razia, bagaimana seolah-olah menempatkan diri tidak ada polisi," sarannya.
Maman Imanulhaq juga meminta organisasi masyarakat tersebut untuk melakukan perubahan.
"Kalau saya sederhana, serahkan ke Mendagri soal administrasi, tapi bagi saya, alangkah indahnya kalau FPI, karena ini tugas Mendagri hari ini FPI yang punya rekam jejak di publik kekerasan hilang, lalu berikan nama baru," ujarnya.
Mendengar pengalaman sekaligus saran dari Maman Imanulhaq, Kepala Bidang (Kabid) Penegakan Khilafah DPP Front Pembela Islam (FPI), Awit Mashuri lantas memberikan pembelaanya.
"Di tahun 2008 di Monas, ini mau lurusin, ini kan versi Kang Maman, sebenarnya waktu itu bukan masalah Pancasila, Ahmadiyah waktu itu," katanya.
"Di mana waktu itu kita dapat info dari polisi waktu itu HKBP kita mendapat di HI di lokasi acara, padahal kita mau ada aksi masalah BBM waktu itu," kata Awit Mushari.
• Jokowi Umumkan Lokasi Baru Agustus, Bukit Soeharto VS Gunung Mas, Mana yang Pas Jadi Ibu Kota Baru?
• Ini Pesan Anies Baswedan untuk Ahok BTP, Disinggung Soal Sindiran di Medsos: Kita Baik-baik Saja
Dengan tegas, Awit Mushari menjelaskan, kala itu kelompok FPI tak sengaja berpapasan dengan pihak Maman Imanulhaq di Monas.
Mereka sempat terlibat saling ejek pada pertemuan tersebut.
"Ketemulah di Monas, saling kata-kataan, terjadilah ribut. Sebetulnya seperti itu jadi gak usah cengeng menurut saya, namanya kata-kataan begitu kan, iya jadi enggak usah cengeng gitu, laki-laki lah wajar," lanjut Awit Mushari.
• Respons Jokowi Terkait Usulan Politikus PKS Soal Perampingan Menteri Kabinet Jilid II 2019-2024
• Ini Alasan Jokowi Akan Perbanyak Kaum Milenial Sebagai Menteri di Kabinet Kerja Jilid II