Kilas Balik
Kisah Pierre Tendean, Perwira Tampan yang Gugur Saat G30S karena Ngaku AH Nasution, Langsung Diculik
Pierre Andreas Tendean, merupakan satu dari tujuh perwira tinggi TNI yang gugur saat peristiwa G30S atau Gerakan 30 September tahun 1965.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
Lulus sekolah intelijen, Pierre Andreas Tendean pun menjadi sorang mata-mata.
Ia sempat ditugaskan melakukan penyusupan saat adanya konfrontasi Indonesia-Malaysia.
Berkat kerja keras dan kemampuannya, Pierre Andreas Tendean dipandang sebagai TNI yang unggul.
• Pierre Tendean, Pahlawan Ganteng yang Batal Menikah karena Meregang Nyawa, Intip 4 Foto Kecenya!
Dilansir dari Kompas, hal ini terbukti dari berebutnya tiga jenderal untuk menjadikan Pierre Andreas Tendean sebagai ajudan.
Mereka adalah Jenderal AH Nasution, Jenderal Hartawan, dan Jenderal Kadarsan.
Dari ketiga jenderal itu, Jenderal AH Nasution lah yang mendapatkan sosok Pierre Andreas Tendean.
Hal ini disebabkan Jenderal AH Nasution disebut sant menginginkan Pierre Andreas Tendean menjadi ajudannya.
Akhirnya, Pierre Andreas Tendean pun menjadi menggantikan ajudan sebelumnya, Kapten Manullang.
Kapten Manullang gugur saat bertugas di Kongo untuk menjaga perdamaian.
• Ribuan Pemberontak Kongo Ketakutan, Kopassus Buat Mereka Gemetar Bermodalkan Kain dan Bau Bawang
Pierre Andreas Tendean pun dipromosikan sebagai Letnan Satu (Lettu).
Lettu Pierre Tendean pun menjadi ajudan Jenderal AH Nasution termuda.
Pada usia 26 tahun, ia sudah mengawal sang jenderal ternama.
Tidak hanya mengawal Jenderal AH Nasution, Lettu Pierre Tendean pun akrab dengan putri Jenderal AH Nasution, Ade Irma Suryani.
Potret berdua mereka bahkan terpajang di Museum AH Nasution.
Namun, kisah hidup Lettu Pierre Tendean sebagai ajudan AH Nasution berakhir tragis.
• Ketakutan Jenderal TNI AD Sintong Panjaitan Saat Dibentak Soeharto, Bermula dari Kondisi Timor Timur