JFC-18 Tanpa Sang Presiden, Tetap Semarak Dimeriahkan Karya Anne Avantie, Penampilan Cinta Laura

Meski diselipi kesedihan, kemeriahan dan kemewahan JFC tetap terasa. Ribuan pengunjung memadati 'street runway' sepanjang 3,6 kilometer mulai dari arena utama JFC di Jl Sudarman hingga di GOR PKPSO Kaliwates, Jember.

Bupati Jember Faida dalam sambutannya mengatakan, meninggalnya Dynand Fariz tidak berarti membuat JFC berhenti.

"JFC tidak akan berhenti, harus dijaga kelangsungannya karena JFC bukan hanya milik Dynand Fariz, juga bukan hanya milik Jember tetapi milik Indonesia dan menjadi kebanggaan dunia," tegas Faida kepada Tribunjatim.com.

JFC, kata Faida, merupakan karnaval fesyen yang menjadi bagian dari pariwisata. Menurutnya JFC juga menjadi karnaval inklusi di dunia.

"JFC tidak hanya menjadi karnaval terbaik internasional ketiga, tetapi juga karnaval inklusi di dunia karena melibatkan peserta dari semua kalangan, tidak pandang bulu kondisinya seperti apa," tegasnya.

Pernyataan Faida mengacu kepada keterlibatan mantan pasien bibir sumbing di JFC-18. Sejumlah anak-anak mantan pasien bibir sumbing ikut dalam pagelaran JFC ini. Tiga orang warga binaan Lapas Jember juga ikut dalam puncak JFC-18. Selain ada pelajar, pekerja, model, juga aktris dan penyanyi Cinta Laura Kiehl serta Puteri Indonesia 2019 Frederika Alexis Cull.

Aktris yang juga penyanyi Cinta Laura mengaku bangga dan senang bisa bergabung di JFC-18. Menurutnya, orang Jember harus berbangga memiliki JFC.

"Kalian, terutama anak-anak muda harus bangga punya JFC yang mendunia. Saya bangga dan senang bisa hadir dan membantu JFC," kata Cinta.

Cinta Laura tampil dua kali di JFC-18. Pertama dia tampil dalam kostum Hudoq yang didominasi warna hijau. Dia tampil di awal-awal karnaval. Di akhir karnaval, Cinta Laura kembali tampil kali ini menyanyikan sebuah lagu. Cinta juga ikut menyapa warga Jember yang memadati rute karnaval dari atas kendaraan yang membawanya. Sedangkan Frederika Alexis Cull tampil dalam kostum cendrawasih.(Sri Wahyunik//Tribunjatim.com)