Mati Listrik Makan Korban Jiwa, Arif Poyuono Bersuara Lantang: Direksi PLN Harus Kita Penjara Semua!
Arief Poyuono menyuarakan dengan lantang, bahwa seluruh direksi PLN harus masuk penjara karena pemadaman listrik yang memakan korban jiwa.
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Adi Sasono
Arief Poyuono meminta agar seluruh jajaran PT PLN tanggung jawab atas kejadian pemadaman listrik tersebut.
"Jangan hanya bertanggung jawab. Pak Jokowi bertanya lalu dia menjawab," lanjut Arief Poyuono.
Arief Poyuono mengungkapkan sampai saat ini ia belum mengajukan gugatan, karena sepengatahuannya hingga saat ini belum ada korban jiwa karena peristiwa mati listrik.
• Megawati Berpeluang Besar Terpilih Kembali Jadi Ketum PDIP, Ternyata Segini Kekayaan Megawati
• Megawati Minta Kader Jaga Sikap saat Prabowo Hadiri Kongres PDIP, Gubernur Bali: Jangan Teriak Huu
Namun tiba-tiba Najwa Shihab dan anggota YLKI Tulus Abadi mengungkapkan mati listrik yang terjadi beberapa hari lalu, telah menelan lima korban jiwa.
"Ini saya belum mengajukan gugatan loh, kalau ada yang meninggal akibat pemadaman listrik..," kata Arief Poyuono.
"Sudah ada korban meninggal, ada lima orang," imbuh Najwa Shihab dan Tulus Abadi.
Dengan lantang Arief Poyuono langsung mengatakan, apabila hal tersebut benar adanya maka seluruh direksi PLN harus dipidanakan.
Ia lantas membandingkannya dengan kasus kecelakaan pesawat di Jepang dan Yogyakarta.
"Kalau sudah ada patut kita pidanakan direksinya PLN," tegas Arief Poyuono.
"Pernah terjadi ya, sebuah pesawat Garuda di Jepang ada yang meninggal dihukum, di Jogja dihukum pilotnya penjara,"
"Nah ini juga direksi PLN harus kita penjara semua," tambahnya.
• Jokowi Jengkel pada PLN karena Listrik Mati, Fadli Zon: Yang Harusnya Kecewa Rakyat, Bukan Presiden
• Dhawiya Bongkar Pekerjaan Sebenarnya Jennifer Dunn, Setelah Jedun Pamer Rumah Mewah Seharga Rp 42 M
Arief Poyuono menambahkan peristiwa mati listrik tersebut juga telah merugikan banyak pihak.
Mulai dari perusahaan start up hingga pedagang ikan hias.
"Sudah merugikan jiwa, ekonomi lebih dari Rp 1 triliun," jelas Arief Puyuono.
"Perusahan start up enggak bisa, telepon enggak bisa,"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/politikus-partai-gerindra-arief-puyuono.jpg)