Liga Indonesia
Arema FC Vs Persebaya, Laga Tandang ke Malang, Mental dan Psikologi Pemain Bajul Ijo Berperan Besar
Laga sarat gengsi Arema FC vs Persebaya Surabaya bertajuk Derbi Jatim akan tersaji pada lanjutan pertandingan Liga 1 2019 pekan ke-14.
Penulis: Khairul Amin | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Laga sarat gengsi bertajuk Derbi Jatim akan tersaji pada lanjutan pertandingan Liga 1 2019 pekan ke-14.
Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya akan dihelat di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Kamis (15/8/2019) mendatang.
Melihat rivalitas kedua tim, dipastikan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya akan menjadi tontonan menarik.
Apalagi saat ini kondisi kedua tim sangat berbeda setelah Persebaya Surabaya baru saja mengistirahatkan Djadjang Nurdjaman dari posisi pelatih kepala.
• Jelang Arema FC Vs Persebaya, Irfan Jaya Bercerita Kenangan Istimewa Tampil di Stadion Kanjuruhan
• Laga Arema FC vs Persebaya, Djanur Dipecat, Singo Edan Nilai Bajul Ijo Tetap Tim Berbahaya
Persebaya Surabaya sementara akan didampingi oleh pelatih caretaker yang sekaligus menjadi legenda hidup Persebaya Surabaya, Bejo Sugiantoro.
Disampaikan pengamat Persebaya Surabaya, Dhion Prasetya, meski Bajul Ijo berada pada kondisi kurang baik, dengan motivasi dan keyakinan untuk bangkit, Persebaya Surabaya miliki peluang besar bisa raih poin di Malang.
“Seharusnya adanya perubahan sekalipun itu pelatih berstatus caretaker. Pasti ada dampak perubahan, bisa dari sisi taktikal dan semangat daya juang bangkit di lapangan,” terang pria yang akrab disapa Dhion tersebut pada TribunJatim.com, Senin (12/8/2019).

Meskipun dipastikan kemenangan di Malang tidak mudah.
Arema FC sejauh ini di Liga 1 2019 tampil apik jalani laga kandang.
Dari lima laga kandang yang sudah dilakoni sejauh ini, tim berjuluk Singo Edan itu menangkan lima laga, dan satu laga telan kekalahan.
• Djanur Dipecat, Bejo Sugiantoro Bangkitkan Mental Pemain Persebaya Surabaya sebelum Lawan Arema FC
• Kontrak Nelson Alom Dengan Persebaya Surabaya Berakhir Setelah Putaran Pertama Selesai
Belum lagi, berdasarkan rekor pertemuan kedua tim, Persebaya Surabaya selalu kesulitan raih poin di Malang.
Kali terakhir Persebaya Surabaya raih satu poin di Malang pada Liga Indonesia musim kompetisi 1997-1998.
Laga yang berlangsung 12 April 1998 tersebut berakhir dengan skor imbang 0-0.

Setelahnya, Persebaya Surabaya selalu telan kakalahan saat bermain di Malang.
Termasuk dua pertemuan terakhir musim ini di Piala Presiden 2019, hasil lebih berpihak pada Arema FC.
Persebaya ditahan imbang 2-2 saat bermain di Surabaya (9/4/2019), lalu kalah 2-0 dari Arema FC saat bermain di Malang (12/4/2019).
• Beri Jangka Satu Bulan, Begini Penjelasan Manajer Persebaya Soal Pengganti Djadjang Nurdjaman
• Pecat Djanur, Persebaya Surabaya Mulai Cari Pelatih Baru, Berikut Kriteria Pelatih yang Dicari
“Memang tak mudah meraih angka penuh di Malang. Statistik dan sejarah membuktikan. Tapi tak ada yang tidak mungkin. Yang penting berusaha maksimal,” tambah pria asal Sidoarjo tersebut.
Namun melihat performa tim di tiga laga terakhir, Persebaya Surabaya sedikit lebih diuntungkan karena tak satupun telan kekalahan.
Dua laga barakhir imbang (hadapi Semen Padang dan Madura United), dan satu laga lain berhasil dimenangkan (dari Persipura Jayapura).
Sementara, Arema FC telan kekalahan (Kalteng Putra), imbang satu laga (hadapi Persija Jakarta), satu lainnya raih kemenangan (Persib Bandung).
Namun, paling penting disampaikan Dhion, sisi psikologi pemain menjadi kunci dari pertandingan sarat gengsi tersebut.
• Laga Klasik Arema FC Vs Persebaya Surabaya Akan Diamankan 1749 Personel Keamanan
• Peringati HUT Arema ke-32, Aremania Bentangkan Bendera Raksasa di Kota Batu
Mental dan psikologi pemain berperan besar menentukan hasil akhir perjuangan pemain di lapangan.
Karena dipastikan, para penggawa Bajul Ijo akan bermain di bawah tekanan suporter Arema FC, Aremania.
“Psikologi tim harus dipulihkan. Sambil dipulihkan, para pemain Persebaya harus diyakinkan bahwa mereka adalah kumpulan pemain-pemain hebat, berkualitas, dan berkelas,” ucap pria 33 tahun tersebut.
Jika faktor tersebut sudah dibenahi, disebut Dhion, bukan tidak mungkin Persebaya Surabaya akan bisa raih kemenangan pertama di Malang setelah sejak musim 1992 selalu gagal.
“Jika ini benar-benar terjadi, bukan tidak mungkin para pemain Persebaya bakal bermain ngoyo layaknya banteng kedaton dan raih kemenangan,” pungkas Dhion. (Khairul Amin)
Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com: