Pengrajin Logam di Desa Ngingas Sidoarjo Keluhkan Mudahnya Barang Impor Masuk ke Indonesia
Pengrajin logam di Desa Ngingas, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, keluhkan mudahnya barang impor masuk ke Indonesia.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Pengrajin logam di Desa Ngingas, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, keluhkan mudahnya barang impor masuk ke Indonesia.
Ketua Koperasi Waru Buana Putra, Samsul Anam mengatakan, hal tersebut menjadi masalah, karena barang produksi lokal menjadi sulit bersaing.
"Barang impor yang rata-rata didatangkan dari China tersebut harganya lebih murah dan kuantitasnya selalu banyak. Akhirnya kita sulit bersaing dan akhirnya mempengaruhi omzet kita," ujarnya kepada TribunJatim.com, Sabtu (3/8/2019).
• Mesin Pengolah Sampah Desa Ngingas Waru Wakili Sidoarjo di Inotek Award Jatim 2019
• Beri Pembekalan Kepada 40 Pelaku UKM, APSI Dorong Pengusaha Sampah Naik Kelas
Ia membandingkan pada tahun 2017 ke bawah, ketika barang impor belum terlalu membanjiri pasaran, omzet per bulan bisa mencapai Rp 1 miliar.
"Namun untuk sekarang susah sekali. Tahun 2017 ke atas dapat omzet per bulan Rp 900 juta saja sangatlah sulit, ya turun sekitar 30-40 persen. Padahal omzet tersebut diputar kembali untuk operasional usaha," keluhnya.
Ia mengaku harga barang impor China dapat lebih murah dibandingkan produk lokal, karena harga bahan baku di negara tersebut sangatlah murah sekali.
"Pelat besi yang dijadikan bahan bakunya kalau di China harganya hanya Rp 9000 per Kg. Sementara di sini, mencapai Rp 11.500 per Kg. Akhirnya rata-rata pemesan cenderung memilih produk impornya, karena lebih murah. Dan kita biasanya hanya kebagian mendapat pesanan dalam jumlah tak terlalu banyak dari pemesan," jelasnya.
• Pemkot Surabaya Penuhi Keinginan Warga Eks Lokalisasi Dolly untuk Bangun Kampung Wisata UMKM
• Songsong Industri 4.0, Pelaku UMKM di Gresik Mendapat Pelatihan Digital Marketing
Samsul menjelaskan, masalah ini tidak hanya dirasakan oleh dirinya saja.
Namun juga kepada 200 lebih UKM pengrajin logam yang ada di Desa Ngingas.
"Semua pengusaha mengeluhkan hal yang sama. Ya kita berharap pemerintah memperketat masuknya barang impor, agar produk lokal ini bisa terus eksis. Serta kita meminta agar bahan bakunya dapat ditekan semurah mungkin agar produk lokal dapat bersaing dengan yang impor," pungkasnya.
Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com: