Jual Dua Ekor Sapi Agar Lolos CPNS, Warga Pakisaji Malang Malah Kena Tipu Oknum Rekrutmen Palsu
Nasib buntung menimpa KS warga Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Niatnya mencari kerja dan bermimpi menjadi pegawai negeri sipil (PNS)
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aminatus Sofya
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Nasib buntung menimpa KS warga Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Niatnya mencari kerja dan bermimpi menjadi pegawai negeri sipil (PNS), malah ditipu oleh NP, seorang petugas keamanan di Kantor Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
KS yang terkena kasus penipuan CPNS mengatakan harus menjual dua ekor sapi untuk membayar uang Rp 75 juta yang diminta NP. Awalnya, dia ditawari menjadi staf Satpol PP Kota Malang dengan imbalan gaji Rp 1,9 juta per bulan.
"Saya jual sapi mbak milik orang tua untuk bayar. Tapi malah ditipu," aku KS ketika ditemui TribunJatim.com, Selasa (13/8/2019).
• Waspada Kasus Penipuan CPNS, Dijanjikan Jadi PNS Pemkot Malang, Warga Pakisaji Rugi Rp 75 Juta
• Tersangka Penipuan Haji Ungkap Keterlibatan Oknum Lain, Murtadji Djunaidi: Saya Tak Bisa Ngomong
Pria 25 tahun ini empat bulan menganggur dan tergiur dengan tawaran NP. Untuk menjadi pegawai honorer, dia diharuskan membayar Rp 15 juta untuk keperluan administrasi.
Setelah uang dibayar, NP kembali mendatangi KS dengan membawa surat berstempel dan ditanda tangani oleh Kepala Satpol PP, Priyadi. Dalam surat itu, pengumuman rekruitmen honorer dilakukan tanggal 30 April dan KS diminta menunggu.
"Setelah itu, KS ke rumah dan menawarkan CPNS. Katanya ada CPNS di Pemkot Malang. Tapi biayanya Rp 150 juta," katanya.
"Karena saya tidak punya uang, saya bayar Rp 60 juta. Sisanya dibilang mau diselesaikan oleh NP," imbuhnya.
Kedok NP terbongkar ketika KS mendatangi Kantor Satpol PP Kota Malang pada 30 April. Dari sana, pegawai dia diberitahu telah ditipu dan tak pernah ada rekruitmen honorer bahkan CPNS.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi KS. Ia mengaku kapok dan tidak akan tergiur dengan iming-iming pekerjaan menjadi PNS.
"Saya kapok dan kecewa. Saya masih berharap NP mengembalikan uang saya," tutupnya.