Juara di Zero Waste Academy Sidoarjo, Warga RT 23 RW 7 Sekardangan Olah Sampah Jadi Rupiah
Suasana asri menyambut TribunJatim.com saat mengunjungi RT 23 RW 7 Sekardangan Sidoarjo pada Selasa (6/8/2019) siang.
Penulis: Anugrah Fitra Nurani | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Suasana asri menyambut TribunJatim.com saat mengunjungi RT 23 RW 7 Sekardangan Sidoarjo pada Selasa (6/8/2019) siang.
Di bagian timur RT depan Jalan Wijaya Kusuma itu, terdapat bundaran yang tengahnya dibuatkan taman mini.
Di sekelilingnya pun tampak segar dengan berbagai instalasi tanaman hidroponik sampai vertikal garden.

• RT 23 RW 7 Sekardangan Sidoarjo, Kampung Kolektor Juara yang Berhasil Sabet Penghargaan Nasional
belum termasuk berbagai tanaman di tiap-tiap rumah warga.
"Titik balik kami mulai ingin jadi seperti ini (berkontribusi pada lingkungan) itu pas di Zero Waste Academy," ucap bu Edy, bu RT setempat bersama Retno, Kader lingkungan setempat.
Ya, RT 23 RW 7 Sekardangan memang tercatat menerima penganugrahan Sidoarjo Bersih Hijau (SBH) Zero Waste Academy 2017-2018 dari Dinas Lingkungan Hidup Sidoarjo.
Sejak saat itu, pengurus RT 23 RW 7 Sekardangan mulai merancang berbagai program lingkungan.
Mulai dari memberikan contoh, hingga mengirim surat edaran perintah untuk warga menanam minimal 5 jenis tanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga).
"Dulu nggak hijau seperti ini. Mungkin karena lihat hasilnya segar hijau, warga pun lanjut menanam yang lain" ucap bu Edy.
• 40 Ton Pisang Tanduk dan Kepok dari Puspa Agro Sidoarjo Diekspor ke Negeri Jiran Malaysia
Program lingkungan dilanjutkan dengan program instalasi hidroponik untuk menanam sayur.
Instalasi tanam hidroponik ini langsung terhubung dengan kolam lele.
Meski terdengar seperti program besar, RT 23 RW 7 Sekardangan tidak punya banyak lahan untuk program ini.
Para pengurus pun tak jarang memanfaatkan area-area sempit pinggir jalan gang, maupun samping pos untuk membuat instalasi hidroponik.
Selama area itu tidak mengganggu jalur lalu lintas, area itu bisa dimanfaatkan untuk menanam.
Program ini turut membawa pulang juara dari lomba tingkat Kabupaten Sidoarjo.
"Masyarakat setiap hari diingatkan untuk menjaga lingkungan lewat WA (Whatsapp). Dan sekarang warga sudah hidup bersih tanpa diminta lagi" tutur bu Edy.
• Peristiwa Berdarah di Waru Sidoarjo Pelakunya Keluarga Sendiri, Satu Pelaku Jadi DPO
Belum puas, pengurus pun merancang program bank sampah.
Hadirnya Bank Sampah ini pun menarik warga untuk memproses sampah rumah tangga mereka di rumah.
Sampah kering seperti botol plastik, kaleng bekas, tas plastik kering bisa mereka jual di Bank Sampah untuk dapat pundi-pundi rupiah.
Sementara sampah organik seperti kulit buah, sisa sayuran, dan lain-lain mereka olah sendiri di keranjang komposter kecil yang dinamai takakura.
Sampah organik yang disimpan dalam 3 pekan ini akan jadi pupuk kompos, dan bisa kembali dijual di bank sampah yang sama.
Setiap 2,5 kg kompos yang dihasilkan warga, bisa dibeli pihak Bank Sampah RT 23 RW 7 Sekardangan seharga RP 4000 rupiah.
"Nggak bondo, oleh duit, enak toh? uang iuran RT pun lebih ringan kalau pakai uang ini," tutur Retno sang kader lingkungan setempat.
Efeknya, Warga RT 23 RW 7 Sekardangan kini benar-benar hanya membuang sampah residu yang tak bisa diolah rumahan, seperti popok (maupun pembalut) bekas, puntung rokok, serta plester luka.