Berita Viral
VIRAL Korban Pemerkosaan Bakar Diri Sendiri, Muak karena Perlakuan Polisi, Suami Ungkap Jeritan Hati
Muak dengan perlakuan polisi, wanita yang menjadi korban pemerkosaan ini nekat membakar dirinya sendiri.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM - VIRAL Korban Pemerkosaan Bakar Diri Sendiri, Muak karena Perlakuan Polisi, Suami Ungkap Jeritan Hati
Muak dengan perlakuan polisi, wanita yang menjadi korban pemerkosaan ini nekat membakar dirinya sendiri.
Wanita korban pemerkosaan itu membakar dirinya di depan kantor polisi.
Peristiwa ini terjadi di India dan menjadi viral.
Simak selengkapnya.
• Video Viral di Medsos Anak Muda Nyalakan Kembang Api di Hotel Pemain Persib, Ini Jawaban Pelatihnya

Seorang wanita yang membuat laporan pemerkosaan dilaporkan meninggal dunia setelah membakar dirinya sendiri di kantor polisi di India sebagai protes atas tindakan polisi.
Wanita berusia 35 tahun itu sebelumnya memohon penangkapan kerabat suaminya yang diduga memperkosanya.
Melansir The Independent via iIntisari, Senin (29/7/2019), dia pergi ke kantor polisi Vaishali Nagar di Jaipur, India utara pada 5 Juni untuk melaporkan Ravindra Singh yang memperkosanya pada 2015, tetapi terdakwa tidak ditangkap.
• VIRAL Pria Pura-pura Mati Dibawa ke Sampang Hidup Lagi, Pihak Ponpes Sebut Robi Anjal Tidak Normal
Wanita itu kemudian pergi ke kantor polisi pada hari Minggu bersama putranya dan membakar dirinya di dekat gerbang utama kantor polisi.
Wanita itu kemudian dirawat di rumah sakit karena mengalami hampir 60 persen luka bakar di tubuhnya.
Polisi kemudian mengatakan ia meninggal di pagi harinya saat menjalani perawatan.
"Selama dua bulan terakhir, penyelidikan belum bergerak sedikit pun," kata suami wanita itu kepada Times of India.
“Sebaliknya, polisi menargetkan istri saya dan memburunya seolah-olah dia seorang tersangka.
• Viral Akibat Pura-pura Wafat Demi Bisa ke Sampang, Pria Ini Bersimpuh Minta Maaf ke Kiai Ponpes
Seorang Asisten Komisaris Polisi telah memaksanya untuk menarik kasus ini.
"Muak, dia membakar dirinya pada hari Minggu."
Seorang perwira polisi mengatakan kasus itu masih dalam tahap investigasi.
“Kami dengan cepat mendaftarkan Laporan Informasi Pertama (dokumen tertulis yang disiapkan oleh polisi di India) terhadap terdakwa, yang kebetulan adalah kerabatnya.
Tetapi beberapa fakta baru muncul selama investigasi, yang perlu dikuatkan,” kata seorang perwira, yang memilih tak disebutkan namanya.
Asisten Wakil Komisaris Polisi Rai Singh Beniwal mengatakan bahwa kasus pemerkosaan sedang diselidiki tetapi tidak ada bukti yang memadai untuk menangkap terdakwa.
• VIRAL - Aksi Tempel Es Lilin di Organ Kewanitaan untuk Dinginkan Suhu, Dokter Sebut Dampaknya Ngeri
Pemerkosaan adalah salah satu kejahatan yang paling tidak dilaporkan di India - dengan beberapa perkiraan mengindikasikan 90 hingga 95 persen kasus perkosaan tetap tidak dilaporkan.
Menurut data pemerintah, jumlah kejahatan terhadap perempuan yang dilaporkan ke polisi di India naik 83 persen dari 2007 hingga 2016.
Empat pengaduan pemerkosaan dilaporkan setiap jam pada 2016.
Tingkat hukuman untuk kejahatan terhadap perempuan di India sangat rendah.
Menurut statistik kejahatan resmi tahun 2016, hanya 18,9 persen dan terendah dalam satu dekade, tingkat hukuman rata-rata untuk semua kejahatan adalah 47 persen.
• PENYEBAB Iklan Wanita Solo Siap Digilir Demi Bayar Utang Viral di WA, Begini Nasib Aplikasi Incash
Sebuah gerakan dilakukan untuk menghentikan kekerasan seksual pada wanita dan anak-anak.
Ribuan wanita berjalan 10.000 kilometer melintasi India - mencakup 200 distrik di 24 negara bagian- untuk meningkatkan kesadaran tentang prevalensi pemerkosaan di awal tahun.
The Dignity March, yang dimulai di Mumbai pada bulan Desember dan berakhir di Delhi pada bulan Februari, menarik korban penyerangan seksual dari seluruh benua.
Pawai bersejarah ini menyoroti budaya yang 'mempermalukan dan menyalahkan' korban.
Hal ini menurut para aktivis memungkinkan pelaku menghindari hukuman dan menghambat korban dalam mendapat keadilan.
Artikel pernah tayang di Intisari.

Kenapa Korban Pemerkosaan Tak Bisa Berkutik Melawan?
“Kalau memang tidak mau, kenapa tidak melawan saja?” kata-kata tajam ini sering sekali dilayangkan oleh masyarakat umum kepada seorang korban serta penyintas kasus pemerkosaan.
Komentar seperti ini bisa muncul karena pada dasarnya banyak orang belum paham apa yang terjadi dalam benak dan tubuh seorang korban ketika pemerkosaan terjadi.
Untuk memahami mengapa banyak korban pemerkosaan tidak mampu melawan balik pelaku dan menghentikan serangannya, ternyata ada penjelasan yang didapat dari penelitian, yakni rasa takut yang membuat seseorang menjadi lumpuh.
• Cara TNI Hadapi KKB Papua yang Sebar Isu Pemerkosaan, TNI Bongkar Rekaman Asli, Fakta Pun Terungkap
Fenomena kelumpuhan sementara yang menyerang korban pemerkosaan sudah tercatat sejak beberapa dekade lalu.
Dalam sebuah penelitian dalam jurnal Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica (AOGS) tahun 2017, para ahli mencatat bahwa 70 persen korban perkosaan mengalami sensasi seolah seluruh tubuhnya lumpuh.
Akibatnya, mereka pun tak mampu bergerak, apalagi untuk melawan serangan pelaku.
Sensasi kelumpuhan sementara yang terjadi pada korban pemerkosaan dikenal dengan istilah “tonic immobility”.
• Hotman Paris Bantu Remaja 11 Tahun Korban Pemerkosaan, Bongkar Tukar Guling Hukum di Kepolisian
Reaksi fisik ini sangat mirip dengan reaksi seekor hewan mangsa yang diserang oleh predator.
Hewan mangsa tersebut biasanya akan diam tak berkutik sedikit pun, sehingga predator yang akan menyergap mengira bahwa hewan yang diincarnya sudah mati.
Rupanya, manusia juga bisa mengalami reaksi serupa.
Pada manusia, korban yang diserang jadi tidak bisa menjerit minta tolong, melarikan diri, apalagi melawan balik si pelaku karena sekujur tubuhnya tidak bisa digerakkan.
Ingat, bukan berarti korban mengizinkan pelaku untuk berbuat keji! Korban justru sangat tidak berdaya sampai-sampai ia kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri.
• Viral Lulusan UI Tolak Kerja Gaji Rp 8 Juta, Dian Sastro Ungkap Gaji Pertama Setelah Lulus Kuliah
Sebenarnya reaksi ini cukup lumrah ditemui dalam berbagai situasi menegangkan.
Misalnya ketika seseorang tiba-tiba ditodong dengan senjata api oleh penjahat atau merasa melihat hantu
Tentu sulit sekali untuk langsung bergerak dan melawan balik perampok itu, bukan?
Kebanyakan orang justru akan berdiri mematung saking kaget dan takutnya.
Sama halnya dengan seorang korban pemerkosaan.
Ketika diserang, dalam benaknya korban juga akan berusaha untuk mengosongkan pikirannya.
Hal ini dilakukan secara otomatis supaya nanti korban tak akan mengingat-ingat lagi kejadian traumatis tersebut.
• 6 Fakta Viral Polisi Terseret di Kap Mobil saat Hendak Tilang, Kronologi hingga Identitas Pengemudi
Bahaya menghakimi korban yang tak bisa berkutik
Menurut dr. Anna Möller, seorang peneliti dari Karolinska Institutet and Stockholm South General Hospital di Swedia, menghakimi dan menyalahkan korban karena tidak melawan balik si pelaku sangat berbahaya.
Pasalnya, sejumlah penelitian membuktikan kalau korban-korban pemerkosaan yang pada saat kejadian mengalami kelumpuhan sementara lebih rentan mengalami PTSD (gangguan stres pascatrauma) dan depresi.
Ini karena dalam hatinya, para korban menyalahkan diri sendiri karena tidak berdaya melawan serangan pelaku.
Tekanan dari diri korban sendiri begitu besar sehingga mengganggu kejiwaannya dan menyebabkan trauma psikologis yang serius.
Apalagi kalau ditambah komentar-komentar dari masyarakat luas.
Hal ini akan semakin menghambat pemulihan korban, baik secara jasmani maupun rohani.
Karena itu, sebaiknya jangan pernah menyalahkan seseorang karena tidak mampu melawan pelaku kejahatan seksual. (Artikel Kompas.com)